Jumat, 26 Januari 2018

Pengertian Pemasaran Jasa Menurut Para Ahli

Pengertian Pemasaran Jasa

Pengertian Pemasaran Jasa
Dalam konsep pemasaran modern telah dikatakan bahwa titik tolak dari kegiatan pemasaran ialah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, sebisa mungkin memberikan pelayanan yang maksimal selanjutnya dengan program pemasaran yang terintegrasi akhirnya akan tercapai tujuan akhir yaitu pencapaian laba. Guna mengetahui lebih jelas tentang pengertian pemasaran dan jasa, berikut ini dikutip beberapa pendapat para ahli dalam bidang pemasaran diantaranya :
Philip Kotler dan Amstrong (2008:7) menyatakan bahwa :“Pemasaran ialah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat pencapaian dan pertukaran timbal balik dan nilai dengan pihak lain”.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa mula-mula manusia harus menentukan kebutuhannya dulu baru kemudian berusaha memenuhinya dengan cara mengadakan hubungan.

Pengertian Bauran Pemasaran Untuk Jasa

Bauran pemasaran termaksud salah satu acuan dalam menyusun strategi pemasaran yang kedudukannya cukup penting, karena keberhasilan perusahaan mencapai tujuan sangat ditentukan oleh sejauh mana bauran pemasaran dilaksanakan.Hal ini sebagai pertimbangan, bahwa beberapa variabel yang ada dalam bauran pemasaran ialah variabel yang diperhitungkan oleh konsumen dalam menetapkan pembelian suatu produk.

Philip Kotler dan Amstrong (2008:12) menyatakan bahwa:“Bauran pemasaran (marketing mix) ialah seperangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol dilakukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (market share), dimana variabel-variabel tersebut terdiri atas produk, tempat, promosi dan harga.

Sedangkan Simanjuntak (2007 : 214) memberikan definisi yaitu: “Bauran pemasaran dan jasa ialah kelompok variabel-variabel yang dapat dikendalikan dan dipergunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk memengaruhi reaksi para pembeli”.

Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran dan jasa ialah ujung tombak strategi pemasaran yang mengimplementasikan segmen pasar, target pasar dan posisi pasar yang menitikberatkan pada masalah produk, harga, kualitas produk, media promosi dan bentuk saluran distribusi serta pelayanan  yang diperuntukkan bagi pasar yang sudah menjadi terget atau sasaran. Bauran pemasaran harus dilakukan secara efektif dan efisien dengan tujuan agar dapat mempercepat terjadinya penjualan karena variabel tersebut merupakan variabel inti yang dapat dikontrol dan digunakan untuk memengaruhi konsumen dalam menetapkan suatu pembelian terhadap suatu produk dan jasa, maka akan diuraikan sebagai berikut.


loading...



a1. Produk ( Product )
Produk jasa merupakan “segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.” Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang/pribadi, tempat, organisasi, dan ide (Kotler, 2008:428), Jadi produk dapat berupa tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.

Produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli mamfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan. sedangkan sesuatu yang ditawarkan itu sendiri dapat dibagi menjadi empat kategori yaitu :
  1. Barang nyata
  2. Barang nyata disertai jasa
  3. Jasa utama yang disertai dengan barang dan jasa tambahan, dan
  4. Murni jasa
Jadi pada dasarnya produk ialah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut.

a2. Promosi (Promotion)
Promosi ialah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Alma, 2008:179).

Promosi selain mempunyai mamfaat dalam memperkenalkan produk baru, juga penting sekali dalam hal mempertahankan selera konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk yang sudah ada. Namun betapun gencarannya kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan, perlu pula didukung oleh harga dan kualitas dari produk yang dipromosikan, sehingga tujuan perusahaan untuk mencapai volume penjualan serta market share akan tercapai. Terdapat empat sarana promosi, yang biasa dilakukan oleh bank yaitu:
a. Periklanan (Advertising)
Iklan merupakan sarana promosi yang digunakan oleh bank guna meng informasikan, menarik dan mempengaruhi calon nasabah. Media yang dapat dilakukan seperti pemasangan billoard dijalanjalan strategis, pencetakan brosur baik disebarkan disetiap cabangatau pasar pembelan jaan, pemasangan spanduk, melalui koran, majalah, radio, televisi, dan media lainnya. Adapun pertimbangan pengguna media yang akan dipakai untuk pemasangan iklan disuatu media antara lain :
  1. Jangkauan media yang digunakan.
  2. Saran atau konsumen yang dituju.
  3. Biaya yang dikeluarkan.
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Tujuan promosi penjualan untuk meningkatkan penjualan atau meningkat kan jumlah nasabah. Bagi bank promosi penjualan dapat dilakukan melalui:
  1. Pemberian bunga khusus (special rate) untuk jumlah dana yang relatif besar walaupun hal ini akan meningkatkan persaingan tidak sehat.
  2. Pemberian intensif kepada setiap nasabah yang memiliki jumlah simpanan terbesar.
  3. Pemberian cendramata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal, serta promosi penjualan dan penjualan lainnya.
c. Publitas (Publicty)
Publitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial dan kegiatan lainnya. Kegiatan publitas dapat meningkatkan pamor bank dimata nasabahnya.

d Penjualan Pribadi (Personal Sales)
Penjualan pribadi lebih banyak dilakuakan oleh petugas customer service pada dunia perbankan. Dalam hal ini customer service memegang peranan sebagai pembinaan hubungan dengan masyarakat atau public relation. Customer service bank dalam melayani nasabah selalu berusaha menarik para calon nasabah menjadi nasabah yang bersangkutan dnegan berbagai cara.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan promosi ialah suatu upaya yang merubah pandangan (image) konsumen terhadap suatu produk yang dipasarkan sehingga konsumen memiliki keinginan untuk membeli dan memakai produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersngkutan.

a3. Proses (Process)
Proses ialah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen operasi ialah sangat penting suksesnya pemasaran jasa. Seluruh aktivitas kerja ialah proses, proses melibatkan prosedurprosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktivitasaktivitas dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang atau jasa) disalurkan ke pelanggan.

a4. Orang (People)
Orang (people) ialah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari ”people”ialah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service counter). Elemen people ini memiliki 2 aspek yaitu :
a. Service People
Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu menggandakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan baik, cepat, Ramah, teliti dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan kesetian pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan.
b. Customer
Faktor lain yang mempengaruhi ialah hubungan yang ada diantara para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain, tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivas, dan manajemen dari sumber daya manusia.

a5. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam physical evidence antara lain lingkungan fisik dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainnya.Selain itu suasana dari perusahaan yang menunjang seperti visual, aroma, suara, tata ruang, dan lain-lain.

Lovelock (2008:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut :
  1. An attention-Creating medium, perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya.
  2. A a mesage-creating medium. Menggunakan symbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa.
  3. An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk mencipatakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.

Pengertian Jasa dan Karakteristik Jasa

Pengertian Jasa dan Karakteristik Jasa 

Pengertian Jasa dan Karakteristik Jasa
Pengertian Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata “jasa” (service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang berusaha menyatakan bahwa pengertian jasa.

Lupiyoadi,(2008; 6) menyatakan bahwa jasa sebagai berikut: “Service is all economic activities whose output is not a physical product or construction is generally consumed at that time is produced, and provides added value in forms (such as convenience, amusement, comfort or health” (jasa merupakan  semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen).

Tidak jauh berbeda dengan definisi di atas, Lupiyoadi, (2008; 6) juga menyatakan bahwa jasa sebagai berikut:  “Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya”.

Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud.

Karakteristik Jasa 
Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa memiliki empat karakteristik yang membedakan barang dan jasa yang dinamakan paradigma IHIP: Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan Perishability (Tjiptono dan Chandra, 2008; 22).
a. Intangibility: 
Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa tertentu, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya.
b. Heterogeneity: 
Jasa bersifat Heterogeneity karena merupakan non-standarized output, artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Sebagai contoh, dua orang yang datang ke salon yang sama dan meminta model rambut yang sama tidak akan mendapatkan hasil yang seratus persen identik ( kecuali kalau keduanya minta rambutnya dibuat plontos).
c. Inseparability: 
Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Sedangkan barang biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual, baru dikonsumsi. Sebagai contoh, dokter gigi tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran pasien. Selain hadir secara fisik dan mental, pasien bersangkutan secara aktual juga berperan sebagai co-producer dalam operasi jasa, dengan jalan menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter dan menjelaskan gejala sakit atau kebutuhan spesifiknya.
d. Perishability: 
Jasa bersifat perishability artinya jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali, atau dikembalikan. Sebagai contoh, kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu tanpa pasien di tempat praktik dokter umum akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.

Lupiyoadi, (2008; 6) juga menambahkan bahwa karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
a. Tidak berwujud (Intangibility):
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.
b. Tidak dapat disimpan (Unstorability):
Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsums secara bersamaan.
c. Kustomisasi (Customization):
Jasa seringkali disesain khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat atau karakteristik utama dari jasa adalah tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli, kemudian jasa juga tidak dapat disimpan, dan jasa memiliki banyak variasi bentuk, kualitas serta jenis tergantung pada siapa jasa tersebut dijual, hal ini disebabkan oleh kebutuhan konsumen jasa yang berbeda-beda, sehingga jasa yang dijual disesuaikan dengan permintaan konsumennya

Definisi/Pengertian Lengan Atas Bawah dalam Olahraga Bulu Tangkis dan Teori Pengungkit Jarak Angular

Definisi/Pengertian Lengan Atas Bawah dalam Olahraga Bulu Tangkis dan Teori Pengungkit Jarak Angular

Pengertian Lengan Atas Bawah
Pengertian Lengan ialah menurut M. Sajoto (2005:8) ialah organ tubuh yang panjangnya dari okromeon sampai pada pergelangan tangan. Panjang lengan merupakan bagian tubuh sepanjang lengan atas sampai lengan bawah, telapak tangan dan terakhir pada ujung jari tengah. Pengukuran panjang lengan dimulai dari sendi bahu (Os Ocromion) sampai ujung jari tengah yang diukur menggunakan anthropometer dengan satuan centimeter (Depdikbud, 2002:5). Pada bagian lengan atas terdapat tulang lengan atas (tulang humerus) dengan berbagai kumpulan otot yang melekat, diantaranya ialah musculus bichep brachili, brachialis, musculus corabobra bracialis, musculus tricep brachi, musculus fleksor digitilongus, musculus brachio raialis dan musculus bicchep brachinooput longus. Lengan atas ini dihubungkan oleh lengan sendi bahu (articulasio humeri) yang menghubungkan antara lengan atas dengan bahu, sehingga bahu dapat bergerak bebas (Tri Tunggal Setiawan,2008:105).

Menurut Tri Tunggal Setiawan (2008:105), untuk lengan atas dengan lengan bawah dihubungkan oleh sendi siku (articulasio cubiti). Pada lengan bawah ini terdapat dua buah tulang, yaitu tulang hasta (radius) dan tulang pengupil (ulna). Otot yang melindungi atau membungkus tulang pada lengan bawah antara lain musculus brachialis, musculus ekstensorcapri, musculus radius longus, musculus digitorium kommunis dan musculus fleksor radialis. Lengan bawah juga berhubungan dengan telapak tangan yang dihubungkan oleh sendi pergelangan tangan (articulasio radiocarpalia).

Kontraksi antara otot atas dengan otot lengan bawah akan menghasilkan kekuatan tangan yang memperkuat genggaman raket yang digunakan untuk memukul shuttlecock dan pada saat perkenaan antara daun raket dengan shuttlecock sehingga menghasilkan shuttlecock yang cepat. Batasan panjang lengan merupakan bagian tubuh sepanjang lengan atas sampai lengan bawah. Bila dari segi anatomi panjang lengan sampai ujung jari tengah terdiri dari tulang os humerus, os radius, os ulna (Tri Tungggal Setiawan, 2008:39). Otot-otot yang terlekat di tulang mempunyai tugas sebagai alat penggerak. Jadi dapat disimpulkan bila lengan itu semakin panjang berarti otototot yang melekat di tulang ikut panjang dan mengakibatkan ayunan lengan semakin lambat kecepatan menyampai objeknya.

Hubungan panjang lengan dengan gerakan angular dalam hal jarak, kecepatan dan percepatan dalam overhead lob dapat dijelaskan menggunakan sistem kerja pengungkit. Misalnya pengungkit A jari-jarinya lebih pendek daripada B, dan B lebih pendek daripada C. jika ketiga pengungkit tersebut digerakkan sepanjang jarak angular yang sama dalam waktu yang sama pula, jelas pula bahwa pengungkit A akan bergerak dengan kecepatan yang lebih kecil dari pada kecepatan ujung - ujung B dan C. Jadi ketiga pengungkit memiliki kecepatan angular yang sama, tetapi kecepatan linear pada gerak berputar pada masing -masing ujung pengungkit akan sebanding dengan panjangnya.

Suatu obyek yang bergerak pada ujung radius yang panjang akan memiliki linear lebih besar dari pada obyek yang bergerak pada ujung radius yang pendek, jika kecepatan angularnya dibuat konstan. Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh Sudarminto (2004:95) bahwa makin panjang radius makin besar kecepatan linearnya, jadi sangat menguntungkan bila digunakan pengungkit sepanjang- panjangnya untuk memberikan kecepatan linear kepada obyek, asal panjang pengungkit tersebut tidak mengorbankan kecepatan angular.

Selain itu apabila ditinjau dari sistem kerja pengungkit tersebut, semakin panjang pengungkit maka semakin besar pula gaya yang ditimbulkan atau diakibatkan. Begitu pula pada lengan seorang pemain bulutangkis, semakin panjang lengannya semakin besar pula gaya yang dihasilkan pada saat memukul shuttlecock. Selain itu apabila lengan pemain bulutangkis panjang, maka memberi keuntungan pula pada saat menjangkau shuttlecock (Soedarminto, 2004:95). Panjang lengan dalam penelitian ini meliputi lengan panjang sesuai dengan teori pengungkit antara 0 – C  dan lengan pendek sesuai dengan teori pengungkit antara 0 - A yang diukur dengan alat yang disebut anthropometer dengan satuan centi meter (cm). Yang dimaksud dengan panjang lengan panjang maupun panjang lengan pendek yaitu dengan cara lengan testee diukur terlebih dahulu, setelah selesai diukur hasilnya dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok lengan panjang dan kelompok lengan pendek yaitu dengan cara mengurutkan panjang lengan testee yang sudah diukur dari yang terpanjang sampai yang terpendek
Pengertian Lengan Atas Bawah 
Gambar 2.20 Teori Pengungkit Jarak Angular A, B, C sama jarak linier A<B<C
(Sumber: Sudarminto, 2004:94)

Daftar Pustaka 
  • M. Sajoto. 2005. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Price. 
  • Depdikbud, 2002. Alat-alat Tes Kesegaran Jasmani. Jakarta: Depdikbud
  • Tri Tunggal, Setiawan, 2008. Kinesiologi. Semarang.
  • Soedarminto. 2004. Kinesiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Makalah Lengkap Tentang Olahraga Sepak Takraw Teknik Dasar Servis Kondisi Fisik dan Kekuatan Otot Tungkai Kelentukan

Makalah Lengkap Tentang Olahraga Sepak Takraw Teknik Dasar Servis Kondisi Fisik dan Kekuatan Otot Tungkai Kelentukan

Makalah Lengkap Tentang Olahraga Sepak Takraw Teknik Dasar Servis Kondisi Fisik dan Kekuatan Otot Tungkai Kelentukan
Pengertian Sepak Takraw ialah merupakan suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan, dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring net seperti permainan Bulutangkis (Sulaiman, 2004:1) Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari setiap pihak ialah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah.

Permainan Sepak takraw berlangsung tanpa menggunakan tangan untuk memukul bola bahkan bola tidak boleh menyentuh  lengan. Bola hanya boleh menyentuh atau dimainkan oleh kaki, dada, bahu, dan kepala.Permainan sepak takraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh tekong. Sepak mula dilakukan tekong atas lambungan  bola oleh pelambung yang diarahkan ke tekong. Pelambung ialah salah satu pemain depan, pada waktu dia melambungkan bola ke arah tekong, tekong harus berada di dalam lingkaran yang telah disediakan. Begitu juga tekong, pada waktu melakukan sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada di dalam lingkaran tempat tekong melakukan sepak mula. Tekong mengarahkan bola ke daerah lawan melalui atas net, dilain pihak lawan harus menerima bola itu dan mengembalikan ke daerah lawan.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa olahraga sepak takraw merupakan sebuah permainan yang dimainkan di atas lapangan empat persegi panjang dengan permukaan yang rata baik di tempat terbuka (outdoor) maupun di ruangan tertutup (indoor) yang bebas rintangan dan dimainkan oleh dua regu yang dibatasi dengan jaring (net). Tujuan dari setiap regu (pihak) ialah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah. Dengan demikian seorang pemain sepak takraw itu harus banyak berlatih menggunakan kaki atau sepakan. Namun tidak berarti bahwaunsur lain diabaikan, seperti faktor menyundul. Mendada, dan membahu yang menunjang peningkatan prestasi sepak takraw.

Teknik Dalam Sepak Takraw

1. Teknik Dasar
Untuk bermain sepak takraw yang benar, seseorang dituntut mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik. Kemampuan yang dimaksud ialah kemampuan dasar bermain sepak takraw. Tanpa kemampuan itu seseorang tidak akan bisa bermain. Teknik dasar dalam permainan sepak takraw ialah menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki, memainkan bola dengan kepala, dengan dada, dengan paha, dengan bahu, dan dengan telapak kaki.

Kemampuan dasar di atas tersebut antara yang satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.Tanpa penguasaan kemampuan dasar yang baik, sepak takraw juga tidak dapat dimainkan dengan baik pula. Teknik dasar dimiliki dengan baik bila berlatih dengan baik dan kontinyu. Namun bukan berarti bahwa prestasi sepak takraw itu hanya ditentukan oleh pemilik teknik dasar yang baik saja, melainkan faktor-faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi. Teknik-teknik dasar permainan sepak takraw menurut Sulaiman (2008:15) diantaranya: 1) Teknik Sepakan (Sepak Sila,Sepak Kura/kuda,Sepak Cungkil, Sepak Simpuh/badek, Sepak Mula/servis, Sepak Tapak), 2) Teknik Memaha/kontrol paha, 3) Teknik Mendada/kontrol dada, 4) Teknik Membahu/kontrol bahu, 5) Teknik Kepala, 6) Teknik Smash, 7) Teknik Tahanan/blok.

2. Teknik Khusus Sepak Takraw 
Supaya permainan dapat berjalan dan berlangsung dengan baik serta lancar para pemain dituntut untuk menguasai unsur dasar pemain yaitu teknik dasar sepak takraw. Selain teknik dasar yang dimaksud seorang pemain itu harus juga memiliki kemampuan khusus atau teknik khusus.

Teknik khusus permainan sepak takraw tidak lain ialah cara bermain sepak takraw. Bagaimana permainan itu dimulai, setelah permainan itu dimulai apa yang harus dilakukan. Setelah bola dikuasai tindakan apa yang harus dilakukan untuk membuat serangan hingga serangan itu berhasil mendapatkan hasil yakni nilai atau point buat regunya. Antara teknik dasar dan teknik khusus permainan sepak takraw sangat erat sekali hubungannya sehingga sukar mengatakan mana yang paling penting. Kedua teknik tersebut saling menunjang, jadi tidak mungkin pemain sepak takraw hanya mampu dan menguasai teknik dasar saja, sedangkan  teknik khusus tidak dikuasai. Teknik khusus dalam permainan sepak takraw diantaranya ialah sebagai berikut: 1) Teknik sepak mula/service, 2) Teknik menerima bola, 3)Teknik mengumpan, 4) Teknik smash, 5) Teknik memblok atau menahan (Fouzee H.A,2001:62).

Unsur-unsur teknik tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat berhubungan dan perlu dilatih secara teratur dan terarah, dengan demikian akan terciptanya pemain sepak takraw yang berkualitas untuk mencapai prestasi yang optimal. Dengan berkembanganya olahraga sepak takraw diharapkan para pemain mempunyai keterampilan lebih diantara keterampilan khusus yang mereka miliki, misalnya seorang tekong harus dapat melakukan smash dan umpan, dan lebih lengkap lagi harus dapat melakukan bloking, demikian juga oleh pemain pada posisi dan fungsi yang lainnya. Kelima teknik khusus dalam permainan sepak takraw tersebut, hanya teknik service yang menjadi bahan penelitian ini. Dengan demikian perlu adanya pembahasan yang lebih jelas dan lebih terperinci supaya dapat membantu memecahkan masalah yang ada.

Servis Dalam Sepak Takraw 
Servis sesuai dengan namanya ialah teknik sepakan yang dimaksudkan untuk memulai suatu permainan atau pertandingan. Sepak mula biasa dilakukan oleh pemain yang disebut tekong, yaitu pemain yang melakukan servis berada di tengah belakang. Sepak mula dilakukan di daerah lingkaran, dengan kaki tumpu harus berada di dalam lingkaran tidak boleh menginjak garis lingkaran, sedang kaki pukul berada di luar lingkaran. Tekong berusaha memukul bola yang dilambungkan oleh pemain yang disebut apit kanan atau apit kiri, dan bola harus melewati atas net, menyentuh net ataupun tidak dan masuk ke daerah permainan lawan (Sulaiman, 2008:22), dan menurut Achmad Sofyan Hanif (2011:32) Servis yaitu permainan dimulai dengan lambungan bola yang terbuat dari rotan atau fiber oleh apit kiri atau kanan yang diarahkan kepada tekong. Tekong harus siap melakukan sepak mula yang diarahkan ke daerah lawan melalui atas jaring menyentuh bibir net ataupun lalngsung menuju lapangan lawan. Servis itu hendaklah diarahkan kepada daerah lawan agar merusak permainan atau pertahanan pihak lawan sehingga dapat mengatur serangan serangan yang baik dan menyebabkan pihak lawan kacau balau. Untuk itu servis harus dibuat dengan berbagai cara agar dapat mengecoh lawan terutama sasaran servis yang akan dilakukan. Tekong hendaklah dapat membuat servis yang baik yakni tempat-tempat dimana permainannya lemah dan sulit menerima bola yang diberikan.

Servis dalam permainan Sepak Takraw menurut (Sulaiman, 2008:22) ditinjau dari posisi kaki pukul terhadap bola dibagi menjadi 2 (dua) cara,yaitu : 1) Servis bawah, 2) Servis atas.

Teknik melakukan servis bawah yaitu dilakukan dengan cara, 1) Pemain berdiri dengan salah satu kaki berada didalam lingkaran sebagai kaki tumpu, kaki lainya berada dibagian belakang badan sebagai awalan, kaki tumpu di usahakan menghadap kea rah pelambung (apit). 2) Salah satu lengan menunjukan permintaan bolayang akan dilambungkan oleh apit sebagai pelambung. 3) Saat bola datang, kaki pukul diayuankan dari bawah keatas menyongsong bola.  Perkenaan dengan bola ialah pada kaki bagian dalam dikencangkan. 4) bola disepak saat bola dengan ketinggian setinggi lutut. 5) Berusaha bola disepak melewati atas net. 6) Setelah melakukan sepakan, gerakan badan mengikuti lanjutan gerakan sepak dan mendarat dengan mengoper.
Gerakan servis bawah sepak takraw.
Gambar 1. Gerakan servis bawah sepak takraw. 
Sumber: http//ms.wikipedia.org

Kondisi Fisik
Kondisi fisik menurut Sajoto (1988: 57) ialah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan dengan sistem prioritas sesui keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut.

1. Kekuatan Otot Tungkai 
Kekuatan atau strength ialah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban tertentu (Sajoto, 1988: 58).Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini ialah kemampuan otot untuk menerima beban dalam waktu bekerja (gerakan servis bawah) dimana kemampuan tersebut dihasilkan oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai.

Harsono (1988: 77) dalam Asep Satria (2007: 27) mengatakan bahwa kekuatan otot ialah komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Karena kekuatan merupakan daya penggerak aktifitas fisik secara keseluruhan dan kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet atau non atlet dari cidera, selain itu dengan kekuatan atlet atau non atlet akan dapat lari dengan cepat, melempar dan menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, demikian juga dapat membantu memperkuat sendi-sendi.

Menurut Sajoto (1988:99), bahwa kekuatan ialah komponen kondisi fisik yang dapat ditingkatkan sampai batas sub maksimal, sesuai dengan kebutuhan setiap cabang olahraga yang memerlukan. kekuatan tungkai merupakan kebutuhan pada setiap cabang olahraga, demikian juga pada cabang olahraga sepak takraw khususnya pada saat melakukan sepakmula. Olehnya itu bagi mereka yang memiliki kekuatan tungkai yang baik, maka kemampuan untuk melakukan sepakmula akan lebih mudah diarahkan pada tempat yang diinginkan.

Kekuatan otot ialah kemampuan otot untuk melakuakan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan/beban (Eri Pratiknyo Dwikusworo, 2010:23). Kekuatan otot tungkai dalam penelitian ini ialah kemampuan otot tungkai dalam mengatasi tekanan beban dalam menjalankan aktivitas untuk menendang bola. Kontraksi otot dapat diterjemahkan sebagai tegangan atau pengerahan kekuatan yang dihasilkan oleh serabut-serabut otot yang sebenarnya ialah suatu proses dari energi kimia menjadi mekanis dan panas. Arah dari gerakan tergantung dari arah yang dikerahkan oleh kekuatan yang bersangkutan untuk menendang bola. Bola akan lari menjauh dari arah tendangan.

Cepat atau lambatnya lintasan bola ditentukan oleh kuat atau tidaknya tendangan yang mengenainya. Semakin keras tendangan yang dikerahkan terhadap bola, semakin cepat bola itu bergerak. Kekuatan otot tungkai dihasilkan dari kontraksi otot-otot yang ada pada tungkai untuk menggerakkan tungkai melakukan ayunan ke depan dengan tujuan menendang bola.

Tendangan apabila dilakukan dengan otot tungkai yang semakin kuat dalam melakukan ayunan tendangan maka semakin kuat bola bergerak yang berarti pula semakin jauh pula bola bergerak. Jika dorongan atau ayunan tersebut besar, maka hasil ayunan kaki juga besar. Artinya hasil dorongan bola yang dilakukan akan berjalan cepat dan keras.

Dari beberapa pengertian tersebut kekuatan dapat diartikan sebagai kualitas tenaga otot atau sekelompok otot dalam membangun kontraksi secara maksimal untuk mengatasi beban yang datang  baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Jadi gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tungkai akan menghasilkan aktifitas gerakan seperti menendang, berjalan, melompat, dan lain sebagainya. Dimana gerakan tersebut dibutuhkan dalam melakukan gerakan olahraga terutama cabang olahraga yang dominan menggunakan kaki diantaranya cabang olahraga sepak takraw.

2. Kelentukan 
Selain kekutan sebagai komponen fisik yang sangat berperan dalam menciptakan prestasi optimal, kelentukan (flexibility) juga merupakan faktor penting. Seseorang yang memiliki tingkat kelentukan yang tinggi, memungkinkan untuk dapt bergerak secara lebih leluasa dan halus dengan penggunakan energi yang sedikit.

Kelentukan ialah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas (Sajoto, 1995 : 9) Kelentukan dipengaruhi oleh elastisitas otot-otot serta  dinyatakan dalam satuan derajat (°).

Harsono (1988:163) menyatakan bahwa lentuk tidaknya seseorang ditentukan luas atau sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Jadi kelentukan ialah kemampuan melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan elastisitas tidaknya otot-otot, tendon, dan ligamen.

Kelentukan menurut Setiawan (1991: 114) ialah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendiannya. Faktor utama yang menentukan kelentukan seseorang ialah bentuk sendi, elastisitas otot, dan ligamen. Selanjutnya, menurut Subarjah, “Kelentukan ialah kemampuan melakukan gerakan persendian seluas-luasnya dan keelastisan otot-otot disekitar persendian”. Kelentukan selalu dikaitkandengan ruang gerak sendi dan elastisitas otot, tendon, dan ligamen. Dengan demikian, orang yang lentur ialah yang memiliki ruang gerak luas dalam sendisendinya dan yang mempunyai otot yang elastis.

(Adil, 2012) mengemukakan bahwa kelentukan badan ditentukan oleh jaringan pengikat di dalam dan di sekitar persendian serta otot-otot, dan juga tergantung pada bentuk kerangka persendian tersebut. Hal ini bahwa kelentukan dipergunakan agar supaya pada saat setelah melakukan sepakmula badan tetap lentur sehingga dapat kembali pada posisi siap untuk menerima bola dari lawan setelah melakukan sepak mula. Untuk mengembangkan kelentukan dapat dilakukan melalui latihan peregangan otot, seperti; peregangan dinamis dan peregangan statis, memperbaiki kelentukan daerah gerak suatu persendian, harus dilakukan beberapa bentuk peregangan yang dinamis dan statis agar badan dapat menjadi normal kembali atau bahkan kondisi lebih baik.

(Juliantine, 2000) Kelentukan memegang peranan yang penting dalam hampir setiap cabang olahraga. Selain untuk olahraga, kelentukanpun memegang peranan penting dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat terlihat dalam dunia anak-anak maupun dunia orang tua. Dalam dunia anak-anak, kelentukan sangat penting karena dunia anak-anak ialah dunia bermain. Kegiatan bermain membutuhkan kelincahan, dan kelincahan membutuhkan kelentukan. Orang tua juga sangat memerlukan kelentukan karena fleksibilitas yang baik akan mendukung kemampuan gerak dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Harsono (1988:163) Kelentukan ialah kemampuan untuk melakukan gerak dalam ruang gerak sendi. Kelentukan merupakan prasyarat yang diperlukan untuk menampilkan suatu keterampilan yang memerlukan ruang gerak sendi yang luas dan memudahkan dalam melakukan gerakan-gerakan yang cepat dan lincah. Kelentukan yang dimiliki seseorang biasanya menggambarkan kelincahan seseorang dalam geraknya. Bahkan bagi para olahragawan dalam cabang olahraga yang dominan unsur kelentukannya, apabila kelentukannya tinggi akan menampakkan prestasi yang lebih baik  dibandingkan dengan olahragawan yang tingkat kelentukannya rendah. Juga menambahkan bahwa Hasil-hasil penelitian menunjukkan perbaikan dalam kelentukan memiliki implikasi positif pada beberapa hal diantaranya ialah.
  • Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi. 
  • Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan (agility). 
  • Membantu memperkembang prestasi. 
  • Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakangerakan. 
  • Membantu memperbaiki sikap tubuh. 

Daftar Pustaka
Sulaiman, 2008. Sepak Takraw. Semarang : UNNES Press. 
Fouzee H.A,2001. Sepak Takraw.  Malaysia : Siri Maju SDN. BHD. 
Shofian, Achmad , 2011. Kepelatihan Dasar Sepak Takraw. Jakarta: PT. Bumi Timur Jaya.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. CVTambak Kesuma. Bandung 
Sajoto. M. 1987. Kekuatan Dan Kondisi Fisik. Semarang : Effhara Daharsa Prize 
Eri Pratiknyo Dwikusworo, 2010. Tes Pengukuran dan Evaluasi Olahraga. Semarang: Widya Karya. 
Adil, A. 2012. Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Dan Kelentukan Terhadap Kemampuan Sepakmula Pada Permainan Sepaktakraw Pada Siswa SMP Negeri 30 Makassar. Jurnal ILARA. Vol 3. No 2. hlm. 40 – 46 
Juliantine, T. 2000. Perbandingan berbagai macam   metode latihan peregangan dalam meningkatkan kelentukan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Metode-Metode Latihan Backhand Drive Dalam Olahraga Tenis dan Prinsip Latihan Kondisi Fisik

Metode-Metode Latihan Backhand Drive Dalam Olahraga Tenis dan Prinsip Latihan Kondisi Fisik

Metode-Metode Latihan Backhand Drive Dalam Olahraga Tenis

Metode Latihan Backhand Drive 

1.  Metode sasaran bertahap ke belakang 
Maksud dari latihan sasaran bertahap ke belakang yaitu suatu proses latihan dimana petenis melakukan pukulan backhand drive mulai dari garis baseline kemudian mengarahkan bola kesasaran yang sudah ditata lurus kedepan tersebut. latihan yang diterapkan ini untuk meningkatkan kemampuan melakukan backhand drive.
Metode Latihan Backhand Drive
Gambar 2.19 Metode latihan sasaran bertahap ke belakang

2.  Metode Sasaran bertahap ke samping 
Latihan  backhand drive dengan menggunakan metode sasaran bertahap ke samping merupakan salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan kemampuan melakukan backhand drive. Jones. C.M dan Buxton. A (2009:31) mengatakan bahwa berdirilah dimana saja selama merasa nyaman akan dapat memukul bola secara diagonal ke seberang net. Tempat ini biasanya hanya 2 atau 3 yard dari net atau dekat garis service. Maksud dari latihan sasaran bertahap ke samping yaitu suatu proses latihan dimana petenis melakukan pukulan backhand drive mulai dari garis baseline kemudian mengarahkan bola kesasaran yang sudah ditata lurus ke samping. latihan yang diterapkan untuk meningkatkan kemampuan melakukan backhand drive.
Metode-Metode Latihan Backhand Drive Dalam Olahraga Tenis dan Prinsip Latihan Kondisi Fisik
Gambar 2.20 Metode Latihan Sasaran bertahap  Kesamping

Pengertian Latihan
Menurut Harsono (2001) dalam Rubianto Hadi (2007:55) latihan yaitu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan penambahan beban latihan atau pekerjaan. Selain penambahan beban latihan, frekuensi latihan juga harus diperhatikan untuk meningkatkan prestasi atlet. Frekuensi latihan yang baik dilakukan tiga kali dalam seminggu agar atlet tidak mengalami kelelahan.

Petenis yang baik yaitu petenis yang mampu menguasai teknik dasar. Untuk dapat menguasai teknik dasar tenis dengan baik petenis perlu melakukan latihan setidaknya tiga kali dalam seminggu. Dalam hal ini teknik dasar yang dibahas yaitu pukulan backhand drive. Terdapat beberapa macam metode latihan untuk dapat menguasai teknik dasar pukulan backhand drive, dalam penelitian ini menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap.

Faktor Kondisi Fisik
Kondisi fisik yaitu  suatu kesatuan utuh, dan komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun secara keseluruhan terutama dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut (M. Sajoto, 1999:8). Kondisi fisik akan baik apabila semua komponen yang ada terpelihara dengan baik. Komponen kondisi fisik menurut M. Sajoto (1999:8-9) meliputi kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, kordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Olahraga tenis memerlukan faktor pendukung kondisi fisik yang baik. Komponen kondisi fisik yang mendukung olahraga tenis meliputi kekuatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, daya ledak, kordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi.

Kekuatan yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak aktifitas fisik, memegang peran penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera, dan dapat memperkuat stabilitas sendisendi (Harsono, 2001:177).

Daya tahan yaitu keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dengan waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut (Harsono, 2001:155).

Kelincahan yaitu kemampuan seseorang untuk mengubah posisi diarea tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan kordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1999:9).

Kelentukan yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Latihan kelentukan berfungsi untuk memperluas ruang-ruang gerak persendian, selain itu juga bermanfaat untuk mengurangi/ menghindari cedera, dan juga membantu gerak kordinasi teknik menjadi lebih baik dengan tenaga yang efisien (Harsono, 2001:163).

Daya ledak yaitu kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Harsono, 2001:200). Daya ledak sangat diperlukan dalam berbagai macam olahraga, salah satunya yaitu tenis.

Kordinasi yaitu kemampuan seseorang dalam meng-intergrasi-kan bermacam-macam gerakan yang berbeda dalam pola gerakan tunggal secara efektif (M. Sajoto, 1999:9). Dalam penerapan latian backhand drive metode bertahap ke belakang dan bertahap ke samping, yang dimaksud dengan kordinasi yaitu urutan keseluruhan gerakan dalam satu kali memukul backhand drive.

Keseimbangan yaitu kemampuan seseorang mengendalikan organ syaraf otot (M. Sajoto, 1999:9). Dalam penerapan latihan backhand drive metode bertahap ke belakang dan bertahap ke samping, yang dimaksud dengan keseimbangan yaitu pada saat memukul backhand drive, posisi badan tetap seimbang.

Ketepatan yaitu kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakgerak bebas terhadap suatu sasaran (M. Sajoto, 1999:9). Dalam penerapan metode latihan backhand drive dengan metode bertahap ke belakang dan metode bertahap ke samping yang dimaksud ketepatan yaitu memukul bola pada sasaran yang tepat.

Reaksi yaitu kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra, syaraf atau feeling lainnya (M. Sajoto, 1999:10). dalam penerapan metode backhand drive dengan metode bertahap ke belakang dan bertahap ke samping yang dimaksud reaksi yaitu kemampuan dalam merespon datangnya bola dan perkenaan bola terhadap raket setelah bola diumpan.

Pengertian dan Prinsip-Prinsip Latihan
Pengertian latihan dalam terminologi asing sering disebut dengan training, exercise, practice. Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian latihan olahraga sebagai berikut :
Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan  secara  berulang-ulang kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau  pekerjaannya (Harsono, 2001:101).

Program pengembangan pemain untuk bertanding, berupa peningkatan  keterampilan dan kepasitas energi (Bompa, 1999:394).

Proses yang sistematis untuk meningkatkan kebugaran pemain sesuai  cabang olahraga yang dipilih (Thompson, 1993:61).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latihan olahraga pada hakekatnya yaitu proses sistematis untuk menyempurnakan kualitas kinerja pemain berupa kebugaran, keterampilan, dan kapasitas energi dengan memperhatikan aspek pendidikan dan menggunakan metode ilmiah. Penyusunan dan pelaksanaan program latihan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :
1) Prinsip Partisipasi Aktif
Pencapaian prestasi merupakan perpaduan usaha pemain itu sendiri dan kerja keras pelatih, sehingga keduanyalah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program latihan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Pelatih berkewajiban untuk mendidik pemain agar memiliki sikap bertanggung jawab disiplin, dan mandiri (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:9).
2) Prinsip Perkembangan Multilateral
Prestasi yang tangguh perlu dipersiapkan melalui peletakan dasar bangunan prestasi yang dilaksanakan pada tahap dasar yakni perkembangan multilateral. Tahap perkembangan multilateral diletakkan pada awal program pembiasaan sebelum memasuki tahapan spesialisasi, yakni pada anak 6-15 tahun yang bertujuan mengembangkan dan mengoreksi gerak dasar (jalan, lari, lompat, loncat, lempar, tangkap). Aktivitas latihan berupa semua jenis olahraga dan aktivitas bermain yang mengandung gerakan seperti jalan, lari, lompat, loncat, memanjat, meniti, merangkak, melempar, dan menangkap (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:10).
3) Prinsip individual
Setiap pemain memiliki potensi yang berbeda-beda dan berkarakter unik, dan setiap latihan menimbulkan respon yang berbeda pula. Untuk itu dalam penyusunan program latian, pelatih perlu mempertimbangkan perbedaan individual, yaitu : a) Keturunan, pada umumnya semua pemain mewarisi sifat fisik, mental dan emosi orang tuanya, b) Umur perkembangan, kematangan umur biologis setiap pemain tidak selalu sejalan dengan umur kronologisnya. Ada pemain yang lebih matang dengan pemain lain pada umur yang sama, c) Umur latihan, setiap pemain memiliki kebugaran dan kualitas biomotor berbeda bergantung terhadap lama latihan yang diikutinya, d) Kecerdasan, perbedaan kecerdasan akan berpengaruh ada kesiapan pemain dalam melaksanakan dan menjawab beban latihan (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:10).
4) Prinsip Overload
Peningkatan kemampuan pemain perlu latihan dengan beban lebih (overload), yakni beban yang cukup menantang atau benar-benar membebani pada wilayah ambang batas kemampuan pemain (critical point). Beban awal akan menimbulkan respon awal tubuh berupa kelelahan bila pembebanan dihentikan maka akan terjadi proses pemulihan (recovery), selanjutnya tubuh akan beradaptasi terhadap beban tersebut berupa peningkatan kemampuan (super kompensasi) (Dwi Hatmisari Ambarukmi, 2007:11).
5) Prinsip Spesifikasi
SAID : “Spesfic Adaptation to Imposed Demand”. Prinsip spesifikasi menjelaskan bahwa sifat khusus beban akan menghasilkan tanggapan khusus, untuk itu hendaknya program latihan dirancang khusus sesuai dengan : a) Cabang olahraga, b) Peran olahraga dalam cabang olahraga tertentu, c) Sistem energi, d) Pola gerak, d) Keterlibatan otot, f) Biomotor (Dwi Hatmisari Ambarukmi, 2007: 13).
6) Prinsip Kembali ke Asal (Resersible)
“Bila anda tak menggunakan, anda akan kehilangan”, itulah filosofi prinsip reversibilitas yang diartikan sebagai kemunduran kemampuan pemain yang diakibatkan ketidak teraturan dalam menjalankan program latian (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:13)
7) Prinsip Variasi
Tubuh manusia memiliki kemampuan beradaptasi termasuk adaptasi terhadap beban latihan, untuk memperoleh adaptasi yang optimal diperlukan variari dalam pembebanan sehingga perlu dirancang hari latihan berat, hari latihan ringan, dan hari latihan sedang. Setelah itu model dan metode latihan yang monoton akan mengakibatkan kebosanan sehingga sasaran latihan tidak dapat dicapai, untuk itu perlu dirancang berbagai model dan metode latihan yang beraneka ragam, dengan tetap mengacu pada sasaran latihan (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:14).

Daftar Pustaka
Rubianto Hadi. 2007. Ilmu Kepelatian Dasar. Semarang : Rumah Indonesia.
Harsono, 2001. Coaching dan Speak-Speak Psikologi dalam  Coaching.Jakata : P2LPTK.
M. Sajoto 1999. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam  Olahraga. Semarang : Dahara Prize.
Bompa, Tudor, 2001., theory and Methodology of traning: the key of Atheletic performance, Debique, Lowa : Kendall / Hunt Publishing Company.
Jones. C.M. and Buxton, A. 2009. Belajar Tenis Untuk Pemula.Bandung  : CV Pioner Jaya.

Pengertian Pemasaran Jasa Menurut Para Ahli

Pengertian Pemasaran Jasa Dalam konsep pemasaran modern telah dikatakan bahwa titik tolak dari kegiatan pemasaran ialah mengetahui kebu...