Minggu, 08 Oktober 2017

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai
BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang  Masalah
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian tersirat amanat bahwa  dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional diperlukan pegawai negeri sipil yg berperan sebagai pelayan masyarakat, dengan penuh kesetiaan  kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Peranan dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (Pegawai) sangat penting dan menentukan karena pegawai negeri merupakan unsur aparatur negara dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Anggaran Negara yg dibelanjakan untuk kepentingan pegawai negeri dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, namun hal tersebut belum diimbangi dengan peningkatan profesionalisme dan integritas yg tinggi bagi komunitas Pegawai Negeri Sipil. Belanja pegawai adalah semua pengeluaran negara yg digunakan untuk membiayai kompensasi dalam bentuk uang atau barang yg diberikan kepada pegawai pemerintah pusat, pensiunan, anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan pejabat negara,  baik yg bertugas di dalam negeri maupun di luar negeri, sebagai imbalan atas pekerjaan yg telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan  yg berkaitan dengan pembentukan modal.
Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, para pengambil kebijakan dapat melakukan perbaikan kedalam, yg salah satunya melalui pengembangan sumber daya manusia. Perbaikan kondisi internal  ini sekaligus bertujuan untuk  memperkuat diri dan meningkatkan daya  tahan dalam menghadapi persaingan lokal dan global yg pasti akan semakin ketat. Ini artinya instansi harus memperbaiki  sistem  manajemen kinerja instansinya melalui perbaikan kinerja pegawainya, karena keberhasilan instansi dalam memperbaiki kinerja instansinya sangat  tergantung pada kualitas sumber daya manusia yg bersangkutan dalam berkarya atau bekerja.
Bekerja merupakan kegiatan manusia untuk mengubah keadaan tertentu dari suatu alam lingkungan. Perubahan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup  dan memelihara hidup yg pada dasarnya untuk memenuhi tujuan hidup. Pada  dasarnya  kebutuhan  hidup  manusia  tersebut  tidak  hanya  berupa  material, tetapi  juga bersifat  non-material seperti  kebanggaan dan kepuasan kerja. Di dalam  proses  mencapai kebutuhan yg diinginkan, tiap individu cenderung akan dihadapkan  pada hal-hal baru yg mungkin tidak diduga sebelumnya, sehingga melalui bekerja   dan pertumbuhan pengalaman, seseorang akan memperoleh kemajuan dalam  hidupnya. Dalam proses bekerja itulah seseorang dapat dilihat bagaimana kinerjanya.
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan   selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai  kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran maupun criteria yg  ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja berasal  dari  kata  performance, berasal dari akar kata to  perform yg mempunyai beberapa masukan (entries), yakni (1) melakukan,  menjalankan, melaksanakan (to do or carry out execute); (2) memenuhi atau   melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to dischange of fulfill; as vow);  (3)  melaksanakan atau menyempurnakan  tanggung jawab (to execute or complete an understanding); (4) melakukan sesuatu yg diharapkan oleh seseorang atau mesin  (to do what is expected of a person machine).
Dari masukan tersebut dapat diartikan, kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan pekerjaan tersebut sesuai dengan tanggung jawabnya sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yg diharapkan. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan pengetahuan  dan motivasi kerja. Oleh karena itu, ada dua faktor utama yg mempengaruhi kinerja individu yakni pengetahuan  (ability), dan motivasi kerja (motivation) individu tersebut. Pengetahuan  individual tergantung dari tingkat pengetahuan (knowledge) yg dimiliki, latar belakang pendidikan, dan keterampilan (skill) yg dikuasai. Sedangkan motivasi kerja individual tergantung sikap (attitude) sebagai motivasi dasar dan lingkungan yg mempengaruhi motivasi tersebut. Oleh karena itu, pembinaan dan peningkatan kinerja individu dapat dilakukan dengan pembinaan dan peningkatan pengetahuan  dan motivasi kerja yg dimiliki. 
Peningkatan pengetahuan  kerja dilakukan dengan upaya peningkatan aspek-aspek yg mendasari unsur tersebut yakni pengetahuan dan keterampilan kerja individu serta peningkatan motivasi kerja dilakukan dengan cara membina sikap mental individu serta situasi/lingkungan yg mendorong timbulnya kepuasan dan kemauan kerja individu. Puskemas merupakan suatu instansi pelayanan publik, maka Puskemas terus berupaya meningkatkan kompetensi pegawainya dimana sasaran akhir adalah terjadinya peningkatan kinerja pegawainya dalam menjalankan tugasnya, memberdayakan seluruh pegawai agar dapat bekerja secara optimal, efektif dan efisien.
Langkah antisipasi secara total yg diperlukan untuk menghasilkan  lulusan  yg mandiri,  professional dan kompetitif tersebut maka perlu meningkatkan kinerja Pegawai Puskemas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie dengan penguasaan    pengetahuan (cognitive), penguasaan keterampilan (psychomotoric), Pengembangan    sikap mental (affective), dan Pengorientasian pada pekerjaan (transferability). Pengelolaan  Puskemas mutlak harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mengingat dewasa  ini   Puskemas di Indonesia diperhadapkan pada masa depan yg penuh tantangan, karena laju perubahan bergerak sangat cepat, tuntutan  masyarakat semakin tinggi, kehidupan sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan faktor-faktor lain yg kompleks dalam era globalisasi ini. Untuk mengetahui keadaan Pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie maka dapat dilihat seperti tabel di bawah ini.
Tabel I.1
Keadaan Pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie Tahun 2016
Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai
Sumber: Arsip Pukesmas Indrajaya (2015)
Puskemas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie sebagai salah satu Puskemas dalam menjalankan tugas dan fungsinya selalu mengacu pada kode etik dan peraturan-peraturan yg berlaku sebaga kunci kesuksesan Puskesmas dalam menjalankan tugasnya selaku pelayanan publik. Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yg telah ditentukan.  Pegawai yg produktif menggambarkan potensi, persepsi, dan kreativitas seseorang yg senantiasa ingin menyumbangkan pengetahuan  agar bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Jadi, pegawai yg produktif adalah orang yg dapat member sumbangan yg nyata, imaginatif dan inovatif dalam  mendekati persoalan hidupnya serta mempunyai kepandaian (kreatif) dalam mencapai tujuan hidupnya, bertanggung jawab dan responsif dalam hubungannya dengan orang lain (kepemimpinan). Pegawai seperti ini merupakan aset organisasi yg selalu berusaha  meningkatkan diri dalam organisasinya, dan akan menunjang pencapaian produktivitas organisasi. Oleh  karena  itu,  organisasi  perlu  melakukan  upaya akuisisi atau pengembangan kompetensi secara sistematis.  
Pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pembinaan dan peningkatan pengetahuan dan motivasi kerja yg dimiliki. Peningkatan  pengetahuan kerja  dilakukan  dengan  upaya  peningkatan aspek-aspek yg mendasari unsure tersebut yakni pengetahuan dan keterampilan kerja  individu  serta peningkatan motivasi kerja dilakukan dengan cara membina sikap mental individu serta situasi/lingkungan yg mendorong timbulnya kepuasan dan kemauan kerja individu.
Seirama  dengan  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi yg  cepat serta  persaingan yg begitu ketat dan tuntutan reformasi maka seluruh komponen  Puskemas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie termasuk seluruh karyawan turut serta mendukung dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara berkesinambungan. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil didalam berbagai bidang sudah merupakan tuntutan dunia global yg tidak dapat ditunda dan dituntut untuk   memiliki pengetahuan  dalam membuat rencana pengembangan SDM yg  berkualitas,  dengan  melakukan  perbaikan kedalam, yg salah satunya melalui  pengembangan  SDM. Dengan perbaikan kondisi internal ini sekaligus bertujuan untuk memperkuat diri dan meningkatkan daya tahan dalam menghadapi persaingan lokal dan global  yg akan semakin ketat. Ini artinya Instansi harus memperbaiki kinerja instansinya melalui perbaikan kinerja pegawainya.
Dalam  pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie, maka dukungan kualitas sumber daya aparatur menjadi sebuah keharusan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau instansi.  Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yg mempunyai kompetensi tinggi karena kompetensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja pegawai. Selama ini banyak instansi pemerintah yg belum mempunyai pegawai dengan kompetensi yg memadai, ini dibuktikan dengan rendahnya  produktivitas  pegawai  dan  sulitnya mengukur kinerja pegawai di lingkup instansi puskesmas.
Selama ini penilaian prestasi kinerja pegawai menggunakan Daftar Penilaian Pelaksaan Pekerjaan (DP3) yg didalam terdapat 8 (delapan) unsur, yaitu kejujuran, kesetiaan,  ketaatan, prestasi kerja, tanggung jawab, kerjasama, kepemimpinan dan prakarsa.  Harapan terhadap profesionalisme pegawai ini dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara kinerja yg diharapkan (intended performance) dengan  kinerja nyata yg dihasilkan (actual performance) oleh pegawai. Masih banyaknya tingkat inefisiensi dalam pelaksanaan tugas merupakan bukti nyata kompetensi yg masih rendah. pegawai yg kurang professional dan kurang memiliki kesadaran  moral cenderung melakukan penyalahgunaan wewenang atau penyalahgunaan keuangan negara. Perilaku pegawai yg menyimpang tersebut akan menjadi  permasalahan yg rumit, manakala pegawai belum mampu beradaptasi dengan dinamika perubahan lingkungan termasuk kurang peka menghadapi perkembangan ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  serta  sulit  untuk  memperbaiki  kinerjanya.
Dalam pengamatan penulis pada  Instansi Puskesmas Kecamatan Indrajaya sebagai instansi kesehatan profesional ternama di Kecamatan Indrajaya seharusnya  bisa  menjadi barometer dalam pencapaian kinerja yg tinggi. Namun, kenyataan empiric menunjukkan bahwa kinerja pegawai tidak maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan  penelitian dengan melanjutkan penelitian terdahulu juga oleh penulis mengenai kompetensi dan kinerja pegawai pada Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie dan pada penelitian ini, penulis mengangkat judul  “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie”. 

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mencoba merumuskan  permasalahan  sebagai berikut:
1.   Bagaimanakah pengaruh pengetahuan, keterampilan, perilaku dan pengalaman kerja terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie? 
2.   Variabel manakah yg paling dominan mempengaruhi kinerja pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie?
1.3  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.  Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, keterampilan, perilaku dan pengalaman kerja terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie.
2. Untuk mengetahui variabel yg paling dominan mempengaruhi kinerja pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie.

1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1       Manfaat akademik
1.   Dengan mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Puskemas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie dapat memperkaya pengetahuan  mengenai  kompetensi  pegawai,  kinerja pegawai.
2.   Sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya dalam meneliti kasus yg sama menygkut kompetensi dan kinerja pegawai.

1.4.2       Manfaat Praktis
1.   Dari  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  disumbangkan  saran- saran  untuk  meningkatkan  kompetensi  pegawai,  kinerja  pegawai  dan kinerja organisasi  pada Puskesmas Kecamatan Indrjaya.
2.   Sebagai bahan pertimbangan seluruh Pukesmas dalam menyusun strategi pengelolaan Puskesmas.
 File lengkap hubungi: 08527077070

Pengaruh promosi penjualan Terhadap Minat Beli Kosmetik Wardah Pada Kalangan Perempuan di Kabupaten Pidie

Pengaruh promosi penjualan Terhadap Minat Beli Kosmetik Wardah

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah 
Dalam kehidupan sehari-sehari, tidak dapat dipungkiri kalau perempuan lebih sering menggunakan kosmetik dibanding laki-laki. Perempuan adalah makhluk yg senang akan keindahan. Kecenderungan perempuan yg ingin tampil cantik sehari-sehari dan menjadi pusat perhatian, membuat perempuan senang mempercantik diri dengan menggunakan kosmetik, hal ini dijadikan sebagai peluang bagi produsen industri kosmetik untuk mengembangkan peluang bisnisnya. Di Indonesia saat ini mulai bermunculan berbagai produk kosmetik baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan data yg diperoleh dari Kementrian Perindustrian pada tahun 2012 penjualan kosmetik mencapai 14% yaitu Rp 9,76 triliyun dari sebelumnya sebesar Rp 8,5 triliyun (Kememperin, 2012).

Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakaian barang. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan (need), melainkan karena keinginan (want). Ditambah dengan ditemukannya konsumen memutuskan memilih menggunakan produk tertentu (kosmetika) dalam rangka memperjelas identitas diri agar dipandang baik dalam komunitas tertentu.

Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yg memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Keindahan sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yg seimbang dan selaras dengan alam, yg dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif. Sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau keindahan itu berada pada mata yg melihatnya.

Keindahan seringkali diidentikkan dengan perempuan. Perempuan adalah makhluk Tuhan yg indah. Oleh karena itu Tuhan menyertakan sifat suka akan keindahan” dan pemelihara keindahan kepada perempuan. Cara perempuan memelihara keindahannya yaitu dengan cara merawat dirinya dengan baik. Untuk itulah perempuan membutuhkan sesuatu yg akan membuat dirinya selalu tampil cantik di depan orang lain. Mereka  membutuhkan kosmetik yg digunakan untuk memoles dirinya agar tampak lebih menawan. Kebutuhan perempuan untuk tampil cantik seperti yg diinginkannya menciptakan potensi pasar yg sangat besar di industri kosmetik.

Kosmetik merupakan salah satu produk yg ditawarkan sebagai pemenuhan kebutuhan sekunder (secondary goods). Bagi perempuan, produk kosmetik selalu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari demi mendapatkan dan mempertahan kecantikan dari waktu ke waktu. Setiap kosmetik diciptakan memiliki keunggulan utama yg berbeda demi pemenuhan kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Namun, seiringnya dengan perkembangan zaman, trend, bahkan kemajuan teknologi saat ini menuntut perusahaan-perusahaan penghasil kosmetik harus peka dan menciptakan inovasi-inovasi kandungan dalam produk kosmetik sesuai dengan permintaan konsumen yg semakin tinggi.

Tingginya permintaan konsumen dapat dilihat data Kementrian Perindustrian bahwa peningkatan penjualan kosmetik di Indonesia pada 2012 sebesar 14% menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun di mana konsumen kelas menengah menjadi faktor utama tingginya penjualan kosmetik di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya minat konsumen terhadap kosmetik mampu memberikan peluang besar bagi para industri kosmetik untuk memasarkan produknya di Indonesia.
Peluang besar ini juga didukung penuh oleh pemerintah dengan memberikan insentif salah satu bentuknya berupa tax allowance. Pemerintah berharap dengan adanya insentif tersebut maka industri kosmetik mampu berkembang lebih besar dan dapat berekspansi secara rutin untuk meningkatkan kapasitas produksi. Kebijakan tersebut dilengkapi pula dengan adanya pasar bebas ASEAN dan CHINA (ACFTA) yg akan berlaku pada 2015 sehingga produk-produk kosmetik China juga dapat memasuki industri kosmetik Indonesia (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2013).

Kebijakan ini dapat menciptakan persaingan yg semakin tinggi di dalam industri kosmetik Indonesia.
Menurut Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), jumlah perusahaan kosmetik di Indonesia adalah 744 perusahaan berskala besar, menengah, dan kecil dan 500 diantaranya merupakan usaha kecil menengah. Walaupun jumlah perusahaan kosmetik di Indonesia banyak tetapi jumlah penjualan kosmetik impor masih lebih tinggi dari pada kosmetik lokal. Hal ini disebabkan selain adanya kebijakan insentif yg diberikan pemerintah, para pelaku usaha industri kosmetik luar negeri memiliki pemahaman yg baik mengenai pasar kosmetik dan sangat peka terhadap dinamika pasar di Indonesia. Maka dari itu, perusahaan kosmetik lokal harus melakukan strategi pasar demi mempertahankan eksistensinya. Salah satu strateginya ialah menggunakan strategi marketing mix sehingga konsumen kosmetik tertarik untuk membeli produk-produk kosmetik lokal.

Strategi promosi merupakan salah satu awal dalam rangka mengenalkan produk kepada konsumen dan ini menjadi sangat penting karena berhubungan dengan keuntungan-keuntungan yg akan diperoleh perusahaan. Strategi promosi akan bias berguna dengan optimal bila didukung dengan perencanaan yg terstruktur dengan baik. Perusahaan harus dapat merancang strategi promosi yg tepat dalam mencapai tujuan perusahaan, salah satu tujuan perusahaan adalah dapat menarik minat konsumen untuk menggunakan jasa yg ditawarkan. Oleh karena itu untuk menarik perhatian konsumen melakukan pembelian maka perusahaan harus bisa menerapkan suatu strategi pemasaran yg tepat sesuai dengan kondisi pasar yg dihadapi.

Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dengan memilih promosi yg tepat dalam memasarkan produk. Dari segi produk, perusahaan mampu merancang suatu produk dengan baik agar bermanfaat dan mudah digunakan oleh konsumen. Dari rancangan produk, dapat dilihat seberapa jauh kualitas yg ditawarkan. Kualitas adalah suatu standar sebagai pengukur dalam membedakan suatu benda dengan yg lainnya. Semakin baik suatu rancangan produk maka semakin banyak konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Produk menjadi salah satu penentu bagi konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian produk.

Banyak kalangan perempuan di Kabupaten Pidie mengikuti perkembangan jaman, apalagi di bidang kecantikan, perempuan Pidie sangat peduli terhadap kecantikannya karena merupakan ciri khas seorang perempuan yg dipandang sama kecantikannya. Oleh sebab itu perempuan yg menggunakan wardah sebagai kosmetik kecantikan sudah tergolong banyak, Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sales-sales kosmetik wardah yg berdatangan ke toko-toko kosmetik dan pemahaman perempuan-perempuan Pidie terhadap produk kecantikan yg satu ini sudah sangat melekat.

Keberadaan sales promotion pada aulet (toko) sangat berpengaruh terhadap efektivitas pemasaran produk wardah di Kabupaten Pidie. Sebagai pengukuran keberhasilan pemasaran dengan menempatkan sales promotion pada toko-toko kosmetik di Kabupaten Pidie sangat berpeluang terhadap keberhasilan pemasaran produknya. Dimana, perempuan-perempuan di Kabupaten Pidie mempunyai cara hidup berbeda tentang gaya hidup di segi kecantikan. Keberadaan sales promotion yg umumnya perempuan-perempuan cantik menjadi ukuran bahwa produk yg sales-sales tersebut menjadi sampel terhadap keberhasilan produk wardahnya.

Berdasarkan latar belakang yg telah dipaparkan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh promosi penjualan Terhadap Minat Beli Kosmetik Wardah Pada Kalangan Perempuan di Kabupaten Pidie”.

1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah yg telah dikemukakan di atas maka yg menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimanakah pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli kosmetik wardah pada kalangan perempuan di Kabupaten Pidie”?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli kosmetik wardah pada kalangan perempuan di Kabupaten Pidie”.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yg diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • Sebagai penambahan ilmu menygkut teori-teori yg selama ini belum memahami tentang bahan ajaran pada masa masa perkulian atau masa menempuh pendidikan.
  • Bagi Perusahaan, dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber masukan bagi perusahaan untuk dapat mengetahui faktor mana yg paling dominan dalam mengetahui mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk kosmetik wardah yg ditawarkan sehingga perusahaan dapat menentukan strategi dimasa mendatang.
  • Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yg tertarik mengangkat permasalahan serupa. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Java

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penundaan Beasiswa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan merupakan salah satu organisasi yg bergerak di bidang pelayanan jasa. Salah satu target lembaga pendidikan merupakan pencapaian mutu pendidikan melalui tenaga pengajar. Berbagai program yg dirancang oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan diwilayah negaranya, seperti dukungan sarana dan prasarana pendidikan, hibah pembangunan, pemberian beasiswa kepada peserta didik sebagai pendukung lembaga pendidikan dalam menjalani aktivitasnya. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus menggenjot laju perkembangan lembaga pendidikan, hal ini dibuktikan dengan keseriusan pemerintah dalam menganggarkan keuangan dalam kapasitas besar untuk lembaga pendidikan dengan langkah-langkah yg berbeda.

Sebagai bukti keseriusan pemerintah dapat dilihat dengan banyaknya program-program yg dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui jalur Kopertis dalam wilayah masing-masing menyusun program yg berorientasi pada kepentingan lembaga pendidikan.

Pemberian beasiswa merupakan salah satu program pemerintah melalui kopertis wilayah yg ditujukan kepada peserta didik dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Program pemberian beasiswa adalah langkah strategis dari pemerintah dalam menunjang perkembangan pendidikan, dimana dengan adanya program pemberian beasiswa kepada peserta didik maka akan berdampak pada pemerataan pendidikan untuk semua golongan masyarakat. Beasiswa merupakan sebuah langkah maju yg harus dipertahankan demi perkembangan generasi anak bangsa.

Permasalahan yg sering terjadi dalam menjalankan program beasiswa menjadi kendala pemerintah untuk menghasilkan kinerja yg baik. Oleh sebab itu, perlu keseriusan pemerintah dalam mengelola bawahannya. Permasalahan yg sering terjadi dalam mengelola beasiswa disebabkan kurang tepatnya alur beasiswa yg diberikan, seperti beasiswa diberikan kepada orang-orang yg mampu dan tidak terorganisir dengan baik. Beasiswa sejatinya diberikan kepada golongan-golongan masyarakat yg kurang mampu dalam membiayai pendidikan bukan kepada golongan-golongan sebaliknya, hal inilah yg menjadi permasalahan dalam mengelola beasiwa secara keseluruhan.

Lembaga pendidikan juga merupakan salah satu permasalahan yg harus diperhatikan menygkut tidak maksimalnya program dijalankan, dimana lembaga pendidikan yg menerima beasiswa juga harus bisa berkembangan dalam menjaga mutu pendidikan. Apabila lembaga tidak mampu mengembangkan mutu pendidikan, maka sia-sia beasiswa yg diperoleh. Begitu juga halnya dengan masalah yg dihadapi Universitas Jabal Ghafur yg merupakan tempat penulis melakukan penelitian Universitas Jabal Ghafur merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta yg berada di Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie. Universitas Jabal Ghafur mempunyai beberapa fakultas yaitu; Fkip, Ekonomi, Tehnik Informatika S1, DIII, Hukum, Fia dan Pertanian, Universitas Jabal Ghafur didirikan pada tahun 1982, dibawah naungan Yayasan Kampus Jabal Ghafur. Kampus yg berlokasi di atas Gle Gapui seluas hampir 100 hektar itu terletak di kawasan Kabupaten Pidie, tepatnya antara Kecamatan Indrajaya dan Mila.

Pendiri Universitas Jabal Ghafur ini adalah seorang putra Pidie bernama Nurdin Abdurrahman (almarhum), Beliau adalah rektor pertama dari Kampus ini. Kini Universitas Jabal Ghafur mulai menatap masa depan dengan tekad baru dan terus membenah diri untuk menjadi center of excellent dan menjawab tantangan baru menuju masa depan yg bermartabat, mempersiapkan generasi muda yg berakhlak mulia, bertanggung jawab kepada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Universitas Jabal Ghafur mempunyai visi dan misi yaitu menjadikan Universitas Jabal Ghafur sebagai salah satu Universitas Swasta terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menghasilkan lulusan yg berkualitas dan berdaya saing tinggi serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika. Sedangkan misi yaitu (1) menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yg berkualitas untuk pengembangan Iptek dan  Imtaq, (2) menyelenggarakan dan menggembangkan budaya penelitian untuk menghasilkan produk penelitian yg berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat, (3) menyelenggarakan kerjasama international yg saling menguntungkan dalam rangka pencapaian pembagunan untuk menjadi universitas yg mandiri, (4) meningkatkan kualitas manajemen dan menyelenggarakan pelayanan melalui penerapan prinsip akuntabilitas, transparasi dan partisipasif yg bercirikan good governance, dan (5) menggalakkan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan tanggung jawab sosial yg besar.

Disamping itu Universitas Jabal Ghafur juga mempunyai tujuan yaitu; (1) menghasilkan lulusan yg beriman, bertaqwa, menguasai Ipteks, kreatif dan bertanggung jawab menuju terwujudnya masyarakat yg madani, (2) menguasai dan mengembangkan iptek melalui kegiatan penelitian yg relevan dengan tujuan pembangunan nasional serta pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) akademik secara berdaya guna dan berhasil guna, (3) mewujudkan manajemen universitas yg terencana, produktif, efektif, efesien, akuntabel, transparan untuk mencapai kinerja universitas swasta yg unggul, (4) menghasilkan masyarakat akademik yg didukung oleh budaya ilmiah yg menjunjung tinggi kebenaran, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan tanggap terhadap perubahan nasional maupun global, (5) meningkatkan mutu fasilitas, prasarana, sarana dan teknologi untuk mendukung terwujudnya visi universitas serta dapat mewujudkan suasana akademis yg sehat dan bermanfaat bagi masyarakat dan (6) memupuk dan menjalin kerjasama dengan jajaran pemerintah, industri, dunia usaha dan perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri.

Pada saat itu Pak Nurdin sedang belajar di Malaysia dan karena panggilan hati maka beliau memutuskan pulang ke Pidie untuk diangkat sebagai bupati. Salah satu program jangka pendek beliau adalah mencerdaskan masyarakat Pidie. Berbagai cara dilakukan untuk melobi tokoh- tokoh terutama tokoh-tokoh masyarakat Aceh di perantauan. Ternyata gagasan cemerlang beliau itu mendapat dukungan penuh dari tokoh-tokoh tersebut seperti Bustanil Arifin, Abdul Gafur, A.R. Ramly dan sejumlah pengusaha lainnya. Mereka bersedia menjadi donatur untuk mendukung rencana Pak Nurdin ini. Sambutan masyarakat pun luar biasa, bahkan setiap desa di Kabupaten Pidie ikut menyumbang dana untuk pembangunan perguruan tinggi itu, kemudian di bukit kapur tandus itu berdirilah sebuah kampus megah dengan bangunan berbagai model seperti model gedung gaya Spanyol, Romawi dan rumoh Aceh. Sungguh luar biasa konsep bapak kami itu. Beliau mampu menyulap hutan menjadi sebuah sebuah kampus yg bisa dikatakan cukup megah pada saat itu, Berbagai kegiatan tingkat nasional bahkan internasional pernah diselenggarakan di kampus UNIGHA, tujuannya adalah untuk memperkenalkannya kemasyarat luas bahwa sebuah universitas telah lahir di Aceh.

Pada tahun 1986 pernah diadakan Pertemuan Sastrawan Indonesia-Malaysia-Singapura. Dalam pertemuan itu hadir Mochtar Lubis dan istrinya Halimah, Arifin C Noer dan istrinya Jajang, Taufiq Ismail dan istrinya Ati, Sutardji Calzoum Bachri, LK. Ara, Ibrahim Alfian, Hasballah, dan Ali Hasymi mantan Gubernur Aceh, penyair Poedjangga Baroe. Acara spektakuler lain yg pernah diadakan di kampus UNIGHA adalah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat internasional pun pernah diselengarakan. Berbagai seminar dan acara seremonial kampus yg dihadiri oleh para mentri terlihat lumrah dan sering diadakan dikampus yg diberi nama Universitas  Jabal Ghafur ini.

Namun sayg, kemegahan kampus itu harus terenggut oleh konflik antara GAM dan Republik Indonesia. Konflik yg terjadi telah merubah banyak gambaran Universitas Jabal Ghafur. Karena alasan keamanan, akhirnya proses kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke sekolah-sekolah dan ruko-ruko di kota sigli dan sekitarnya. Tentulah kegiaatan belajar mengajar tidaklah lagi se-efektif dulu. Kondisi keadaan pada saat itu (konflik) yg dimana semua lini kehidupan masyarat Aceh khususnya masyarat pidie baik ekonomi, politik, keamanan, serta pendidikan lumpuh, maka imbas hal tersebut juga menghambat kelancaran proses belajar mengajar di Universiats Jabal Ghafur yg mana mobilitas para mahasiswa dan para dosen, apalagi dosen yg didatangkan dari Banda Aceh terhambat akibat situasi keamanan yg tidak kondusif.

Setelah beberapa tahun harus mengkondisikan proses belajar mengajar dengan keadaan di Aceh, khususnya pidie pada saat itu, Universitas Jabal Ghafur mencoba bangkit kembali, tepatnya setelah proses perdamaian di Aceh telah di sepakati oleh kedua pihak yg bertikai pada saat itu yaitu: Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka. Kampus ini mencoba kembali untuk bangkit sedikit demi sedikit. Di mulai dengan mengaktifkan kembali proses perkuliahan di kampus induk, tepatnya di Gle Gapui, namun tidaklah mudah mengubah Universitas Jabal Ghafur menjadi seperti sedia kala, butuh proses dan waktu yg panjang agar kampus ini dapat berjalan seimbang lagi.

Terpilihnya Prof. Dr. B.I Ansari M.Pd pada awal januari 2011 sebagai Rektor Universitas Jabal Ghafur (Unigha) Pidie agaknya memberikan sedikit pencerahan terhadap perbaikan UNIGHA baik dari segi mutu dan rekonstruksi pembangunan. Berbagai program dan kegiatan mulai terlihat.  Seperti kegiatan kemahasiswaan yg sebelumnya hanyalah simbol belaka, saat ini berangur-ansur mulai bangkit dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan. Lebih lanjut, masalah akreditasi yg dulunya menjadi pemicu serangkaian perdebatan dalam internal kampus sudah terselesaikan hingga tahap 80%. Beberapa sarana dan prasarana di kampus seperti mushalla, Gedung Juree, dan Leuguna sudah rampung di perbaiki. Transparansi dalam hal keuangan baik SPP dan dana kemahasiswaanpun telah terjawab. Diharapkan Universitas Jabal Ghafur kedepan dapat merubah pandangan negatif masyarakat akhir-akhir ini, serta dapat mencetak insan akademik yg berkualitas. Yg paling penting adalah semua civitas akademika di kampus bahu membahu untuk menatap Jabal Ghafur yg lebih baik kedepannya.

Pada tahun 2016 Universitas Jabal Ghafur yg dipimpin oleh Drs. Sulaiman Usman, M.Pd terus mengalami penurunan di bidang pengelolaan akademik, hal ini terlihat jelas dengan menurunnya mutu pendidikan yg terjadi akibat konflik perebutan Jabatan Rektorat, dimana Universitas Jabal Ghafur mengalami masalah terkait dengan tidak adanya lagi beasiswa seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu Besiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) dan PPA. Hal ini sangat merugikan mahasiswa yg menempuh ilmu pendidikan di Universitas Jabal Ghafur. Program Besiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) dan PPA merupakan program yg selama ini berjalan dengan penuh keuntungan bagi mahasiswa dan juga sebagai motivasi mahasiwa dalam meningkatkan ilmu pengetahuannya.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik meneliti tentang “Faktor-Faktor Yg Mempengaruhi Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur”.

1.2 Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis dapat merumuskan  pertanyaan penelitian sebagai berikut:
  • Bagaimana pengaruh konflik Rektorat terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur?
  • Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur?
  • Variabel manakah yg paling dominan berpengaruh terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur?
1.3  Tujuan Penelitian 
Dari hasil penelitian ini hendaknya memiliki tujuan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • Untuk mengetahui pengaruh konflik Rektorat terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur.
  • Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur.
  • Untuk mengetahui variabel yg paling dominan berpengaruh terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur.
1.4  Manfaat  Penelitian 
Manfaat yg hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • Manfaat Teoritis : Sebagai landasan penelitian yg akan datang, serta dapat menambah pengetahuan dan mengidentifikasi permasalahan serta dapat memberikan pemecahan masalah bagi masalah yg dihadapi. 
  • Bagi Universitas Jabal Ghafur: Sebagai sumber informasi bagi pihak Universitas Jabal Ghafur dalam usaha meningkatkan mutu pendidikannya agar dapat memperoleh kembali beasiswa BBM dan PPA. 
  • Bagi Peneliti: Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya tentang ilmu ekonomi dibidang pengelolaan organisasi sehingga akan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
File lengkap hubungi: 085275077070

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas  Karyawan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu organisasi disamping sumber daya yang lain, misalnya modal, material, mesin dan teknologi. Dewasa ini semakin disadari oleh banyak pihak bahwa dalam menjalankan roda suatu organisasi, manusia merupakan unsur terpenting. Hal ini karena manusialah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan/organisasi, sehingga menjadi bermanfaat dan tanpa adanya sumber daya manusia maka sumber daya lainnya menjadi tidak berarti. Mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan unsur terpenting, maka pemeliharaan hubungan yang kontinyu dan serasi dengan para karyawan dalam suatu perusahaan/organisasi menjadi sangat penting.

Pada masa sekarang ini, setiap organisasi dituntut untuk memaksimalkan setiap kinerja baik di sektor organisasi swasta maupun organisasi di bawah kendali pemerintahan. Oleh sebab itu perlu langkah-langkah strategis dalam usaha pencapaian kinerja organisasi tersebut. Strategi-strategi yang harus dirancang harusnya berpacu pada kepentingan organisasi dengan cara menciptakan suasana menguntungkan bagi organisasi agar tercapainya efektivitas dalam organisasi tersebut.

BUMN merupakan suatu organisasi yang bertugas di bawah kendali pemerintahan, dalam pelaksanaan tugasnya haruslah mengutamakan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah, BUMN mempunyai kewajiban yang hampir sama dengan instansi-instansi pemerintahan lainnya, dimana BUMN merupakan suatu organisasi binaan pemerintahan, karena kebanyakan BUMN beraktivitas sebagai pelayanan publik, seperti: Perusahaan Listrik Negara, Rumah Sakit, Perbankan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu BUMN dituntut untuk lebih professional dalam menjalankan aktivitasnya.

Pelaksanaan  merupakan suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi pelaksanaan artinya menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership (pimpinan), perintah, komunikasi dan conseling (nasehat). Actuating disebut juga“ gerakan aksi “ mencakup kegiatan yangdilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkankegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan danpengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan lansung dengan orang-orang dalam organisasi

Motivasi merupakan dasar bagi kebanyakkan orang menjadi pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk mencari nafkah. Berarti apabila di satu pihak seseorang menggunakan pengetahuan, ketrampilan, tenaga dan sebagian waktunya untuk berkarya pada suatu organisasi, di lain pihak ia mengharapkan menerima imbalan tertentu.

Perencanaan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut mencakup proses pengambilan keputusan. Penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi.  Perencanaan merupakan proses untuk mempersiapkakn seperangkat keputusan tentang kegiatan-kegiatan pada masa yang akan datang dengan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan melalui penggunaan saran yang tersedia.

Pengawasan merupakan suatu proses penentuan apa yang dicapai yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan yaitu pelaksanaan. Menilai pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan menurut rencana yaitu sesuai dengan standar. Pengawasan  juga mengandung makna sebagai proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan  dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (dengan departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.  Kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan organisasi berbeda-beda dalam kebutuhan integrasi. Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksanaannya.
Bila tugas-tugas tersebut memerlukan aliran informasi antar satuan, derajat koordinasi yang tinggi adalah paling baik. Derajat koordinasi yang tinggi ini sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan, faktor-faktor lingkungan selalu berubah-ubah serta saling ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi juga sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan yang tinggi.

PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) merupakan sutu perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pelayanan listrik negara. Untuk menjalankan kegiatan pekerjaan dibutuhkan tenaga-tenaga untuk memaksimalkan pekerjaan pada organisasi tersebut. PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) juga merupakan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki sumber daya-sumber daya yang terlatih dan berpengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang masing-masing. Oleh sebab itu, PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) mempunyai potensi besar dalam menciptakan hasil kerja yang efektif dengan sumber daya yang dimiliki.

Begitu juga halnya dengn PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx yang memiliki sumber daya terlatih dan berpengalaman, dalam pengaplikasian kerjanya tidak harus mengeluarkan modal kerja yang besar. Kekurangan serta kelemahan yang dimiliki oleh PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx sangatlah minim, namum hal ini belum menjamin keberhasilan PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx dalam melaksanakan kegiatan sehari-harinya, hal ini disebabkan oleh ketidaksadaran dari para karyawan dalam menjalankan tanggung jawab selaku karyawan pada PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx.

Manajer PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx perlu mengasah kemampuan karyawan supaya apa yang tujuan yang dicapai bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Manajer perusahaan harus memaksimalkan fungsi manajemen dalam menjalankan tugasnya demi tercapainya efektivitas pelaksanaan tugasnya selaku pengelola perusahaan itu sendiri. Fungsi manajemen yang dimaksud seperti memantapkan perencanaan, pengawasan tingkat tinggi, pengendalian intern, serta pergerakannya yang sesuai dengan tiga fungsi lainya.

Berpijak pada masalah di atas, maka penulis tertarik mengangkat judul tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas  Karyawan PT. PLN Xxxxx”

1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah di uraikan atas, maka peneliti berkesimpulan untuk merumuskan permasalahan yang ada di dalam lingkungan Perusahaan Listrik Negara :
  • Bagaimana pengaruh perencanaan dan pengawasan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx?
  • Diantara variabel perencanaan dan pengawasan variabel mana yang dominan mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini antara lain:
  • Untuk mengetahui pengaruh perencanaan dan pengawasan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx.
  • Untuk mengetahui variabel mana yang dominan mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
  • Secara akademis dapat digunakan untuk pengembangan teori dari manajemen Sumber Daya Manusia.
  • Sebagai bahan masukan khususnya kepada PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan tugas karyawan PT. PLN Xxxxx
  • Bagi peneliti berikutnya, dapat dipergunakan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai perencanaan, pengawasan dan pengendalian.
File lengkap Hubungi : 085275077070

Senin, 25 September 2017

Definisi / Pengertian Analisis Rasio Keuangan, Jenis Serta Rumusnya

 Pengertian Analisis Rasio Keuangan, Jenis Serta Rumusnya
Definisi / Pengertian Analisis Rasio Keuangan, Jenis Serta Rumusnya ~ Pengertian Analisis rasio keuangan yaitu membandingkan angka-angka yg ada dalam laporan keuangan  untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.

James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) :  definisi rasio keuangan merupakan indeks yg menghubungkan dua angka akuntansi & diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.

Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan & penggunaannya, begitu pula  perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini yaitu bentuk– bentuk rasio keuangan :

Analisis Rasio Keuangan

Salah satu metode yg dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan yaitu analisis rasio. Analisis rasio yaitu cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yg ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan yaitu untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, & kemungkinannya di masa depan.

Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bi&g manajemen keuangan yg dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu  , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yg diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

Jenis-Jenis Rasio Keuangan 

1.  Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :
  • Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yg menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.  
  • Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yg menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.  
  • Rasio Aktivitas (activity ratios), yg menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.  
  • Rasio Profitabilitas & Rentabilitas (profitability ratios), yg menunjukka tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. 
  • Rasio Investasi (investment ratios), yg menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham & obligasi. 

a. Rasio Likuiditas 
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129):  menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yg menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
a) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk  mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yg segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yg tersedia

                      Aktiva  Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
                        Hutang  Lancar

b) Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio  cepat merupakan rasio yg menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

                      Aktiva  Lancar −Persediaan
Quick Ratio = --------------------------------- x
                            Hutang  Lancar


b. Rasio Aktivitas 
Rasio aktivitas merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yg dimilikinya.

Dalam analisa aktivitas rasio yg digunakan yaitu:
a) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan.  Rumusnya

                                     Harga  Pokok  Penjualan
Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
                                                Persediaan


b) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

                                     Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
                                     Modal  Aktiva

c. Rasio Solvabilitas  
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008),
Rasio Solvabilitas yaitu rasio yg digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang & mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yg digunakan yaitu:

a) Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini

                                  Total  hutang
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
                                  Modal  Aktiva

b) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yg diberikan oleh pemilik  perusahaan, guna mengetahui jumlah &a yg disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.

                                  Total  hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
                                  Modal  Sendiri

d. Rasio Profitabilitas  
Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304),  “Rasio profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan mendapatkan laba  melalui semua kemampuan, & sumber yg ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang & sebagainya”.

a)  Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor yaitu ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.

                                        Laba Kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                         Penjualan

b) Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Margin laba operasi yaitu ukuran  persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya & pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga & pajak, atau laba bersih yg dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

                                      Laba  setelah  pajak
Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                             Penjualan

c) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih yaitu ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya & pengeluaran, termasuk bunga & pajak.

                              Laba  setelah  pajak
Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                   Penjualan


Referensi
  • Kasmir, 2008,  Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
  • Irawati Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung
  • Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan & Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta

Teori Pembagian Kekuasaan Menurut Beberapa Ahli

Teori Pembagian Kekuasaan
Teori Pembagian Kekuasaan Menurut Beberapa Ahli ~ Teori Pembagian Kekuasaan Menurut Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yg kini banyak dianut diberbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara nggak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yg berbeda.

Trias Politika yg kini banyak diterapkan adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang; Eksekutif adalah lembaga yg melaksanakan undang-undang; dan Yudikatif adalah lembaga yg mengawasi jalannya   pemerintahan   dan   negara   secara   keseluruhan,  menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan sanksi bagi lembaga ataupun perseorangan manapun yg melanggar undang-undang.

Dng terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yg berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan negara nggak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan memunculkan mekanisme check and balances (saling koreksi, saling mengimbangi). Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika di tiap negara nggak selamanya serupa, mulus atau tanpa halangan.

Sejarah Trias Politika

Pada masa lalu, bumi dihuni masyrakat pemburu primitif yg biasanya mengidentifikasi diri sebagai suku. Masing-masing suku dipimpin oleh seorang kepala suku yg biasanya didasarkan atas garis keturunan ataupun kekuatan fisik atau nonfisik yg dimiliki. Kepala suku ini memutuskan seluruh perkara yg ada di suku tersebut.

Pada perkembangannya, suku-suku kemudian memiliki sebuah dewan yg diisi oleh para tetua masyarakat. Contoh dari dewan ini yg paling kentara adalah pada dewan-dewan Kota Athena (Yunani). Dewan ini sudah menampakkan 3 kekuasaan Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Bahkan di Romawi Kuno, sudah ada perwakilan daerah yg disebut Senat, lembaga yg mewakili aspirasi daerah-daerah. Kesamaan dng Indonesia sekarang adalah Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Namun, keberadaan kekuasaan yg terpisah, misalnya di tingkat dewan kota tersebut mengalami pasang surut. Tantangan yg terbesar adalah persaingan dng  kekuasaan  monarki  atau  tirani. Monarki  atau  Tirani  adalah kekuasaan absolut yg berada di tangan satu orang raja. Nggak ada kekuasaan yg terpisah di keduanya.

Pada abad Pertengahan (kira-kira tahun 1000 – 1500 M), kekuasaan politik menjadi persengketaan antara Monarki (raja/ratu), pimpinan gereja, dan kaum bangsawan. Kerap kali Eropa kala itu, dilanda perang saudara akibat sengketa kekuasaan antara tiga kekuatan politik ini.

Sebagai koreksi atas kenggakstabilan politik ini, pada tahun 1500 M mulai muncul semangat baru di kalangan intelektual Eropa untuk mengkaji ulang filsafat politik yg berupa melakukan pemisahan kekuasaan. Tokoh-tokoh seperti John Locke, Montesquieu, Rousseau, Thomas Hobbes, merupakan contoh dari intelektual Eropa yg melakukan kaji ulang seputar bagaimana kekuasaan di suatu negara/kerajaan harus diberlakukan.

Untuk keperluan mata kuliah ini, cukup akan diberikan gambaran mengenai 2 pemikiran intelektual Eropa yg berpengaruh atas konsep Trias Politika. Pertama adalah John Locke yg berasal dari Inggris, sementara yg kedua adalah Montesquieu, dari Perancis.


Teori Pembagian Kekuasaan Menurut John Locke (1632-1704)

Pemikiran John Locke mengenai Trias Politika ada di dalam Magnum Opus (karya besar) yg ia tulis dan berjudul Two Treatises of Government yg terbit tahun 1690. Dalam karyanya tersebut, Locke menyebut bahwa fitrah dasar manusia adalah “bekerja (mengubah alam dng keringat sendiri)”  dan “memiliki milik (property)." Oleh sebab itu, negara yg baik harus dapat melindungi manusia yg bekerja dan juga melindungi milik setiap orang yg diperoleh berdasarkan hasil pekerjaannya tersebut. Mengapa Locke menulis sedemikian pentingnya masalah kerja ini ?

Dalam masa ketika Locke hidup, milik setiap orang, utamanya bangsawan, berada dalam posisi yg rentan ketika diperhadapkan dng raja. Kerap kali raja secara sewenang-wenang melakuka akuisisi atas milik para bangsawan dng dalih beraneka ragam. Sebab itu, kerap kali kalangan bangsawan mengadakan perang dng raja akibat persengkataan milik ini, misalnya peternakan, tanah, maupun kastil.

Negara ada dng tujuan utama melindungi milik pribadi dari serangan individu lain, demikian tujuan negara versi Locke. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu adanya kekuasaan terpisah, kekuasaan yg nggak melulu di tangan seorang raja/ratu. Menurut Locke, kekuasaan yg harus dipisah tersebut adalah Legislatif, Eksekutif dan Federatif.

Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan untuk membuat undang-undang. Hal penting yg harus dibuat di dalam undang-undang adalah bahwa masyarakat ingin menikmati miliknya secara damai. Untuk situasi ‘damai’ tersebut perlu terbit undang-undang yg mengaturnya. Namun, bagi John Locke, masyarakat yg dimaksudkannya bukanlah masyarakat secara umum melainkan kaum bangsawan. Rakyat jelata nggak masuk ke dalam kategori stuktur masyarakat yg dibela olehnya. Perwakilan rakyat versi Locke adalah perwakilan kaum bangsawan  untuk berhadapan dng raja/ratu Inggris.

Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan amanat undang-undang. Dalam  hal  ini  kekuasaan Eksekutif  berada  di  tangan  raja/ratu  Inggris.  Kaum bangsawan nggak melaksanakan sendiri undang-undang yg mereka buat, melainkan diserahkan ke tangan raja/ratu.

Federatif adalah kekuasaan menjalin hubungan dng negara-negara atau kerajaan-kerajaan lain. Kekuasaan ini mirip dng Departemen Luar Negara di masa kini. Kekuasaan ini antara lain untuk membangun liga perang, aliansi politik luar negeri, menyatakan perang dan damai, pengangkatan duta besar, dan sejenisnya. Kekuasaan ini oleh sebab alasan kepraktisan, diserahkan kepada raja/ratu Inggris.
Dari pemikiran politik John Locke dapat ditarik satu simpulan, bahwa dari 3 kekuasaan yg dipisah, 2 berada di tangan raja/ratu dan 1 berada di tangan kaum bangsawan. Pemikiran Locke ini belum sepenuhnya sesuai dng pengertian Trias Politika di masa kini. Pemikiran Locke kemudian disempurnakan oleh rekan Perancisnya, Montesquieu.

Teori Pembagian Kekuasaan Menurut Montesquieu (1689-1755)

Montesquieu (nama aslinya Baron Secondat de Montesquieu) mengajukan pemikiran politiknya setelah membaca karya John Locke. Buah pemikirannya termuat di dalam magnum opusnya, Spirits of the Laws, yg terbit tahun 1748.

Sehubungan dng konsep pemisahan kekuasaan, Montesquieu menulis sebagai berikut : “Dalam tiap pemerintahan ada tiga macam kekuasaan: kekuasaan legislatif; kekuasaan eksekutif, mengenai hal-hal yg berkenan dng dng hukum antara bangsa; dan kekuasan yudikatif yg mengenai hal-hal yg bergantung pada hukum sipil. Dng kekuasaan pertama, penguasa atau  magistrat mengeluarkan hukum yg telah dikeluarkan. Dng kekuasaan kedua, ia membuat damai atau perang, mengutus atau menerima duta, menetapkan keamanan umum dan mempersiapkan untuk melawan invasi. Dng kekuasaan ketiga, ia menghukum penjahat, atau memutuskan pertikaian antar individu- individu. Yg akhir ini kita sebut kekuasaan yudikatif, yg lain kekuasaan eksekutif negara.

Dng demikian, konsep Trias Politika yg banyak diacu oleh negara- negara di dunia saat ini adalah Konsep yg berasal dari pemikir Perancis ini. Namun, konsep Trias Politika ini terus mengalami persaingan dng konsep- konsep kekuasaan lain semisal Kekuasaan Dinasti (Arab Saudi), Wilayatul Faqih (Iran), Diktatur Proletariat (Korea Utara, Cina, Kuba).

Penting:
Artikel ini ada perubahan terletak pada kata2 antara lain sbb:
  • Tidak : Nggak
  • Dengan : Dng
  • Yang : Yg
Untuk memudahkan pembaca menyusun kata2nya,,silakan anda perbaik di Microsoft Word yaitu dengan cara Replece

Definisi / Pengertian Pemasaran Menurut Definisi Para Ahli

Pengertian Pemasaran Menurut Definisi Para Ahli

Pengertian Pemasaran Menurut Definisi Para Ahli

Definisi Pemasaran Menurut Kotler (2000:3), ”Pemasaran (marketing) merupakan  hal yang sangat mendasar sehingga nggak dapat dilakukan sebagai fungsi yang terpisah”. Pemasaran sebenarnya lebih dari sekedar mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen. Proses pemasaran telah terjadi dan dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi.

Definisi Pemasaran Menurut Definisi Para Ahli:

Menurut Kotler (2004:7), “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”

Menurut Boyd, dkk (2000:4), “Pemasaran adalah suatu proses yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain”.

Menurut Downey (2002:3), ”Pemasaran didefenisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara sampai ke tangan konsumen”.

Pendapat lain mengatakan bahwa pasar merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan  harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. (Stanton, 2002 : 4 & 5).

Berdasarkan definisi  tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan bisnis harus berorientasi ke pasar atau konsumen. Keinginan konsumen juga harus dipuaskan secara efektif. Agar pemasaran berhasil maka perusahaan harus memaksimalakn penjualan yang menghasilkan laba dalam jangka panjang.

Dalam iklim ekonomi seperti apapun, pertimbangan-pertimbangan pemasaran tetap merupakan faktor yang sangat menentukan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan di sebuah perusahaan. Konsep pemasaran modern diakui peranannya sebagai penyumbang langsung untuk mendapatkan laba serta volume penjualan.

Sebuah perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pasar yang peka terhadap perubahan yang penuh persaingan saat ini apa yang bisa dijual, dan rancangan apa yang harus didayagunakan untuk memikat pelanggan yang waspada. Untuk itu seorang Direktur Utama nggak dapat membuat rencana, Manajemen Produksi nggak dapat mengelola, Kepala keuangan nggak dapat merencanakan anggaran dan Insinyur nggak dapat membuat rancangan tanpa adanya ketetapan dasar dari pasar yang telah ditentukan sebelumnya.

Banyak departemen ataubagian yang ada di sebuah perusahaan yang berfungsi penting bagi pertumbuhan perusahaan itu akan tetapi departemen atau bagian pemasaran masih merupakan satu-satunya kegiatan yang menghasilkan pendapatan.  Dengan demikian nggak satupun perusahaan yang mampu bertahan bilamana perusahaan tersebut nggak mampu memasarkan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan.

Referensi
  • Kotler, Philip, dkk, 2000, Manajemen Pemasaran dengan pemasaran efektikf dan Pofitable, cetakan Kedua, Gramedia Pusat Utama, Jakarta.
  • Kotler, Philip, dan Armstrong, 2004,  Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan, PT. Indeks, Jakarta.
  • Boyd, Harper W, 2000, Manajemen pemasaran, Edisi Kedua, Erlangga, jakarta.
  • David, Downey, 2002,  Manajemen Agribisnis, Buku Keempat, Erlangga, Jakarta.
  • Stanton, William. J, 2000, Prinsip Pemasaran, Edisi Revisi, Erlangga, Jakarta.

Pengertian Pemasaran Jasa Menurut Para Ahli

Pengertian Pemasaran Jasa Dalam konsep pemasaran modern telah dikatakan bahwa titik tolak dari kegiatan pemasaran ialah mengetahui kebu...