Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 Januari 2018

Makalah Lengkap Tentang Olahraga Sepak Takraw Teknik Dasar Servis Kondisi Fisik dan Kekuatan Otot Tungkai Kelentukan

Makalah Lengkap Tentang Olahraga Sepak Takraw Teknik Dasar Servis Kondisi Fisik dan Kekuatan Otot Tungkai Kelentukan

Makalah Lengkap Tentang Olahraga Sepak Takraw Teknik Dasar Servis Kondisi Fisik dan Kekuatan Otot Tungkai Kelentukan
Pengertian Sepak Takraw ialah merupakan suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan, dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring net seperti permainan Bulutangkis (Sulaiman, 2004:1) Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari setiap pihak ialah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah.

Permainan Sepak takraw berlangsung tanpa menggunakan tangan untuk memukul bola bahkan bola tidak boleh menyentuh  lengan. Bola hanya boleh menyentuh atau dimainkan oleh kaki, dada, bahu, dan kepala.Permainan sepak takraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh tekong. Sepak mula dilakukan tekong atas lambungan  bola oleh pelambung yang diarahkan ke tekong. Pelambung ialah salah satu pemain depan, pada waktu dia melambungkan bola ke arah tekong, tekong harus berada di dalam lingkaran yang telah disediakan. Begitu juga tekong, pada waktu melakukan sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada di dalam lingkaran tempat tekong melakukan sepak mula. Tekong mengarahkan bola ke daerah lawan melalui atas net, dilain pihak lawan harus menerima bola itu dan mengembalikan ke daerah lawan.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa olahraga sepak takraw merupakan sebuah permainan yang dimainkan di atas lapangan empat persegi panjang dengan permukaan yang rata baik di tempat terbuka (outdoor) maupun di ruangan tertutup (indoor) yang bebas rintangan dan dimainkan oleh dua regu yang dibatasi dengan jaring (net). Tujuan dari setiap regu (pihak) ialah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah. Dengan demikian seorang pemain sepak takraw itu harus banyak berlatih menggunakan kaki atau sepakan. Namun tidak berarti bahwaunsur lain diabaikan, seperti faktor menyundul. Mendada, dan membahu yang menunjang peningkatan prestasi sepak takraw.

Teknik Dalam Sepak Takraw

1. Teknik Dasar
Untuk bermain sepak takraw yang benar, seseorang dituntut mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik. Kemampuan yang dimaksud ialah kemampuan dasar bermain sepak takraw. Tanpa kemampuan itu seseorang tidak akan bisa bermain. Teknik dasar dalam permainan sepak takraw ialah menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki, memainkan bola dengan kepala, dengan dada, dengan paha, dengan bahu, dan dengan telapak kaki.

Kemampuan dasar di atas tersebut antara yang satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.Tanpa penguasaan kemampuan dasar yang baik, sepak takraw juga tidak dapat dimainkan dengan baik pula. Teknik dasar dimiliki dengan baik bila berlatih dengan baik dan kontinyu. Namun bukan berarti bahwa prestasi sepak takraw itu hanya ditentukan oleh pemilik teknik dasar yang baik saja, melainkan faktor-faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi. Teknik-teknik dasar permainan sepak takraw menurut Sulaiman (2008:15) diantaranya: 1) Teknik Sepakan (Sepak Sila,Sepak Kura/kuda,Sepak Cungkil, Sepak Simpuh/badek, Sepak Mula/servis, Sepak Tapak), 2) Teknik Memaha/kontrol paha, 3) Teknik Mendada/kontrol dada, 4) Teknik Membahu/kontrol bahu, 5) Teknik Kepala, 6) Teknik Smash, 7) Teknik Tahanan/blok.

2. Teknik Khusus Sepak Takraw 
Supaya permainan dapat berjalan dan berlangsung dengan baik serta lancar para pemain dituntut untuk menguasai unsur dasar pemain yaitu teknik dasar sepak takraw. Selain teknik dasar yang dimaksud seorang pemain itu harus juga memiliki kemampuan khusus atau teknik khusus.

Teknik khusus permainan sepak takraw tidak lain ialah cara bermain sepak takraw. Bagaimana permainan itu dimulai, setelah permainan itu dimulai apa yang harus dilakukan. Setelah bola dikuasai tindakan apa yang harus dilakukan untuk membuat serangan hingga serangan itu berhasil mendapatkan hasil yakni nilai atau point buat regunya. Antara teknik dasar dan teknik khusus permainan sepak takraw sangat erat sekali hubungannya sehingga sukar mengatakan mana yang paling penting. Kedua teknik tersebut saling menunjang, jadi tidak mungkin pemain sepak takraw hanya mampu dan menguasai teknik dasar saja, sedangkan  teknik khusus tidak dikuasai. Teknik khusus dalam permainan sepak takraw diantaranya ialah sebagai berikut: 1) Teknik sepak mula/service, 2) Teknik menerima bola, 3)Teknik mengumpan, 4) Teknik smash, 5) Teknik memblok atau menahan (Fouzee H.A,2001:62).

Unsur-unsur teknik tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat berhubungan dan perlu dilatih secara teratur dan terarah, dengan demikian akan terciptanya pemain sepak takraw yang berkualitas untuk mencapai prestasi yang optimal. Dengan berkembanganya olahraga sepak takraw diharapkan para pemain mempunyai keterampilan lebih diantara keterampilan khusus yang mereka miliki, misalnya seorang tekong harus dapat melakukan smash dan umpan, dan lebih lengkap lagi harus dapat melakukan bloking, demikian juga oleh pemain pada posisi dan fungsi yang lainnya. Kelima teknik khusus dalam permainan sepak takraw tersebut, hanya teknik service yang menjadi bahan penelitian ini. Dengan demikian perlu adanya pembahasan yang lebih jelas dan lebih terperinci supaya dapat membantu memecahkan masalah yang ada.

Servis Dalam Sepak Takraw 
Servis sesuai dengan namanya ialah teknik sepakan yang dimaksudkan untuk memulai suatu permainan atau pertandingan. Sepak mula biasa dilakukan oleh pemain yang disebut tekong, yaitu pemain yang melakukan servis berada di tengah belakang. Sepak mula dilakukan di daerah lingkaran, dengan kaki tumpu harus berada di dalam lingkaran tidak boleh menginjak garis lingkaran, sedang kaki pukul berada di luar lingkaran. Tekong berusaha memukul bola yang dilambungkan oleh pemain yang disebut apit kanan atau apit kiri, dan bola harus melewati atas net, menyentuh net ataupun tidak dan masuk ke daerah permainan lawan (Sulaiman, 2008:22), dan menurut Achmad Sofyan Hanif (2011:32) Servis yaitu permainan dimulai dengan lambungan bola yang terbuat dari rotan atau fiber oleh apit kiri atau kanan yang diarahkan kepada tekong. Tekong harus siap melakukan sepak mula yang diarahkan ke daerah lawan melalui atas jaring menyentuh bibir net ataupun lalngsung menuju lapangan lawan. Servis itu hendaklah diarahkan kepada daerah lawan agar merusak permainan atau pertahanan pihak lawan sehingga dapat mengatur serangan serangan yang baik dan menyebabkan pihak lawan kacau balau. Untuk itu servis harus dibuat dengan berbagai cara agar dapat mengecoh lawan terutama sasaran servis yang akan dilakukan. Tekong hendaklah dapat membuat servis yang baik yakni tempat-tempat dimana permainannya lemah dan sulit menerima bola yang diberikan.

Servis dalam permainan Sepak Takraw menurut (Sulaiman, 2008:22) ditinjau dari posisi kaki pukul terhadap bola dibagi menjadi 2 (dua) cara,yaitu : 1) Servis bawah, 2) Servis atas.

Teknik melakukan servis bawah yaitu dilakukan dengan cara, 1) Pemain berdiri dengan salah satu kaki berada didalam lingkaran sebagai kaki tumpu, kaki lainya berada dibagian belakang badan sebagai awalan, kaki tumpu di usahakan menghadap kea rah pelambung (apit). 2) Salah satu lengan menunjukan permintaan bolayang akan dilambungkan oleh apit sebagai pelambung. 3) Saat bola datang, kaki pukul diayuankan dari bawah keatas menyongsong bola.  Perkenaan dengan bola ialah pada kaki bagian dalam dikencangkan. 4) bola disepak saat bola dengan ketinggian setinggi lutut. 5) Berusaha bola disepak melewati atas net. 6) Setelah melakukan sepakan, gerakan badan mengikuti lanjutan gerakan sepak dan mendarat dengan mengoper.
Gerakan servis bawah sepak takraw.
Gambar 1. Gerakan servis bawah sepak takraw. 
Sumber: http//ms.wikipedia.org

Kondisi Fisik
Kondisi fisik menurut Sajoto (1988: 57) ialah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan dengan sistem prioritas sesui keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut.

1. Kekuatan Otot Tungkai 
Kekuatan atau strength ialah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban tertentu (Sajoto, 1988: 58).Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini ialah kemampuan otot untuk menerima beban dalam waktu bekerja (gerakan servis bawah) dimana kemampuan tersebut dihasilkan oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai.

Harsono (1988: 77) dalam Asep Satria (2007: 27) mengatakan bahwa kekuatan otot ialah komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Karena kekuatan merupakan daya penggerak aktifitas fisik secara keseluruhan dan kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet atau non atlet dari cidera, selain itu dengan kekuatan atlet atau non atlet akan dapat lari dengan cepat, melempar dan menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, demikian juga dapat membantu memperkuat sendi-sendi.

Menurut Sajoto (1988:99), bahwa kekuatan ialah komponen kondisi fisik yang dapat ditingkatkan sampai batas sub maksimal, sesuai dengan kebutuhan setiap cabang olahraga yang memerlukan. kekuatan tungkai merupakan kebutuhan pada setiap cabang olahraga, demikian juga pada cabang olahraga sepak takraw khususnya pada saat melakukan sepakmula. Olehnya itu bagi mereka yang memiliki kekuatan tungkai yang baik, maka kemampuan untuk melakukan sepakmula akan lebih mudah diarahkan pada tempat yang diinginkan.

Kekuatan otot ialah kemampuan otot untuk melakuakan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan/beban (Eri Pratiknyo Dwikusworo, 2010:23). Kekuatan otot tungkai dalam penelitian ini ialah kemampuan otot tungkai dalam mengatasi tekanan beban dalam menjalankan aktivitas untuk menendang bola. Kontraksi otot dapat diterjemahkan sebagai tegangan atau pengerahan kekuatan yang dihasilkan oleh serabut-serabut otot yang sebenarnya ialah suatu proses dari energi kimia menjadi mekanis dan panas. Arah dari gerakan tergantung dari arah yang dikerahkan oleh kekuatan yang bersangkutan untuk menendang bola. Bola akan lari menjauh dari arah tendangan.

Cepat atau lambatnya lintasan bola ditentukan oleh kuat atau tidaknya tendangan yang mengenainya. Semakin keras tendangan yang dikerahkan terhadap bola, semakin cepat bola itu bergerak. Kekuatan otot tungkai dihasilkan dari kontraksi otot-otot yang ada pada tungkai untuk menggerakkan tungkai melakukan ayunan ke depan dengan tujuan menendang bola.

Tendangan apabila dilakukan dengan otot tungkai yang semakin kuat dalam melakukan ayunan tendangan maka semakin kuat bola bergerak yang berarti pula semakin jauh pula bola bergerak. Jika dorongan atau ayunan tersebut besar, maka hasil ayunan kaki juga besar. Artinya hasil dorongan bola yang dilakukan akan berjalan cepat dan keras.

Dari beberapa pengertian tersebut kekuatan dapat diartikan sebagai kualitas tenaga otot atau sekelompok otot dalam membangun kontraksi secara maksimal untuk mengatasi beban yang datang  baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Jadi gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tungkai akan menghasilkan aktifitas gerakan seperti menendang, berjalan, melompat, dan lain sebagainya. Dimana gerakan tersebut dibutuhkan dalam melakukan gerakan olahraga terutama cabang olahraga yang dominan menggunakan kaki diantaranya cabang olahraga sepak takraw.

2. Kelentukan 
Selain kekutan sebagai komponen fisik yang sangat berperan dalam menciptakan prestasi optimal, kelentukan (flexibility) juga merupakan faktor penting. Seseorang yang memiliki tingkat kelentukan yang tinggi, memungkinkan untuk dapt bergerak secara lebih leluasa dan halus dengan penggunakan energi yang sedikit.

Kelentukan ialah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas (Sajoto, 1995 : 9) Kelentukan dipengaruhi oleh elastisitas otot-otot serta  dinyatakan dalam satuan derajat (°).

Harsono (1988:163) menyatakan bahwa lentuk tidaknya seseorang ditentukan luas atau sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Jadi kelentukan ialah kemampuan melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan elastisitas tidaknya otot-otot, tendon, dan ligamen.

Kelentukan menurut Setiawan (1991: 114) ialah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendiannya. Faktor utama yang menentukan kelentukan seseorang ialah bentuk sendi, elastisitas otot, dan ligamen. Selanjutnya, menurut Subarjah, “Kelentukan ialah kemampuan melakukan gerakan persendian seluas-luasnya dan keelastisan otot-otot disekitar persendian”. Kelentukan selalu dikaitkandengan ruang gerak sendi dan elastisitas otot, tendon, dan ligamen. Dengan demikian, orang yang lentur ialah yang memiliki ruang gerak luas dalam sendisendinya dan yang mempunyai otot yang elastis.

(Adil, 2012) mengemukakan bahwa kelentukan badan ditentukan oleh jaringan pengikat di dalam dan di sekitar persendian serta otot-otot, dan juga tergantung pada bentuk kerangka persendian tersebut. Hal ini bahwa kelentukan dipergunakan agar supaya pada saat setelah melakukan sepakmula badan tetap lentur sehingga dapat kembali pada posisi siap untuk menerima bola dari lawan setelah melakukan sepak mula. Untuk mengembangkan kelentukan dapat dilakukan melalui latihan peregangan otot, seperti; peregangan dinamis dan peregangan statis, memperbaiki kelentukan daerah gerak suatu persendian, harus dilakukan beberapa bentuk peregangan yang dinamis dan statis agar badan dapat menjadi normal kembali atau bahkan kondisi lebih baik.

(Juliantine, 2000) Kelentukan memegang peranan yang penting dalam hampir setiap cabang olahraga. Selain untuk olahraga, kelentukanpun memegang peranan penting dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat terlihat dalam dunia anak-anak maupun dunia orang tua. Dalam dunia anak-anak, kelentukan sangat penting karena dunia anak-anak ialah dunia bermain. Kegiatan bermain membutuhkan kelincahan, dan kelincahan membutuhkan kelentukan. Orang tua juga sangat memerlukan kelentukan karena fleksibilitas yang baik akan mendukung kemampuan gerak dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Harsono (1988:163) Kelentukan ialah kemampuan untuk melakukan gerak dalam ruang gerak sendi. Kelentukan merupakan prasyarat yang diperlukan untuk menampilkan suatu keterampilan yang memerlukan ruang gerak sendi yang luas dan memudahkan dalam melakukan gerakan-gerakan yang cepat dan lincah. Kelentukan yang dimiliki seseorang biasanya menggambarkan kelincahan seseorang dalam geraknya. Bahkan bagi para olahragawan dalam cabang olahraga yang dominan unsur kelentukannya, apabila kelentukannya tinggi akan menampakkan prestasi yang lebih baik  dibandingkan dengan olahragawan yang tingkat kelentukannya rendah. Juga menambahkan bahwa Hasil-hasil penelitian menunjukkan perbaikan dalam kelentukan memiliki implikasi positif pada beberapa hal diantaranya ialah.
  • Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi. 
  • Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan (agility). 
  • Membantu memperkembang prestasi. 
  • Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakangerakan. 
  • Membantu memperbaiki sikap tubuh. 

Daftar Pustaka
Sulaiman, 2008. Sepak Takraw. Semarang : UNNES Press. 
Fouzee H.A,2001. Sepak Takraw.  Malaysia : Siri Maju SDN. BHD. 
Shofian, Achmad , 2011. Kepelatihan Dasar Sepak Takraw. Jakarta: PT. Bumi Timur Jaya.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. CVTambak Kesuma. Bandung 
Sajoto. M. 1987. Kekuatan Dan Kondisi Fisik. Semarang : Effhara Daharsa Prize 
Eri Pratiknyo Dwikusworo, 2010. Tes Pengukuran dan Evaluasi Olahraga. Semarang: Widya Karya. 
Adil, A. 2012. Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Dan Kelentukan Terhadap Kemampuan Sepakmula Pada Permainan Sepaktakraw Pada Siswa SMP Negeri 30 Makassar. Jurnal ILARA. Vol 3. No 2. hlm. 40 – 46 
Juliantine, T. 2000. Perbandingan berbagai macam   metode latihan peregangan dalam meningkatkan kelentukan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Rabu, 15 November 2017

Makalah Tumbuhan Berbiji Lengkap

Makalah Tumbuhan Berbiji 

Makalah Tumbuhan Berbiji
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Tumbuhan yang ada di dunia ini banyak macam dan jenisnya. Secara kasat mata, tumbuhan dapat dibagi menjadi tumbuhan yang menghasilkan biji dan tumbuhan yang tidak menghasilkan biji. Tumbuhan biji disebut juga spermatophyta yang dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Angiospermae sendiri dibedakan menjadi tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil).

Biji merupakan alat untuk melestarikan keturunan tumbuhan yang bersangkutan. Biji biasanya dihasilkan oleh tumbuhan yang berbunga. Selain untuk perkembangbiakan, biji juga merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan yang digunakan oleh organisme lain untuk memenuhi kebutuhan makanannya.

1.2.Rumusan Masalah
  1. Apa Devinisi Spermathopyta
  2. Apa ciri-ciri tumbuhan berbiji
  3. Klasifikasi tumbuhan berbiji
  4. Apa ciri-ciri tumbuhan berbiji
  5. Klasifikasi tumbuhan berbiji terbuka
  6. Apa ciri-ciri tumbuhan berbiji tertutup
  7. Klasifikasi tumbuhan berbiji tertutup
  8. Gambar perbedaan Monokotil dan Dikotil
  9. Contoh suku dan peran sumbuhan

1.3 Tujuan
  1. Untuk mengetahui dan memahami devinisi Spermathophyta
  2. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri tumbuhan berbiji
  3. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi tumbuhan berbiji
  4. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri tumbuhan berbiji terbuka
  5. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi tumbuhan berbiji terbuka
  6. Untuk mengetahui dan memahami tumbuhan berbiji tertutup
  7. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri tumbuhan berbiji tertutup
  8. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi tumbuhan berbiji tertutup
  9. Untuk mengetahui dan memahami tumbuhan monokotil dan dikotil
  10. Untuk mengetahui dan memahami contoh, suku dan peranan tumbuhan monokotil dan dikotil.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Spermatopytha ( Tumbuhan Berbiji )
Tumbuhan berbiji yaitu klompok tumbuhan yang hidup di darat, mempunyai akar, batang dan daun sejati, Tracheophyta, Autotrof, serta menghasilkan biji. Tumbuan bijib tertinggi berupa pohon dengan tinggi melebihi 100meter misalnya pohon conifer ( sequoiaadendron giganteum )

2.1.1 Ciri-ciri tumbuhan berbiji :
  1. Habitus atau perawakan tumbuhan berbiji sangat bervariasi, yaitu pohon misalnya : Jati, duku, kelapa, beringin, cemara. Perdu  misalnya : mawar, kembang merak, kembang sepatu.
  2. Cara hidup : Fotoautotrof artinya mengola makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari
  3. Habitat : Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat namun tumbhan berbiji ada yang hidup mengapung di air, misalnya : Teratai
  4. Reproduksi : Terjadi secara aseksual ( Vegetatif ) dan Seksual ( Generatif )
  • Vegetatif  yaitu terjadinya indifidu baru tanpa didahului peleburan dua sel gamet. Dibedakan menjadi dua macam yaitu Vegetatif alami: (Rhizoma akar tinggal, Sloton atau gragih umbi batan, umbi lapis umbi akar, tunas dan adventif ) dan Vegetative buatan ( Mencangkok, stek, okulasi, mengenten, merunduk )
  • Generatif yaitu terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel gamet, yang disebut pembuahan ( Fertilisasi ) Pembuahan akan terjadi kalau didahului proses penyerbukan. 

2.1.2 Klasifikasi Tumbuhan Berbiji

1. Tumbuhan Berbiji Terbuka ( Gymnospermae )
Gimnospermae yaitu tumbuhan yang bijinya tidak di tutupi oleh bakal buah

Ciri-ciri Tumbuhan Berbiji Terbuka
  • Pada umumnya perdu atau pohon tidak ada yang berupa herba batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar
  • Bentuk perakaran tunggang
  • Daun sempit, tebal dan kaku
  • ulang daun tidak beraneka ragam
  • Tidak mempunyai bunga sejati
  • Alat perkembang biakannya berbentuk kerucut yang disebut Strobilus atau runjung
  • Alat klamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam Strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam Strobilus betina
Klasifikasi Tumbuhan Berbiji Terbuka                

a. Cycadinae
Ciri khas yaitu batang tidak bercabang daunnya majemuk tersusun sebagai tajung di puncak pohon merupakan tumbuhan berumah dua, artinya mempunyai strobilus jantan saja atau strobilus betina saja,

Contoh : Zamia furfuracea, Cycasrevoluta dan Cycasrumphii      
( Pakis Haji )

b. Ginkgoinae
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30meter, daun berbentuk kipas dan mudah gugur. Serbuk sari dan bakal bii dihasilkan oleh idividu yang berlainan. Anggota klompok ini hanya ada satu species yaitu Ginkgo biloba

c. Coniferinae
Coniferinae berarti tumbuhan pembawa kerucut karena alat perkembang biakan jantan dan betina berupa strobilus berbentuk kerucut. Tumbuhan yangtermasuk kelompok ini mempunyai cirri selalu hijau sepanjang tahun ( evergreen ).
Contoh ;
  • Agathis alba ( dammar )
  • Pinus mercusii ( pinus )
  • Cupressus sp
  • Araucariasp 
  • Sequuoia sp 
  • Juniperus sp
  • Taxus sp.
d. Gnetinae
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana ( tumbuhan pemanjat ) dan pohon. Daun berbentuk oval atau lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip.
 Pada Xiloem terdapat Trakea dan Floem tidak mempunyai sel pengirim. Strobilus tidak berbentuk kerucut, tetapi suda dapat disebut bunga. Contoh yang terkenal dari kelompok ini yaitu Gnetum gnemon ( Melinjo)

Tumbuhan Berbiji Tertutup ( Angiospermae )
Angiospermae  berasal dari 2 kata yaitu Angios yang artinya tertutup dan sperma yang artinya biji. Sehingga kita dapat simpulkan Angiospermae yaitu golongan tumbuhan yang menghasilkan biji dan tumbuhan berbiji tertutup atau tumbuhan yang bijinya terdapat di dalam bakal buah . Angiospermae mempunyai nama lain Magnoliophyta dan lawannya yaitu Gymnospermae.

Ciri-ciri Yang Dimiliki Tumbuhan Berbiji Tertutup ( Angiospermae )
Angiospermae mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
  1. Bakal biji diselubungi daun buah ( karpela )Berupa herba, perdu, atau pohon
  2. Mempunyai organ yang berupa bunga lengkap (terdapat kelopak bunga, mahkota bunga, serta alat kelamin berupa benang sari dan putik)
  3. Mempunyai pembulu Xylem dan Floem
  4. Embrio tersimpan didalam bakal biji
  5. Habitat berupa semak, herba, perdu atau pohon
Klasifikasi Tumbuhan Berbiji Tertutup ( Angiospermae )
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas yaitu :
1. Kelas Monocotyledoneae.
Monocotyledoneae yaitu tumbuhan berbunga yang menghasilkan biji dengan 1 kotiledon.

Ciri-ciri Monocotyledoneae :
  1. Berbiji tunggal (hanya mempunyai satu daun lembaga),berakar serabut,batang sama besar dan tidak bercabang`
  2. Daun tunggal berpelepah,bertulang sejajar,bagian bunga kelipatan tiga (trimer)
  3. Akar dan Batang tidak berkambium
  4. Xylem dan Floem tersebar.
  5. Warna tidak mencolok
  6. Ruas-ruas batang jelas
2. Kelas Dicotyledoneae
Yaitu tumbuhan berbunga (angispermae) yang menghasilkan biji dengan 2 kotiledon dan dapat mengalami pertumbuhan eksogen, seperti pertumbuhan pada batang akibat dari penebalan kambium.

Ciri-ciri Dicotyledoneae :
  1. Mempunyai daun lembaga (dikotiledom)
  2. Batang umumnya bercabang
  3. Tulang daun menjari atau menyirip
  4. Mempunyai cambium sehingga agar dan batang bertambah besar,jaringan ikat pembuluh xylem dan floem pada akar dan batang tersusun dalam lingkaran
  5. Mempunyai system akar tunggang.
Gambar Perbedaan Tumbuhan Monokotil Dan Dikotil
Perbedaan Tumbuhan Monokotil Dan Dikotil

Gambar Contoh,Suku-Suku Dan Peran Tumbuhan Monokotil Dan Dikotil
Contoh,Suku-Suku Dan Peran Tumbuhan Monokotil Dan Dikotil

Contoh dan peranan tumbuhan Monokotil
  1. Oryza sativa ( Padi )
  2. Zea mays ( Jagung )
  3. Musa paradisiacal ( Pisang ).
Sama-sama digunakan sebagai bahan makanan.
  1. Elaeis ( Kelapa Sawit ) Bisa digunakan sebagai bahan kosmetik.
Contoh dan peranan tumbuhan Dikotil
  1. Mangifera indica ( Mangga)
  2. Psidium guajava ( Jambu Biji )
  3. Nephelium lappaceum ( Rambutan )
Dapat dijadikan sebagai bahan makan
  1. Gossypium hirsutum ( kapas)
Dapat digunakan sebagai bahan sandang

Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan Monokotil diantaranya:
  1. Rumput-rumputan (Graminae), misalnya: padi, jagung, bambu, rumput, tebu, gandum.
  2. Suku pinang-pinangan (Palmae), misalnya: kelapa, rotan, kelapa sawit, aren, salak.
  3. Suku jahe-jahean (Zingiberaceae), misalnya: kunyit, jahe, lengkuas.
Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan Dikotil diantaranya:
  1. Suku getah-getahan (Euhorbiaceae), misalnya: singkong, jarak, karet,  puring.
  2. Suku polong-polongan (Leguminosae), misalnya: putri malu, petai, flamboyan, kembang merak, kacang kedelai, kacang tanah.
  3. Suku terung-terungan (Solanaceae), misalnya: kentang, terong, tomat, cabai, kecubung.
  4. Suku jeruk-jerukan (Rutaceae), misalnya: jeruk manis, jeruk bali
  5. Suku kapas-kapasan (Malvaceae), misalnya: kembang sepatu, kapas

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah membuat makalah ini penulis dapat menyimpulkan bahwa Tumbuhan Berbiji terbagi menjadi dua, yaitu :
  1. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) yaitu tumbuhan yang bijinya tidak di tutupi oleh bakal buah
  2. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) yaitu tumbuhan yang bijinya terdapat di dalam bakal buah
 Berdasarkan jumlah keping bijinya tumbuhan berbiji dibagi menjadi dua kelas yaitu:
  1. Tumbuhan berkeping biji satu (Monocotyledonae)
  2. Tumbuhan berkeping biji dua (dikotyledonae)
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawab kan


DAFTAR PUSTAKA

Falahuddin,Irham.dkk.2014.Biologi Dasar.Palembang:ExcellentPublishing Palembang
Campbell,Neil.A.& Jane B. Reece.2008.Biologi.Jakarta:Erlangga
http://www.wikipedia.com/

Makalah Aborsi Terbaru dan Terlengkap

Makalah Aborsi

Makalah Aborsi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Aborsi yaitu kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah minggu kehamilan yang spesifik dapat bervariasi antar Negara, begantung pada perundangan setempat.

Menurut Potter&Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika Serikat yaitu tidak direncanakan; sebagian besar kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada remaja, wanita berusia di atas 40 tahun, dan wanita Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah. Hampir setengah dari kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi.

Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para remaja. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pendidikan tentang sex dan pergaulan bebas serta dampaknya, baik dari segi kesehatan maupun social kepada masyarakat khususnya remaja. Selain itu, pengawasan orang tua juga mempunyai peran yang sangat penting dalam menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kehamilan yang tidak diinginkan yang merupakan akibat dari pergaulan bebas tersebut yang tidak sedikit berakhir dengan tindakan aborsi.

Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi yaitu tindakan dosa, melanggar hukum dan sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif karena ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik.

Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya sebagai conselor atau peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip dan asas etik keperawatan yang ada untuk membantu pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih (aborsi). Selanjutnya, dalam makalah ini kami akan membahas tentang aborsi beserta dampaknya sekaligus peran orang tua untuk menghindari hal-hal tersebut

1.2 Tujuan Penulisan
  • Mengetahui definisi aborsi
  • Mengetahui faktor yang mendorong terjadinya aborsi
  • Mengetahui dampak aborsi
  • Mengetahui contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia
  • Mengetahui menanggapi kasus yang ada berdasarkan prinsip dan asas etik keperawatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Aborsi
Aborsi yaitu kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah minggu kehamilan yang spesifik dapat bervariasi antar Negara, begantung pada perundangan setempat.

2.2 Jenis Aborsi
Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:
Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan/pengeluaran janin secara spontan sebelum janin dianggap mampu bertahan hidup. Aborsi ini dibedakan menjadi 3 yaitu :
  1. Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan dari uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim belum melebar (tanpa dilatasi serviks).
  2. Abortus insipiens, berarti bahwa kehamilan mustahil untuk dilanjutkan. Seringkali terdapat pendarahan per vagina hebat karena area plasenta yang luas terlepas dari dinding uterus
  3. Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20 minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam rahim
  4. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan. Hal ini cenderung terjadi pada usia delapan minggu pertama kehamilan.
Aborsi buatan/ sengaja/ Abortus Provocatus Criminalis yaitu pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).

Aborsi terapeutik / Abortus Provocatus therapeuticum yaitu pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

2.3 Penyebab Tindakan Aborsi
Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab aborsi dilakukan :
  1. Umur
  2. Incest (hubungan seks sedarah) seperti tindak pemerkosaan  yang dilakukan oleh ayah kepada anaknya.
  3. Kehamilan tak diinginkan (KTD) seperti hamil diluar nikah
  4. Paritas ibu
  5. Adanya penyakit kronis atau indikasi medis
  6. Aktivitas seksual di usia muda
  7. Kurangnya pengetahuan tentang dampak aborsi
  8. Perspektif sosiokultural dan agama
  9. ingkat pendidikan tentang seksual dan kesehatan reproduksi rendah
  10. Kurangnya kesadaran masyarakat akan dampak dari aborsi yang tidak aman

2.4 Resiko Aborsi
Aborsi mempunyai resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar apabila dikatakan bahwa apabila seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini yaitu informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:

a. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
Pada saat melakukan aborsi  dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
  1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
  2. Infeksi serius disekitar kandungan
  3.  Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
  4. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
  5. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
  6. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
  7. Kanker hati (Liver Cancer)
  8. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
  9. Beresiko menjadi mandul/tidak mampu mempunyai keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
  10. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
  11.  Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

b. Resiko gangguan psikologis
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang mempunyai resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga mempunyai dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Pasca-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
  1. Kehilangan harga diri
  2. Merasa diasing di masyarakat
  3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
  4. Ingin melakukan bunuh diri
  5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
  6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitu stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007).

2.5 Undang-undang yang mengatur mengenai aborsi
Mengenai aborsi, dalam KUHP Bab XIX Pasal 346 s/d 350 dinyatakan sebagai berikut:
  1. Pasal 346 : “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.
  2. Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.(2) Apabila perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
  3. Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. (2) Apabila perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
  4. Pasal 349 : “Apabila seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan”.

2.6 Legalitas Aborsi dalam Kondisi Khusus menurut Undang-Undang
Abortus buatan, apabila ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam dua golongan yakni :

a. Abortus buatan legal (Abortus provocatus therapcutius)
Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang, karena alasan yang sangat mendasar untuk melakukannya, seperti menyelamatkan nyawa/menyembuhkan si ibu.

b. Abortus buatan ilegal
Yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain untuk menyelamatkan/ menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa (Bab XIX pasal 346 s/d 249). Namun dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan pada pasal 15 ayat (1) dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Kemudian pada ayat (2) menyebutkan tindakan medis tertentu dapat dilakukan :
  1. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
  2. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kemampuan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli
  3. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan serta suami dan keluarga.

2.7 Hal-Hal Yang Dapat Dilakukan Untuk Menghindari Kejadian Aborsi Tidak aman (Ilegal)
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir serta mencegah terjadinya tindakan aborsi yang tidak aman/illegal, diantaranya yaitu sebagai berikut :
  1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat khususnya dikalangan remaja tentang kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif yang memberikan informasi tentang seksualitas, kontrasepsi dan hubungan gender.
  2. Memotivasi kepada orang tua untuk ikut mengambil peran dalam mengawasi anak-anaknya dalam bergaul
  3. Menyediakan layanan konseling yang berkualitas tinggi yang dapat memberikan informasi yang akurat tentang aborsi dan bahayanya bagi kesehatan
  4. Bekerja sama dengan semua pihak yang terkait seperti sekolah-sekolah, puskesmas dan lain-lain dalam menurunkan angka aborsi yang ada.
  5. Menyediakan sarana atau tempat pelayanan kesehatan yang bermutu dan memenuhi syarat
Selain hal-hal tersebut di atas, ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu sebagai berikut :
  1. Memberikan pendidikan sex dini yang sesuai kepada anak-anaknya
  2. Melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak-anaknya
  3. Menanamkan moral dan etika yang baik untuk menghindari hal-hal yang melanggar aturan/hukum, baik di masyarakat bahkan di dalam Negara.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
  • Aborsi yaitu kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu atu sebelum janin diberi kesempatan untuk hidup.
  • Aborsi merupakan tindakan yang melanggar hukum dan tidak dibenarkan dalam kondisi apapun kecuali untuk kemaslahatan si ibu. Hal ini sudah di atur dalam hokum Negara.
  • Aborsi mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi seorang yang melakukanya, baik dari segi kesehatan maupun sosial. Selain itu aborsi yang tidak memenuhi syarat dan tidak dilakukan oleh ahlinya dapat mengakibatkan komplikasi-komplikasi yang sangat berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian.
3.2 Saran
Seorang tenaga medis harus lebih sering memberikan pendidikan kesehatan khususnya tentang aborsi dan dampaknya terhadap kesehatan sehingga masyarakat dapat pengetahuan dan mempunyai persepsi yang benar akan hal tersebut dan diharapkan dapat menurunkan angka kejadian aborsi baik secara legal maupun illegal

DAFTAR PUSTAKA

  • Msruroh dan Mudzakkir, 2009. Panduan Lengkap Kebidanan dan Keperawatan.Merkid Press. Yogyakarta
  • Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
  • Tiar, Estu dkk. 2011. Manajemen Aborsi Inkomplet. Modul Kebidanan/WHO, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
  • Aborsi.org. 2004. Resiko Aborsi. Alamat : http://www.aborsi.org/resiko.htm.
  • Kompas.com.2012. Mahasiswa Aborsi Pakai Pil Sakit Kepala. Alamat : http://megapolitan.kompas.com/read/2012/05/03/15561555/Mahasiswi.Aborsi.Pakai.Pil.Sakit.Kepala

Pengertian Pemasaran Jasa Menurut Para Ahli

Pengertian Pemasaran Jasa Dalam konsep pemasaran modern telah dikatakan bahwa titik tolak dari kegiatan pemasaran ialah mengetahui kebu...