Tampilkan postingan dengan label Keuangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keuangan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 Oktober 2017

Pengertian Anggaran Penjualan Menurut Para Ahli

Pengertian Anggaran Penjualan

Pengertian Anggaran Penjualan

Sesuai dengan penjelasan penulis sebelumnya, bahwa penulis akan memfokuskan anggaran penafsiran pada anggaran penjualan. Anggara penjualan itu sendiri merupakan anggaran yang terlebihdahuludibuat dari anggarananggaran lainnya, sehingga sering disebut dengan anggaran dasar. Dibawah ini akan diuraikan pengertian anggaran menurut para ahli.

Menurut Munandar (2007:49), memberikan pendapatnya mengenai anggaran penjualan bahwa: “Anggaran penjualan adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualan”.

Sedangkan Nafarin (2013:167), “Anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum
menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran penjualan sering disebut anggaran kunci”.

Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan merupakan suatu rumusan rencana terperinci tentang penjualan dimasa yang akan datang

Pengertian Rasio Keuangan Menurut Para Ahli

Pengertian Rasio Keuangan Menurut Para Ahli

Pengertian Rasio Keuangan

Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan perusahaan. Alat yang sering digunakan selama pemeriksaan adalah rasio keuangan.

Menurut Horne (2009:202) rasio keuangan (financial ratio) didefiniskan sebagai:“Sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan di dapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.”

Nafarin (2009:772) menyatakan bahwa “Rasio keuangan (financial ratio) adalah rasio yang membandingkan secara vertikal maupun horizontal dari pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dapat dinyatakan dalam persentase, kali, dan absolut.”

Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan.

Rasio profitabilitas

Menurut Irham Fahmi (2015:135), mengatakan bahwa rasio profitabilitas adalah :“Rasio yang mengukur efektivitas secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.”

Rasio profitabilitas menurut Kasmir (2010:196) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini dapat dilakukan dengan membandingkan berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi. Tujuannya untuk melihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan.

Sedangkan menurut Sofyan Safri Harahap (2011:304), mendefinisikan rasio profitabilitas adalah “Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”

Definisi / Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Para Ahli

Definisi / Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Para Ahli

Pengertian Kinerja Keuangan 

Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan memiliki kualitas yang baik, maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk melihat badan usaha/perusahaan tersebut telah menalankan suatu kaidah-kaidah manajemen yang baik. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial performance) dan kinerja non keuangan (non financial performance). Kinerja melihat pada laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan / badan usaha yang bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang diperoleh pada balancesheet (neraca), income statement (laporan laba rugi), dan cash flow statement (laporan arus kas) serta hal-hal lain yang turut mendukung sebagai penguat penilaian financial performance tersebut.

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melakasanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan kauangan secara baik dan benar, seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standard an ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting Frinciple) dan lainnya (Fahmi, 2015:239).

Istilah kinerja kerap dihubungkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sukhemi, 2007:23).

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:241).

Menurut Sucipto (2006:73), pengertian kinerja keuangan yakni penentuan ukuran - ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Sementara itu menurut IAI (2007:90), dikemukakan bahwa kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.

Menurut Mulyadi (2007:2) menguraikan pengertian kinerja keuangan ialah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya”.

Pendapat serupa dikemukakan oleh Sawir (2005:1) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan merupakan kondisi yang mencerminkan keadaan keuangan suatu perusahaan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan.

Dari sejumlah pengertian kinerja keuangan di atas, dapat diambil kesimpulan sederhana bahwa kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi perusahaan pada suatu periode yang menggambarkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas

Tahap-Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan

Penilaian Kinerja setiap perusahaan berbeda-beda karena itu tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika perusahaan tersebut bergerak pada sector bisnis pertambangan maka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada pertanian serta perikanan, maka begitu juga pada perusahaan dengan sektor keuangan seperti perbankan yang jelas memiliki ruang lingkup bisnis berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya, karena seperti kita ketahui perbankan adalah mediasi yang menghubungkan mereka yang memiliki kelebihan dana (Surplus Financial) dengan mereka yang memiliki kekurangan dana (Deficit Financial), dan Bank bertugas untuk menjembatani keduanya (Fahmi, 2015:239).

Begitu juga juga dengan perusahaan bidang pertambangan yang memiliki produk berbeda dan manajemen berbeda juga dengan perusahaan lainnya. Perusahaan bidang pertambangan sangat tergantung pada kondisi natural resource  yang akan dieksploitasi dan juga berapa kapasitas kandungan tambang yang tersedia. Dan begitu pula pada berbagai jenis perusahaan lainnya.

Menurut Fahmi (2015:239) ada 5 (lima) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:
a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
Review di sini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan  penerapan  kaidah-kaidah yang berlaku umum  dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan  keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

b. Melakukan perhitungan.
Penerapan metode perhitungan di sini adalah diseuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehinggan hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua, yaitu.

  • Time Series analysis, yaitu untuk membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
  • Cross Sectional Approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan hasil rasio yang telah dilakukan antara suatu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan.

d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialamin oleh perbankan tersebut.
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (Solution) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu imput atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan

Pengertian Anggaran Biaya Operasional Menurut Para Ahli

Pengertian Anggaran Biaya Operasional Menurut Para Ahli
Pengertian Anggaran Biaya Operasional Menurut Para Ahli

Pengertian Anggaran Biaya Operasional Menurut Para Ahli - Anggaran biaya operasional adalah anggaran atau taksiran semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama kegiatan operasi perusahaan dalam jangka waktu satu tahun periode akuntansi. Anggaran atau budget merupakan rencana yang dituangkan dalam angka yang akan dicapai perusahaan di masa yang akan datang. Anggaran di buat dan di susun secara berulang-ulang atau secara kontiniu oleh perusahaan. Anggaran dapat di gunakan sebagai peralatan pengawasan yang sangat luas di gunakan baik dalam hal bisnis maupun dalam pemerintah. Dalam anggaran tersebut di buat ikhtisar hasil yang akan  di harapkan dan pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hal tersebut. Defenisi dari anggaran itu sendiri menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Mulyadi (2006:144) Anggaran  rencana yang terorganisasi dan menyeluruh, dinyatakan dalam unit moneter untuk operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama periode tertentu di masa yang akan datang.

Menurut Adisaputro dan Asri (2007:6) memberikan rumusan pengertian anggaran sebagai berikut: “Anggaran merupakan suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan manajemen dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan, artinya bahwa anggaran di susun dengan sengaja dan sungguh – sungguh dalam bentuk tertulis dan di susun dengan urutan dan berdasarkan suatu logika”.

Kemudian Nafarin (2007:12) mendefenisikan Anggaran adalah suatu rencana periodik yang di susun berdasarkan  program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang.

Berdasarkan kutipan di atas dapat  di rumuskan bahwa anggaran adalah rencana kerja yang sistematis yang tertulis mengenai kegiatan perusahaan yang di susun melalui analisa yang cermat berdasarkan periode sebelumnya yang dimiliki dalam satuan uang dan dijabarkan dalam bentuk angka-angka yang merupakan perencanaan yang di susun dalam jangka waktu tertentu.

Penyusunan anggaran biaya operasional yang lazim terjadi pada suatu perusahaan adalah mencakup anggaran berikut:
  1. Anggaran Biaya Tetap (fixed Cost Budgeting), ialah anggaran biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan. ini berarti jika terjadi peningkatan atau penurunan aktivitas perusahaan, maka biaya tetap tidak mengalami perubahan. Yang termasuk biaya tetap antara lain penyusutan, pajak, asuransi, dan gaji karyawan (yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi).
  2. Anggaran Biaya Variabel (Variable Cost Budgeting), ialah anggaran biaya yang jumlahnya berubah-ubah secara proporsional dengan berubahnya volume produksi. Artinya jika terjadi peningkatan volume produksi maka biaya variabel akan mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya. Yang termasuk biaya variabel antara lain bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, listrik untuk kegiatan produksi. 
  3. Anggaran Biaya Semi-Variabel, ialah anggaran biaya yang sebagian mempunyai sifat tetap yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan dan sebagian lagi mempunyai sifat variabel yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan.
  4. Yang termasuk biaya semi-variabel antara lain insentif, pemeliharaan mesin dan lain-lain. 

Tujuan dan Manfaat Anggaran

Tujuan dan Manfaat Anggaran

Tujuan dan Manfaat Anggaran

Tujuan Anggaran

Anggaran diperlukan karena ada tujuan dan manfaatnya. Tujuan dan manfaat anggaran dapat dijelaskan seperti berikut ini (Hansen & Mowen, 2005:352):
  1. Bertujuan untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga dapat menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
  2. Bertujuan untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan.
  3. Bertujuan untuk menyediakan rencana terinci mengenai kegiatan dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai suatu tujuan perusahaan.
  4. Bertujuan untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sebuah sumber daya.
  5. Bertujuan untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan sebuah informasi yang mendasari perlu-tidaknya tindakan koreksi.

Manfaat Anggaran 

Dengan  penyusunan anggaran usaha-usaha perusahaan akan lebih banyak berhasil apabila ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh perencanaan-perencanaan yang matang. Perusahaan yang berkecenderungan memandang ke depan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan dating. Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. Di mana, bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu mereka kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu kesempatan hal ini ditanyakan kepada seorang General Manager yang sukses, maka sering didapatkan jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas. Dalam perusahaan-perusahaan manufatktur ( pabrik) kegiatan akan dilakukan dengan lebih efisien  dan tingkat keuntungan akan lebih besar apabila management memperhatikan rencana untuk aktivitas-aktivitasnya di masa depan.

Karena itu Heckerts, dkk (2006:89) mengatakan bahwa manfaat utama daripada business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiatan-kegiatan yang paling profitable yang akan dilakukan.

Sedangkan manfaat lain menurut Nafarin (2007:19) adalah membantu manajer dalam mengelola perusahaan. Manajer harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih/menseleksi langganan, menentukan tingkat harga, metode-metode produksi, metode-metode distribusi, termin penjualan. Budgeting mempunyai manfaat yang pada dasarnya sama, yakni dalam hal perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.

a. Dalam bidang perencanaan
  1. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian. Budget bermanfaat untuk membantu manajer meneliti, mempelari masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sebelum merencanakan kegiatan, manajer mengadakan penelitian dan pengamatan-pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuat rencana-rencana akan menguntungkan semua kegiatan.Terutama kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan financial, tingkat persediaan, fasilitas-fasilitas produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan , sales promotion, pengembangan produk, expansi dan lain-lain.
  2. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah/kegiatan yang paling menguntungkan. Budget yang disusun untuk waktu panjang, akan sangat membantu dalam mengerahkan secara tepat tenaga-tenaga kepala bagian, salesman, kepala cabang dan semua tenaga operasional.
  3. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan
  4. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan. Manajemen yang dapat menentukan tujuannya secara jelas dan logis ( dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil. Penentuan tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor. Budget dapat membantu manajemen dalam memilih : mana tujuan yang dapat dilaksanakan dan mana yang tidak.
  5. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. Seorang majikan yang baik tidak akan pernah mengabaikan atau tidak mempedulikan kesejahteraan pegawainya. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang baik akan mengakibatkan dapat dihindarkannya kelebihan dan kekurangan tenaga kerja. Tanpa rencana tentang kebutuhan tenaga kerja, mengakibatkan terpaksa diberhentikannya sebagian buruh yang berlebihan. Bila terus menerus berlangsung hal ini akan mengakinatkan tidak stabilnya tingkat employment
  6. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. Dengan disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindarkan biaya-biaya yang timbul karena kapasitas yang berlebihan. Pemakaian alat-alat fisik yang efektif dan ekonomis akan membantu/menyokong tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.
b. Dalam bidang koordinasi
  1. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. Dalam beberapa situasi mungkin faktor hubungan manusia dengan perusahaan ini adalah yang terpenting. Seringkali terjadi kasus di mana manajer tidak tahu apa yang akan dilakukannya di tahun-tahun mendatang. Akibatnya kadang-kadang manajer frustasi dan merasa makin lama semakin tidak mampu mengatasinya. Penyusunan rencana yang terperinci membantu manajer mengatasi masalah itu, sehingga ia kembali merasa adanya hubungan antara kemampuannya dengan perusahaan yang dipimpinnya.
  2. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha. Dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan tampak bahwa trend keuntungan yang didapat oleh perusahaan tergantung juga kepada keadaan dunia usaha pada umumnya. Karena itu dengan disusunnya budget, dapat dinilai apakah rencana ter sebut sesuai denagn keadaan dunia usaha yang akan dihadapi.
  3. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan. Sebelum membelanjakan uangnya, perusahaan harus mempelajari terlebih dahulu saluran-saluran mana yang paling menguntungkan atau yang paling sesuai dengan program perusahaan. Sebagian dana digunakan untuk peralatan dan persediaan barang, sedangkan bagian yang lain dipergunakan untuk promosi dan biaya penjualan lain. Kedua bagian tersebut harus seimbang . Tanpa perencanaan yang baik mungkin saja terjadi persediaan barang terlalu jauh di atas kemampuan penjualan atau  produksi.
  4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi. Setelah rencana yang baik disusun dan kemudian dijalankan. Kelemahan-kelemahan dapat dilihat untuk kemudian diperbaiki.
c. Dalam  bidang pengawasan
  1. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. Tujuan utama dari perencanaan adalah memilih kegiatan yang paling menguntungkan. Kegiatan tersebut tidak hanya direncanakan saja, tetapi di dalam peleksanaannya harus diadakan pengawasan agar betul-betul seperti yang direncanakan. Beberapa kegiatan dan pengeluaran sangat perlu diawasi. Misalnya : kegiatan promosi penjualan, kadang-kadang mengeluarkan terlalu banyak biaya tanpa menghasilkan kenaikan penjualan yang sepadan. Atau kegiatan produksi yang terlalu jauh menyimpang dari rencana sehingga harga pokok per unit produk demikian tinggi.
  2. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini adalah tujuan yang paling umum daripada penyusunan budget. Kontrol terhadap pelaksanaan diharapkan dapat mengurangi pemborosan-pemborosan.
Dengan melihat uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:
  1. Adanya perencanaan terpadu. Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagi alat untuk merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, anggaran merupakan suatu alat manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan maupun pengendalian.
  2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perunahan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan dapat lebih baik.
  3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan. oleh karenanya system anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat hubungan antarbagian (divisi)
  4. Sebagai alat pengawasan kerja. Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuan, diperlukan pemahaman yang realistis dan analisis yang saksama terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat. Hal ini mengingat standar dalam anggaran yang ditetapkan secara sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan menimbulkan frustasi atau ketidakpuasan. sebaliknya penetapan standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya menjadi tidak terkendalikan, menurunkan laba dan semangat kerja.
  5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan. Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan akan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran selanjutnya.

Definisi / Pengertian Anggaran Menurut Para Ahli

Pengertian Anggaran Menurut Para Ahli

Pengertian Anggaran Menurut Para Ahli

Pengertian Anggaran Menurut Para Ahli - Anggaran yaitu suatu alat bagi manajemen dalam melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap perusahaan. Anggaran menurut Simamora (2002:202) yaitu sebagai berikut: “Anggaran (budget) yaitu sebuah rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi; anggaran mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode dianggarkan.”

Menurut Munandar (2007:1) “Anggaran merupakan Busniess Budget (anggaran perusahaan) atau budget (anggaran) yaitu suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan (unit moneter), dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.”

Anggaran juga dapat diartikan sebagai istilah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat didefenisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen (Welsch, 2000:5).

Menurut Nafarin, (2004:11), “anggaran yaitu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa”.

Menurut Sofyan (2006:14) “anggaran yaitu suatu pendekatan yang sistematis dan formal untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai alat membantu pelaksanaan tanggung jawab manajemen”.

Dari beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran yaitu rencana kerja sistematis yang dinilai dengan uang yang dibuat dalam bentuk angka-angka serta disusun  dalam suatu atau beberapa periode tertentu yang dipakai sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian yang terpadu dan pengendalian tanggung jawab manajemen melalui proses tertentu.

Keuntungan dan Kelemahan Anggaran  

a.  Keuntungan  Anggaran  
Sistem anggaran memiliki biaya dan memerlukan pengorbanan tetapi dibalik pengorbanan itu banyak keuntungan. Keuntungan anggaran  antara lain yaitu :
  1. Mempercepat dan mengefesienkan pencapaian tugas.  
  2. Mengurangi tugas-tugas rutin operasional pimpinan sehingga ia lebih terfokus kepada hal-hal yang bersifat jangka panjang dari stategis. 
  3. Meningkatkan daya kopetensi, motivasi, dan menimbulkan proses penilaian yang lebih objektif.  
  4. Dapat menilai kemajuan kerja (progress) pencapaian tujuan.  
  5. Dapat mengetahui lebih dini setiap penyimpangan dari tujuan.  
  6. Dapat membedakan antara yang efisien dan yang tidak efisien. 
  7. Mengurangi hal-hal yang bersifat kabur, ambivalen, atau ambigius.  
  8. Dapat memantapkan pelaksanaan manajemen, pengawasan, akuntansi secara lebih baik. 
  9. Dapat mengarahkan kegiatan kebidang yang lebih menguntungkan.  
  10. Dapat menilai prestasi karyawan atau bagian yang lebih objektif.  
b.  Kelemahan Anggaran  
Meskipun begitu banyak keuntungan yang diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran.

Kelemahan - kelemahan tersebut antara lain : 
  1. Anggaran hanya yaitu rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh. 
  2. Anggaran hanya yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.  
  3. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.  
  4. Anggaran harus disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi. 
Referensi
  • Munandar, M. 2001. Budgeting. Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi 1. Cetakan 14. BPFE: Yogyakarta.  
  • Welsch, Hilton, Gordon. 2000.  Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Senin, 25 September 2017

Definisi / Pengertian Analisis Rasio Keuangan, Jenis Serta Rumusnya

 Pengertian Analisis Rasio Keuangan, Jenis Serta Rumusnya
Definisi / Pengertian Analisis Rasio Keuangan, Jenis Serta Rumusnya ~ Pengertian Analisis rasio keuangan yaitu membandingkan angka-angka yg ada dalam laporan keuangan  untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.

James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) :  definisi rasio keuangan merupakan indeks yg menghubungkan dua angka akuntansi & diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.

Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan & penggunaannya, begitu pula  perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini yaitu bentuk– bentuk rasio keuangan :

Analisis Rasio Keuangan

Salah satu metode yg dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan yaitu analisis rasio. Analisis rasio yaitu cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yg ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan yaitu untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, & kemungkinannya di masa depan.

Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bi&g manajemen keuangan yg dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu  , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yg diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

Jenis-Jenis Rasio Keuangan 

1.  Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :
  • Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yg menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.  
  • Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yg menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.  
  • Rasio Aktivitas (activity ratios), yg menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.  
  • Rasio Profitabilitas & Rentabilitas (profitability ratios), yg menunjukka tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. 
  • Rasio Investasi (investment ratios), yg menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham & obligasi. 

a. Rasio Likuiditas 
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129):  menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yg menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
a) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk  mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yg segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yg tersedia

                      Aktiva  Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
                        Hutang  Lancar

b) Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio  cepat merupakan rasio yg menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

                      Aktiva  Lancar −Persediaan
Quick Ratio = --------------------------------- x
                            Hutang  Lancar


b. Rasio Aktivitas 
Rasio aktivitas merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yg dimilikinya.

Dalam analisa aktivitas rasio yg digunakan yaitu:
a) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan.  Rumusnya

                                     Harga  Pokok  Penjualan
Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
                                                Persediaan


b) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

                                     Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
                                     Modal  Aktiva

c. Rasio Solvabilitas  
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008),
Rasio Solvabilitas yaitu rasio yg digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang & mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yg digunakan yaitu:

a) Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini

                                  Total  hutang
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
                                  Modal  Aktiva

b) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yg diberikan oleh pemilik  perusahaan, guna mengetahui jumlah &a yg disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.

                                  Total  hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
                                  Modal  Sendiri

d. Rasio Profitabilitas  
Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304),  “Rasio profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan mendapatkan laba  melalui semua kemampuan, & sumber yg ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang & sebagainya”.

a)  Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor yaitu ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.

                                        Laba Kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                         Penjualan

b) Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Margin laba operasi yaitu ukuran  persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya & pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga & pajak, atau laba bersih yg dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

                                      Laba  setelah  pajak
Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                             Penjualan

c) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih yaitu ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya & pengeluaran, termasuk bunga & pajak.

                              Laba  setelah  pajak
Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                   Penjualan


Referensi
  • Kasmir, 2008,  Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
  • Irawati Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung
  • Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan & Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta

Pengertian Pemasaran Jasa Menurut Para Ahli

Pengertian Pemasaran Jasa Dalam konsep pemasaran modern telah dikatakan bahwa titik tolak dari kegiatan pemasaran ialah mengetahui kebu...