Senin, 09 Oktober 2017

Pengaruh Hukuman Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya

Pengaruh Hukuman Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya

BAB IPENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia (SDM) berperan sangat penting sebagai unsur utama sebuah Dinas (instansi) dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan teknologi, sebab manusia itu sendiri yg mengendalikan penuh jalannya sebuah Dinas (instansi) . Secanggih apapun sumber daya yg dimiliki Dinas (instansi)  akan terasa nihil jika tidak dilengkapi dengan kemampuan yg berkualitas dan berkompeten dari sumber daya manusia yg dimilikinya. Kemampuan yg berkualitas dan berkompeten dari sumber daya manusia itulah yg akan menjadi persaingan ketat dalam menentukan kemajuan sebuah Dinas (instansi)  di masa yg akan datang.

Bekerja pada Dinas (instansi) bukanlah sesuatu hal yg mudah. Banyak hambatan yg mungkin akan dihadapi dalam mewujudkan Dinas (instansi)  yg berkualitas dan berkompeten, terutama mengelola manusia di dalam Dinas (instansi). Pengelolaan sumber daya manusia dalam Dinas (instansi)  menjadi makin terasa penting karena sumber keberhasilan Dinas (instansi)  di masa yg akan datang ditentukan oleh seberapa baik Dinas (instansi)  mengelola sumber daya manusia yg dimiliki. Keberadaan manajemen sumber daya manusia dalam suatu Dinas (instansi)  bertujuan untuk meningkatkan kontribusi pegawai  terhadap organisasi dalam rangka mencapai tujuan Dinas (instansi).

Dinas (instansi)  yg memiliki sumber daya manusia yg berkualitas dan berkompeten sudah pasti ditunjang dengan Prestasi kerja yg baik. Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas ataupun kuantitas yg dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yg diberikan kepadanya. Kesuksesan sebuah Dinas (instansi)  bergantung kepada prestasi kerja setiap pegawai nya. Dinas (instansi)  yg memiliki pegawai  dengan prestasi kerja yg baik akan memudahkan Dinas (instansi)  dalam mencapai tujuan yg telah ditetapkan dan dapat bersaing dengan Dinas (instansi)  lainnya di masa kini dan masa yg akan datang.

Demi mewujudkan kesuksesan sebuah organisasi atau Dinas (instansi), maka di dalam Dinas (instansi)  juga perlu dilakukan suatu cara untuk meningkatkan Prestasi kerja Pegawai , salah satunya dengan memperhatikan tingkat kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi pegawai mengenai beberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yg dinilai penting. Kepuasan kerja bisa diukur dari seberapa besar Prestasi kerja pegawai dinilai dan dihargai oleh Dinas (instansi). pegawai yg merasa puas dengan penilaian prestasi kerja dari Dinas (instansi)  maka prestasi kerjanya pun akan meningkat. Sebaliknya, pegawai yg merasa tidak puas dengan penilaian prestasi kerja dari Dinas (instansi) maka prestasi kerjanya pun akan menurun.

Salah satu cara yg harus diterapkan Dinas (instansi) untuk lebih meningkatkan prestasi kerja pegawai  bisa melalui penerapan hukuman. Hukuman yg diberikan Dinas (instansi)  akan berdampak negatif terhadap kepuasan kerja dan menurunnya prestasi kerja pegawai dan juga sebaliknya. Penerapan hukuman membuat Dinas (instansi) harus memperhatikan dengan bijak agar kepuasan kerja dan prestasi kerja tidak menurun.

Hukuman merupakan sebagai tindakan menyajikan konsekuensi yg tidak menyenangkan atau tidak diinginkan sebagai hasil dari dilakukannya perilaku tertentu”. Hukuman yg diberikan Dinas (instansi) memiliki efek positif dan negatif. Efek positif yg ditimbulkan dari Hukuman yaitu pegawai  menjadi sadar akan kesalahan yg dilakukan dalam pekerjaan dan berusaha untuk memperbaikinya.  Efek negatif dari Hukuman jika dikaitkan dengan tingkat kepuasan kerja yaitu ketidakpuasan pegawai akan kerjanya yg kurang dihargai dan dinilai instansi terkait dan juga bisa berakibat menurunnya prestasi kerja pegawai.

Bagi aparatur pemerintahan disiplin mencakup unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban, dalam arti mengorbankan kepentingan pribadi dan golongan untuk kepentingan negara dan masyarakat. Pasal 29 UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU No. 43 Tahun 1999 dinyatakan bahwa "Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, maka untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, diadakan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil". Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yg mengatur mengenai kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Disiplin PNS diatur ketentuan-ketentuan mengenai: (a) Kewajiban, (b) Larangan, (c) Hukuman disiplin, (d) Pejabat yg berwenang menghukum, (e) Penjatuhan hukuman disiplin, (f) Keberatan atas hukuman disiplin, (g) Berlakunya keputusan hukuman disiplin.

Hal tersebut tak lepas sebagaimana dijelaskan tentang kewajiban seorang Pegawai Negeri Sipil yaitu sebagai berikut: (a) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah, (b) Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yg dapat mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain, (c) Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri Sipil, (d) Mengangkat dan menaati Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil dan Sumpah/Janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku, (e) Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya, (f) Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah, baik yg langsung menygkut tugas kedinasannya maupun yg berlaku secara umum, g) Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, (h) Bekerja dengan jujur, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Negara, (i) Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil, (j) Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yg dapat membahayakan atau merugikan Negara atau Pemerintah, terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiel, (k) Menaati ketentuan jam kerja, (l) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yg baik, (m) Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya, (n) Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing, dan lain-lain sebagainya.

Beberapa penjelasan tersebut dapat menjelaskan bahwa persepsi terhadap hukuman dapat meningkatkan dan menurunkan tingkat prestasi kerja pegawai di dalam Dinas (instansi). Jika Dinas (instansi) lebih menerapkan hukuman, maka hal ini akan menurunkan juga meningkatkan prestasi kerja pegawai. Setiap Dinas (instansi) memiliki cara yg berbeda-beda dalam menghargai dan menilai hasil kerja pegawai nya.

Dinas Kelautan dan Perikanan merupakan instansi negara yg bertugas dalam mempertimbangkan kebijakan kelautan dan perikanan. Menindaklanjuti arah dan kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya 2015 yg telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, seluruh satuan kerja di Dinas Kelautan dan Perikanan melaksanakan strategi sesuai kewenangan dan target prestasi kerja yg telah disepakati. Sesuai siklus Perencanaan, Anggaran, dan Manajemen Prestasi kerja Dinas Kelautan dan Perikanan, dilakukan proses pengendalian strategis melalui evaluasi terhadap pelaksanaan dan pencapaian strategi dalam pertemuan progress review prestasi kerja secara berkala, baik untuk pencapaian keseluruhan strategi Dinas Kelautan dan Perikanan maupun masing-masing satuan kerja. Evaluasi terhadap pelaksanaan strategi dan pencapaian prestasi kerja Dinas Kelautan dan Perikanan dilakukan melalui pengukuran pencapaian Indikator Prestasi kerja Utama (IKU). Evaluasi dilakukan untuk monitoring dan masukan untuk memastikan pencapaian target-target yg diharapkan sampai akhir tahun 2015.

Sampai dengan posisi akhir September 2015, pencapaian di bidang pelaksanaan tugas Dinas Kelautan dan Perikanan masih diwarnai dengan kondisi pemulihan sehingga menghadapi tantangan dalam pencapaiannya. Untuk mengakselarasi pencapaian sasaran strategis dan IKU Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya 2015. Dinas Kelautan dan Perikanan  juga telah menetapkan 12 Program Kerja Inisiatif (PK Inisiatif) yg menjadi prioritas untuk dilaksanakan, salah satunya yg ada pada bidang Manajemen Intern. Bidang manajemen intern memiliki Program Kerja Inisiatif mengembangkan organisasi dan menerapkan sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yg efektif dan efisien, serta kultur baru Dinas Kelautan dan Perikanan. Tujuan Program Kerja Inisiatif ini adalah penyempurnaan sistem MSDM, pemenuhan kebutuhan SDM secara kuantitas dan kualitas, serta perilaku pegawai yg selaras dengan nilai-nilai strategis.

 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya 2015 menyadari untuk memaksimalkan Program Kerja Inisiatif pada bidang manajemen intern, maka diperlukan adanya suatu cara untuk merangsangnya yaitu dengan cara pemberian Hukuman. Pemberian hukuman yg tepat akan memunculkan semangat kerja dan persaingan yg sehat antar pegawai  sehingga Prestasi kerja yg maksimal akan tercapai. Selain itu juga akan sejalan dengan tujuan Dinas (instansi) yg akan dicapai.

Berkaitan dengan latar belakang masalah yg telah diuraikan maka dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul “Pengaruh Hukuman Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya”.

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang yg telah diuraikan diatas, maka ditarik rumusan masalah sebagai berikut:  “Bagaimana pengaruh hukuman terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya”?

1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan, yaitu; “Untuk mengetahui pengaruh hukuman terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya”.

1.4 Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa kegunaan atau manfaat, yaitu;
  1. Kegunaan untuk peneliti, sebagai bahan ajaran untuk mengetahui berbagai prospek Sumber Daya Manusia.
  2. Kegunaan untuk Akademisi, adanya penambahan gudang ilmu atau pustaka sebagai landasan untuk mengkaji menygkut ilmu manajemen Sumber Daya Manusia.
  3. Kegunaan untuk pihak lain, sebagai referensi peneliti selanjutnya dalam melekukan penelitian dengan kasus yg sama dan tolak pikir dalam mengmbil kebijakan-kebijakan manajemen Sumber Daya Manusia. 
Untuk file lengkap silakan hubungi : 085275077070

Pengaruh Gaya Hidup Dan Money Attitude Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur Dengan Nilai Personal Sebagai Variabel Moderasi

Pengaruh Gaya Hidup Dan Money Attitude Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur Dengan Nilai Personal Sebagai Variabel Moderasi

BAB IPENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Pengaruh arus globalisasi dan semakin majunya dunia teknologi informasi  telah menciptakan kebutuhan baru bagi masyarakat terhadap komunikasi tanpa  batas, salah satu produk yg dapat memenuhi kebutuhan technologi komputer tanpa batas ini adalah laptop. Inovasi yg ditanamkan pada laptop memunculkan  berbagai  macam fitur sehingga  sudah  tidak  lagi  digunakan  untuk sekedar alat  technologi computer namun sebagai alat pengetikan dengan berbagai macam fungsi (Multifungsi) dan berbagai macam alasan penggunaan (Multipurpose).

Laptop telah dianggap bukan barang mahal lagi tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan  sehari-hari,  sehingga banyak tersedia  dan  mudah  memperolehnya. Kemudahan dalam membeli laptop mengakibatkan pembelian laptop dilakukan sesuai dengan ketertarikan masing-masing pemakai, hal ini juga didukung oleh tren perkembangan jaman yg mengarah ke dalam budaya konsumtif dan gencarnya informasi  mengenai produk,  baik  melalui  iklan,  promosi  langsung maupun direct selling.

Laptop termasuk salah satu barang yg pembeliannya sering dilakukan berulangkali hingga ada beberapa orang yg memiliki satu atau  dua laptop  sekaligus,  padahal belum  tentu keberadaan laptop tersebut dibutuhkan semuanya. Pembelian laptop yg diluar kebutuhan ini bisa digolongkan pembelian yg tidak rasional. Perilaku membeli yg tidak didasarkan pada pertimbangan yg tidak rasional tergolong sebagai perilaku konsumtif. Perilaku tersebut menggambarkan suatu tindakan yg tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan  in-efisiensi biaya. Secara psikologis dapat menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman dan timbul keinginan yg tidak tertahankan lagi untuk membeli produk yg diinginkan. Perilaku  konsumtif akan mengarah pada perilaku pembelian yg kompulsif dan konsumsi yg kompulsif termasuk perilaku yg abnormal dan merupakan  contoh  sisi  gelap konsumsi, para konsumen yg kompulsif menjadi kecanduan, dalam beberapa hal mereka tidak dapat mengendalikandiri dimana beberapa konsumen menggunakan  kebiasaan menghadiahi diri sendiri dan kebiasaan pembelian kompulsif sebagai cara untuk mempengaruhi atau mengatur suasana hati dari negatif menjadi lebih positif.

Perilaku pembelian yg lebih menekankan pada aspek emosional dapat menyebabkan munculnya perilaku konsumtif dan cenderung bersifat kompulsif. Sebuah produk bisa memberikan sebuah simbol emosional dan nilai hedonis, produk tersebut merupakan produk yg mempengaruhi pencitraan diri seperti  pakaian, kosmetik, tato, sepatu, tas, laptop selular, sepeda motor, mobil dan barang  barang yg sering dipertontonkan didepan publik akan selalu memunculkan nilai-nilai hedonis pada setiap trennya. Nilai hedonis tidak selalu memunculkan perilaku  pembelian yg positif namun juga memunculkan perilaku pembelian yg negatif yg diantaranya disebut dengan perilaku pembelian kompulsif dimana konsumsi yg selalu mendorong seseorang untuk melakukan pembelian diantaranya karena keinginan untuk memuaskan perasaan emosional yg mendesak akibat perilaku impulsif yg terlalu kuat, keinginan untuk mengkoleksi benda- benda pada kategori tertentu, untuk pencitraan diri agar diterima dalam tren pergaulan,

Terkait dengan pola konsumsi masyarakat yg sekarang ini telah berubah dan berkembang, sebagian diantara mereka justru memperlihatkan perilaku pembelian yg disebut dengan pembelian kompulsif (compulsive buying),  perilaku pembelian kompulsif tidak berhubungan dengan status social tertentu, dalam kenyataannya konsumen yg berperilaku kompulsif  tersebar di semua kalangan sosial masyarakat.

Konsumen yg kompulsif tidak secara acak membeli produk namun  konsumen yg kompulsif memiliki frekuensi pembelian yg tinggi untuk kategori produk tertentu. Fenomena berganti-ganti laptop dikalangan mahasiswa dan mahasiswi merupakan salah satu contoh perilaku pembelian kompulsif dimana dalam fenomena berganti-ganti laptop tersebut memperlihatkan sebuah perilaku membeli dimana  hasrat  untuk  membeli  tidak tertahankan lagi untuk mendapatkan produk laptop yg lebih baru dan lebih canggih sebagai akibat dari cara orang tersebut menyikapi uang yg dimilikinya dan pemenuhan  akan  kebutuhan  harga  diri  untuk tetap  mengikuti perkembangan jaman yg selalu berubah-ubah dalam pergaulan sehari-hari.

Orientasi perkembangan jaman merupakan salah satu pemicu munculnya perilaku pembelian kompulsif, potensi konsumsi pada masyarakat di negara   berkembang termasuk Indonesia yg terlihat saat ini dapat tercermin dari personality mereka yg berorientasi perkembangan jaman dimana mereka mengikuti mode dan tren terbaru di negara-negara maju. Hal ini terlihat dapat berpengaruh cukup besar dalam perubahan perilaku pembelian masyarakat yg diukur dari minat beli dan konsumsi yg mereka lakukan, Kebanyakan pembeli kompulsif beranggapan perilaku pembelian yg demikian akan menguntungkan mereka  secara  moril  dalam pandangan sosial mereka.

Dalam lingkungan pengguna laptop sendiri terdapat anggapan bahwa seseorang yg selalu  berganti-ganti laptop adalah orang yg memiliki kelas yg tinggi. Hal ini juga dipicu oleh  pesatnya perkembangan jaman di Indonesia yg didukung oleh perkembangan teknologi dan informasi melalui televisi, internet,  majalah, dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya mengenai perkembangan jaman yg up-to-date dari Negara maju, mendorong para mahasiswa dan mahasiswamau tidak mau untuk sadar akan perkembangan jaman.

Perubahan dan kesadaran akan perkembangan jaman pada  pola  pikir mahasiswa dan mahasiswasaat ini merupakan salah satu penyebab yg mempengaruhi mereka untuk menjadi pembeli atau konsumen yg kompulsif (compulsive buyer). Sikap konsumen terhadap uang ( money attitude) juga berpengaruh kepada pola  konsumsi. Uang merupakan  motif  yg kuat dalam mempengaruhi  perilaku pembelian, kebanyakan orang memperlihatkan bahwa nilai psikologi dari uang lebih besar dari nilai ekonomisnya sehingga apabila seorang konsumen mendapatkan kemudahan dalam pembiayaan untuk membeli produk yg konsumen tersebut inginkan akan  mendorong konsumen tersebut untuk mencari produk yg lebih  baru dan  semakin  sering  untuk berganti-ganti produk tersebut sesuai dengan selera konsumen  karena  mengikuti  tren  yg  sedang berlangsung.

Perilaku membeli disini tidak lagi menempati fungsi yg sesungguhnya, akan tetapi menjadi suatu ajang pemborosan biaya. Perilaku pembelian kompulsif termasuk dalam perilaku pembelian berdasarkan emosi dari konsumen sehingga akan berkaitan dengan kepribadian konsumen itu sendiri. Model perilaku konsumen sering menunjukkan bahwa konsumen akan membeli sebuah produk sesuai dengan citra diri (Self-Image) atau kepada sebuah pencitraan yg ingin ditampilkan oleh konsumen tersebut. Model perilaku konsumen menunjukkan bahwa konsumen akan membandingkan symbol sosial atau attribut dari produk yg dipersepsikan memberikan potensi untuk mempertahankan citra diri (Self Maintenance) atau peningkatan citra diri (Self-Enhancement) dan beberapa literature  mendukung hipotesis bahwa perilaku kompulsif/adiktif secara umum didasari  oleh  tingkat harga diri yg rendah (low Self-Esteem) dan perasaan konsumen yg    merasa dirinya lemah.

Laptop telah masuk kedalam jajaran barang perkembangan jaman, Laptop tidak hanya dilihat sebagai barang penting yg dekat pada kita, tapi juga sebagai  alat technologi komputer yg mencerminkan dan menggambarkan penggunanya. Desain  dan  fitur dari laptop selular telah dilihat seseorang sebagai barang yg  memperlihatkan sebuah keindahan dan layak untuk dipamerkan sehingga perkembangannya langsung maupun tidak langsung akan mengikuti perkembangan dari tren perkembangan jaman yg berkembang di masyarakat. Pengguna laptop sangat ingin menukar perangkat yg lebih lamanya sehingga mendorong siklus pertumbuhan  dan  penggantian hal ini tidak lepas dari gaya hidup konsumen yg  selalu mengikuti tren perkembangan jaman yg terus berubah-ubah.

Mahasiswa dan mahasiswi menjadi pasar yg sangat potensial bagi para produsen, populasi mereka yg jumlahnya mencapai sepertiga total populasi nasional jelas merupakan  pasar yg sangat menarik. Mahasiswa dan mahasiswi merupakan faktor pendorong terbesar pertumbuhan perusahaan laptop. Dalam perusahaan laptop, mahasiswa dan mahasiswi merupakan elemen dalam masyarakat yg harus diperhitungkan, karena mahasiswa dan mahasiswi sebagai konsumen  memiliki  karakter  tersendiri antara lain: mudah terpengaruh oleh iklan; cenderung tidak bisa berhemat; kurang realistis; romantic; dan  impulsif serta suka mengikuti  mode, perkembangan jaman  atau  trend  yg  sedang berlangsung.

Hal ini akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yg tidak wajar yakni perilaku pembelian kompulsif. Kelompok yg berorientasi konsumtif adalah pemuda dan remaja, karena suka mencoba hal-hal yg dianggap baru. Pada masa mahasiswa dan mahasiswi kebutuhan akan adanya kemantapan harga diri (Self-Esteem) sangat dirasakan oleh para mahasiswa dan mahasiswi. Hal ini disebabkan karena problem yg dihadapi oleh mahasiswa dan mahasiswi sangat kompleks sehingga mahasiswa dan mahasiswi mulai menambah dunia pengalamannya melalui pergaulan.

Sebenarnya pada masa  ini, mahasiswa dan mahasiswi sedang menjajaki rasa harga diri, pencarian identitas diri dan memantapkan rasa harga dirinya. Pemenuhan   kebutuhan akan harga diri akan dapat membentuk rasa percaya pada diri sendiri, nilai, kekuatan, kapabilitas, perasaan dibutuhkan dan rasa bermanfaat. Tetapi rintangan menuju pemenuhan kebutuhan ini dapat menimbulkan perasaan rendah diri, lemah, dan tidak berdaya. Hal inilah yg membuat mahasiswa dan mahasiswi terus mencari produk yg mampu meningkatkan harga dirinya tersebutdan menjadi sebuah perilaku konsumtif yg menjurus pada sifat kompulsif.

Begitu juga dengan masalah pada mahasiswa dan mahasiswi Universitas Jabal Ghafur bahkan orang masyarakat pada masa sekarang yg cendrung lebih terfokus pada perkembangan tekonologi dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Jabal Ghafur selajaknya mahasiswa dan mahasiswi kampus lain yg berada di Provinsi Aceh, dimana kegiatan kesehariannya menghabiskan waktu di warung kopi dengan memanfaatkan layanan internet dengan motif WiFi. Oleh sebab itu semakin seringnya mahasiswa dan mahasiswi Universitas Jabal Ghafur menghabiskan waktu di tempat seperti maka peluang omset pemasaran laptop semakin bertambah karena semakin banyaknya peminat atau konsumen yg memerlukan laptop.

Perkembangan teknologi yg pesat menyebabkan persaingan di antara para pengusaha laptop yg berlomba-lomba menciptakan inovasi produk yg beraneka dengan tujuan mengungguli pasar. Dengan semakin rentannya persaingan antara produsen laptop, maka timbul berbagai persepsi di kalangan konsumen tentang kualitas atau mutu produk serta fitur produk yg lebih unggul sebagai pilihan utama. Dalam tahun ini, para mahasiswa dan mahasiswalebih banyak menggunakan laptop bermerek Asus, hal ini disebabkan dengan kualitas dan fiturnya yg bagus serta dipengaruhi oleh banyaknya pemakai asus dengan produk lain seperti Android (Hand Phone), hal ini menjadi salah satu dayak tarik komsumen dalam memutuskan pembelian laptop Asus. Oleh sebab itu tidak dapat dipungkiri lagi laptop asus merupakan laptop yg sedang diminati oleh para pengguna laptop khususnya di Universitas Jabal Ghafur .

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang judul “Pengaruh Gaya Hidup Dan Money Attitude Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur Dengan Nilai Personal Sebagai Variabel Moderasi”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penuli dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
  1. Bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur?
  2. Bagaimana pengaruh money attitude terhadap keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur:
  3. Diantara kedua variabel, manakah yg paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur.
  2. Untuk mengetahui pengaruh money attitude terhadap keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur:
  3. Untuk mengetahui variavel mana yg paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut;
  1. Manfaat untuk penulis, sebagai bahan ajaran untuk mengetahui berbagai prospek prospek pemasaran.
  2. Manfaat untuk Akademisi, adanya penambahan gudang ilmu atau pustaka sebagai landasan untuk mengkaji menygkut ilmu manajemen pemasaran.
  3. Manfaat untuk pihak lain, sebagai referensi peneliti selanjutnya dalam melekukan penelitian dengan kasus yg sama dan tolak pikir dalam mengmbil kebijakan-kebijakan manajemen pemasaran. 
Untuk file lengkap silakan hubungi : 085275077070

Pengaruh Tengible, Reablility, Responsivenes, Assurance Dan Emphaty Terhadap Kepuasan Pengguna Kartu Jkra Pada Rumah Sakit Umum Sigli Kabupaten Pidie

Pengaruh Tengible, Reablility, Responsivenes, Assurance Dan Emphaty Terhadap Kepuasan Pengguna Kartu Jkra Pada Rumah Sakit Umum Sigli Kabupaten Pidie

BAB IPENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang  Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini, menuntut instansi negara untuk meningkatkan pelayanan secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing. Perubahan teknologi dan arus informasi yg sangat cepat telah mendorong berbagai instansi untuk menghasilkan layanan yg dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yg hendak dilayani, sehingga pelanggan merasa puas dengan apa yg telah mereka dapatkan dari instansi terkait. Banyak cara yg dapat dilakukan instansi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, salah satunya yaitu dengan memberikan kesan/citra yg baik dalam hal pelayanan kepada pengguna jasa pelayanan.

Terdapat banyak instansi milik pemerintah yg ada di Indonesia sangat berpengaruh dari perkembangan pola pikir masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya, karena masyarakat sangat respon terhadap perkembangan instansi yg kemungkinan akan mempunyai hubungan dengan instansi terkait. Oleh sebab itu keberadaan instansi yg bertujuan untuk melayani masyarakat sangat penting dipertimbangkan oleh pemerintah guna tercapainya tujuan dari keberadaan instansi tersebut. Pertimbangan utama pemerintah dalam hal ini menygkut kepuasan masyarakat.

Negara telah mengatur dan telah merencanakan program kerja melalui perangkat kerjanya yg tercantum dalam struktur lembaga-lembaga pemerintahan, seperti instansi dinas. Instansi dinas merupakan suatu perpanjangan tangan pemerintahan dalam mengelola program kerja pemerintah, baik itu di pusat, provinsi, kabupaten/kota dan juga kecamatan, keberadaan instansi pemerintahan ini suatu keharusan yg ditetapkan oleh pemerintah untuk menunjang program kerja pemerintah sebagai kewajiban yg harus dipenuhi. Disamping itu, keberadaan instansi atau dinas bukanlah suatu jaminan telah tercapai program kerja pemerintah yg efektif. Hal itu ditandai dengan banyaknya keluhan-keluhan masyarakat menygkut keberadaan dinas yg belum bekerja sebagaimana yg seharusnya.

Pada masa global seperti sekarang ini, pemerintah dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain pemerintah harus memperhatikan kebutuhan publik dan dapat menciptakan kebutuhan masyarakat tersebut terpenuhi. Beranjak dari tantangan tersebut pemerintah perlu menggali berbagai informasi terkait bagaimana cara melayani masyarakat yg semakin hari semakin maju pola pikirnya. Walaupun demikian pemerintah tidak pernah berdalih dengan hal tersebut, hal itu disebabkan dengan adanya dinas-dinas yg selama ini telah mengerjakan program pemerintah walaupun belum sepenuhnya mencapai tujuan.

Salah satu aspek yg paling penting diperhatikan pemerintah adalah di sektor pelayanan publik dalam hal ini merupakan dinas kesehatan. Dalam mengelola Rumah Sakit Umum, pemerintahan harus mengutamakan kebutuhan masyarakat yg paling utama yaitu disektor pelayanan kesehatan, karena pelayanan kesehatan merupakan inti dari kebutuhan masyarakat umum, maka perlu pertimbangan pemerintah dalam mengatur daerah kepemimpinannya guna tercapainya suatu program yg efektif. Dinas Kesehatan harus dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat selaku pelanggan dan memberikan citra yg baik di mata masyarakat dengan cara memberikan pelayanan yg berkualitas. Melihat keadaan tersebut, pemerintah berupaya agar dinas kesehatan berusaha dapat memperbaiki keadaan dengan memberikan pelayanan yg terbaik kepada masyarakat. Dengan pelayanan yg baik, diharapkan masyarakat akan merasa dihargai dan tidak merasa diabaikan haknya dan akhirnya masyarakat sebagai pengguna atau pelanggan dari jasa yg ditawarkan oleh dinas milik pemerintah tersebut akan merasa puas. Rumah Sakit Umum Sigli atau Rumah Sakit Tgk. Chik di Tiro merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah yg memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penyediaan jasa yg berhubungan dengan pelayanan kesehatan yg berada di Kabupaten Pidie.

Peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan bagi penderita penyakit dan diiringi pula dengan standar tingkat kepuasan masyarakat menjadi lebih tinggi lagi sebagai akibat dari meningkatnya perkembangan teknologi yg maju dan modern. Dalam melakukan kegiatannya, Rumah Sakit Umum Sigli menyediakan bagian pelayanan masyarakat yg tugasnya memberikan pelayanan yg dibutuhkan oleh setiap masyarakat.

Salah satu perkembangan yg terjadi di Aceh khususnya Kabupaten Pidie merupakan kehadiran program pemerintah yg telah terlihat jelas manfaat dari program yg sedang dijalankan ini yaitu JKRA. Kehadiran program ini sangat membantu masyarakat dan menutupi kekurangan-kekurangan program pemerintah lainnya. Dengan hadirnya program yg satu ini telah meningkatkan penilainya daerah-daerah lain terhadap Aceh, karena program ini merupakan program yg yg lahir pertama kali di Indonesia yaitu provinsi Aceh.

JKRA ini tidak lepas dari pengalihan nama yg sebelumnya yaitu JKA. Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan. Pada tahun 2010, program tersebut disetujui oleh legislatif, sehingga gagasan yg memberikan kemudahan berobat gratis dapat dilaksanakan. JKA merupakan sebuah pelayanan jaminan kesehatan atau berobat gratis bagi setiap warga Aceh khususnya keluarga miskin yg tidak ditampung pada jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).

Perusahaan asuransi kesehatan yg akan melaksanakan program JKA APBA 2010 harus sudah punya jaringan luas di berbagai rumah sakit umum daerah di Aceh. Begitu juga RSU yg ditinjuk menerima pasien JKA harus bisa menunjukkan jati diri sebagai RSUD yg telah memiliki sertifikasi standar pelayanan minimum (SPM). “SPM yg di maksud bukan RSU yg memberikan pelayanan standar minimum kepada pasien JKA.

Pelayanan JKRA merupakan unsur yg sangat penting di dalam usaha meningkatkan kepuasan pengguna (masyarakat). Pada dasarnya posisi pelayanan JKRA ini merupakan fakor pendukung terhadap aktivitas pelayanan dinas kesehatan Dalam rangka meningkatkan pelayanan dinas kesehatan kepada masyarakat pada umumnya, maka berdasarkan peraturan pemerintah tentang pelayanan kesehatan, Rumah Sakit mempunyai peran yg sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan program JKRA ini. Untuk itu dinas kesehatan memberikan perhatian khusus kepada kegiatan pelayanan dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat agar dalam pelaksanaannya dapat memuaskan masyarakat.

Jika pelayanan yg diberikan memenuhi kebutuhan masyarakat, maka masyarakat akan merasa puas dan bila jasa pelayanan berada di bawah tingkat yg diharapkan, masyarakat akan merasa tidak puas. Masyarakat yg merasa tidak puas terhadap pelayanan yg diberikan, dengan sendirinya akan menceritakan kepada orang lain sebagai komplain atas ketidakpuasannya. Oleh karena itu pengukuran kepuasan akan pelayanan yg diberikan oleh dinas kesehatan pada masyarakat harus selalu dilakukan untuk mengetahui dan merencanakan strategi yg lebih baik di masa mendatang dan lebih meningkatkan kualitas pelayanannya agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat serta untuk meminimalisasikan masalah. Oleh sebab itu, perlu suatu langkah yg baik dalam menjalan program JKRA ini, supaya program ini bisa berfungsi untuk jangka panjang.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:“ Pengaruh Tengible, Reablility, Responsivenes, Assurance Dan Emphaty Terhadap Kepuasan Pengguna Kartu Jkra Pada Rumah Sakit Umum Sigli Kabupaten Pidie”.

1.2  Perumusan Masalah 
Berdasarkan uraian serta penjelasan yg telah dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Apakah kualitas pelayanan yg meliputi Tangible, Realibility, Responsiveness, Assurance, dan Empathy berpengaruh terhadap kepuasan Pengguna Kartu JKRA pada Rumah Sakit Umum Sigli Kabupaten Pidie?
  2. Variabel manakah yg dominan berpengaruh terhadap kepuasan Pengguna Kartu JKRA pada Rumah Sakit Umum Sigli Kabupaten Pidie?
1.3 Tujuan Penelitian 
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
  1. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan yg meliputi Tangible, Realibility, Responsiveness, Assurance, dan Empathy berpengaruh terhadap kepuasan Pengguna Kartu JKRA pada Rumah Sakit Umum Sigli Kabupaten Pidie.
  2. Untuk mengetahui variabel yg dominan berpengaruh terhadap kepuasan Pengguna Kartu JKRA pada Rumah Sakit Umum Sigli Kabupaten Pidie.
1.4 Manfaat Penelitian 
1.4.1 Praktis 
Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberi suatu masukan berbagai pihak khususnya pelaksana pelayanan kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan lebih baik lagi.

1.4.2 Teoritis 
  1. Sebagai bahan referensi bagi yg berminat untuk memperdalam masalah kepuasan. 
  2. Dengan melakukan penelitian, diharapkan dapat memberikan pengalaman yg berguna bagi peneliti untuk dapat berfikir secara analisis dan dinamis di masa yg akan datang. 
Untuk file lengkap silakan hubungi : 085275077070

Minggu, 08 Oktober 2017

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai
BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang  Masalah
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian tersirat amanat bahwa  dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional diperlukan pegawai negeri sipil yg berperan sebagai pelayan masyarakat, dengan penuh kesetiaan  kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Peranan dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (Pegawai) sangat penting dan menentukan karena pegawai negeri merupakan unsur aparatur negara dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Anggaran Negara yg dibelanjakan untuk kepentingan pegawai negeri dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, namun hal tersebut belum diimbangi dengan peningkatan profesionalisme dan integritas yg tinggi bagi komunitas Pegawai Negeri Sipil. Belanja pegawai adalah semua pengeluaran negara yg digunakan untuk membiayai kompensasi dalam bentuk uang atau barang yg diberikan kepada pegawai pemerintah pusat, pensiunan, anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan pejabat negara,  baik yg bertugas di dalam negeri maupun di luar negeri, sebagai imbalan atas pekerjaan yg telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan  yg berkaitan dengan pembentukan modal.
Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, para pengambil kebijakan dapat melakukan perbaikan kedalam, yg salah satunya melalui pengembangan sumber daya manusia. Perbaikan kondisi internal  ini sekaligus bertujuan untuk  memperkuat diri dan meningkatkan daya  tahan dalam menghadapi persaingan lokal dan global yg pasti akan semakin ketat. Ini artinya instansi harus memperbaiki  sistem  manajemen kinerja instansinya melalui perbaikan kinerja pegawainya, karena keberhasilan instansi dalam memperbaiki kinerja instansinya sangat  tergantung pada kualitas sumber daya manusia yg bersangkutan dalam berkarya atau bekerja.
Bekerja merupakan kegiatan manusia untuk mengubah keadaan tertentu dari suatu alam lingkungan. Perubahan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup  dan memelihara hidup yg pada dasarnya untuk memenuhi tujuan hidup. Pada  dasarnya  kebutuhan  hidup  manusia  tersebut  tidak  hanya  berupa  material, tetapi  juga bersifat  non-material seperti  kebanggaan dan kepuasan kerja. Di dalam  proses  mencapai kebutuhan yg diinginkan, tiap individu cenderung akan dihadapkan  pada hal-hal baru yg mungkin tidak diduga sebelumnya, sehingga melalui bekerja   dan pertumbuhan pengalaman, seseorang akan memperoleh kemajuan dalam  hidupnya. Dalam proses bekerja itulah seseorang dapat dilihat bagaimana kinerjanya.
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan   selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai  kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran maupun criteria yg  ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja berasal  dari  kata  performance, berasal dari akar kata to  perform yg mempunyai beberapa masukan (entries), yakni (1) melakukan,  menjalankan, melaksanakan (to do or carry out execute); (2) memenuhi atau   melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to dischange of fulfill; as vow);  (3)  melaksanakan atau menyempurnakan  tanggung jawab (to execute or complete an understanding); (4) melakukan sesuatu yg diharapkan oleh seseorang atau mesin  (to do what is expected of a person machine).
Dari masukan tersebut dapat diartikan, kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan pekerjaan tersebut sesuai dengan tanggung jawabnya sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yg diharapkan. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan pengetahuan  dan motivasi kerja. Oleh karena itu, ada dua faktor utama yg mempengaruhi kinerja individu yakni pengetahuan  (ability), dan motivasi kerja (motivation) individu tersebut. Pengetahuan  individual tergantung dari tingkat pengetahuan (knowledge) yg dimiliki, latar belakang pendidikan, dan keterampilan (skill) yg dikuasai. Sedangkan motivasi kerja individual tergantung sikap (attitude) sebagai motivasi dasar dan lingkungan yg mempengaruhi motivasi tersebut. Oleh karena itu, pembinaan dan peningkatan kinerja individu dapat dilakukan dengan pembinaan dan peningkatan pengetahuan  dan motivasi kerja yg dimiliki. 
Peningkatan pengetahuan  kerja dilakukan dengan upaya peningkatan aspek-aspek yg mendasari unsur tersebut yakni pengetahuan dan keterampilan kerja individu serta peningkatan motivasi kerja dilakukan dengan cara membina sikap mental individu serta situasi/lingkungan yg mendorong timbulnya kepuasan dan kemauan kerja individu. Puskemas merupakan suatu instansi pelayanan publik, maka Puskemas terus berupaya meningkatkan kompetensi pegawainya dimana sasaran akhir adalah terjadinya peningkatan kinerja pegawainya dalam menjalankan tugasnya, memberdayakan seluruh pegawai agar dapat bekerja secara optimal, efektif dan efisien.
Langkah antisipasi secara total yg diperlukan untuk menghasilkan  lulusan  yg mandiri,  professional dan kompetitif tersebut maka perlu meningkatkan kinerja Pegawai Puskemas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie dengan penguasaan    pengetahuan (cognitive), penguasaan keterampilan (psychomotoric), Pengembangan    sikap mental (affective), dan Pengorientasian pada pekerjaan (transferability). Pengelolaan  Puskemas mutlak harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mengingat dewasa  ini   Puskemas di Indonesia diperhadapkan pada masa depan yg penuh tantangan, karena laju perubahan bergerak sangat cepat, tuntutan  masyarakat semakin tinggi, kehidupan sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan faktor-faktor lain yg kompleks dalam era globalisasi ini. Untuk mengetahui keadaan Pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie maka dapat dilihat seperti tabel di bawah ini.
Tabel I.1
Keadaan Pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie Tahun 2016
Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai
Sumber: Arsip Pukesmas Indrajaya (2015)
Puskemas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie sebagai salah satu Puskemas dalam menjalankan tugas dan fungsinya selalu mengacu pada kode etik dan peraturan-peraturan yg berlaku sebaga kunci kesuksesan Puskesmas dalam menjalankan tugasnya selaku pelayanan publik. Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yg telah ditentukan.  Pegawai yg produktif menggambarkan potensi, persepsi, dan kreativitas seseorang yg senantiasa ingin menyumbangkan pengetahuan  agar bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Jadi, pegawai yg produktif adalah orang yg dapat member sumbangan yg nyata, imaginatif dan inovatif dalam  mendekati persoalan hidupnya serta mempunyai kepandaian (kreatif) dalam mencapai tujuan hidupnya, bertanggung jawab dan responsif dalam hubungannya dengan orang lain (kepemimpinan). Pegawai seperti ini merupakan aset organisasi yg selalu berusaha  meningkatkan diri dalam organisasinya, dan akan menunjang pencapaian produktivitas organisasi. Oleh  karena  itu,  organisasi  perlu  melakukan  upaya akuisisi atau pengembangan kompetensi secara sistematis.  
Pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pembinaan dan peningkatan pengetahuan dan motivasi kerja yg dimiliki. Peningkatan  pengetahuan kerja  dilakukan  dengan  upaya  peningkatan aspek-aspek yg mendasari unsure tersebut yakni pengetahuan dan keterampilan kerja  individu  serta peningkatan motivasi kerja dilakukan dengan cara membina sikap mental individu serta situasi/lingkungan yg mendorong timbulnya kepuasan dan kemauan kerja individu.
Seirama  dengan  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi yg  cepat serta  persaingan yg begitu ketat dan tuntutan reformasi maka seluruh komponen  Puskemas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie termasuk seluruh karyawan turut serta mendukung dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara berkesinambungan. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil didalam berbagai bidang sudah merupakan tuntutan dunia global yg tidak dapat ditunda dan dituntut untuk   memiliki pengetahuan  dalam membuat rencana pengembangan SDM yg  berkualitas,  dengan  melakukan  perbaikan kedalam, yg salah satunya melalui  pengembangan  SDM. Dengan perbaikan kondisi internal ini sekaligus bertujuan untuk memperkuat diri dan meningkatkan daya tahan dalam menghadapi persaingan lokal dan global  yg akan semakin ketat. Ini artinya Instansi harus memperbaiki kinerja instansinya melalui perbaikan kinerja pegawainya.
Dalam  pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie, maka dukungan kualitas sumber daya aparatur menjadi sebuah keharusan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau instansi.  Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yg mempunyai kompetensi tinggi karena kompetensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja pegawai. Selama ini banyak instansi pemerintah yg belum mempunyai pegawai dengan kompetensi yg memadai, ini dibuktikan dengan rendahnya  produktivitas  pegawai  dan  sulitnya mengukur kinerja pegawai di lingkup instansi puskesmas.
Selama ini penilaian prestasi kinerja pegawai menggunakan Daftar Penilaian Pelaksaan Pekerjaan (DP3) yg didalam terdapat 8 (delapan) unsur, yaitu kejujuran, kesetiaan,  ketaatan, prestasi kerja, tanggung jawab, kerjasama, kepemimpinan dan prakarsa.  Harapan terhadap profesionalisme pegawai ini dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara kinerja yg diharapkan (intended performance) dengan  kinerja nyata yg dihasilkan (actual performance) oleh pegawai. Masih banyaknya tingkat inefisiensi dalam pelaksanaan tugas merupakan bukti nyata kompetensi yg masih rendah. pegawai yg kurang professional dan kurang memiliki kesadaran  moral cenderung melakukan penyalahgunaan wewenang atau penyalahgunaan keuangan negara. Perilaku pegawai yg menyimpang tersebut akan menjadi  permasalahan yg rumit, manakala pegawai belum mampu beradaptasi dengan dinamika perubahan lingkungan termasuk kurang peka menghadapi perkembangan ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  serta  sulit  untuk  memperbaiki  kinerjanya.
Dalam pengamatan penulis pada  Instansi Puskesmas Kecamatan Indrajaya sebagai instansi kesehatan profesional ternama di Kecamatan Indrajaya seharusnya  bisa  menjadi barometer dalam pencapaian kinerja yg tinggi. Namun, kenyataan empiric menunjukkan bahwa kinerja pegawai tidak maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan  penelitian dengan melanjutkan penelitian terdahulu juga oleh penulis mengenai kompetensi dan kinerja pegawai pada Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie dan pada penelitian ini, penulis mengangkat judul  “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie”. 

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mencoba merumuskan  permasalahan  sebagai berikut:
1.   Bagaimanakah pengaruh pengetahuan, keterampilan, perilaku dan pengalaman kerja terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie? 
2.   Variabel manakah yg paling dominan mempengaruhi kinerja pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie?
1.3  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.  Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, keterampilan, perilaku dan pengalaman kerja terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie.
2. Untuk mengetahui variabel yg paling dominan mempengaruhi kinerja pegawai Puskesmas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie.

1.4  Manfaat Penelitian
1.4.1       Manfaat akademik
1.   Dengan mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Puskemas Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie dapat memperkaya pengetahuan  mengenai  kompetensi  pegawai,  kinerja pegawai.
2.   Sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya dalam meneliti kasus yg sama menygkut kompetensi dan kinerja pegawai.

1.4.2       Manfaat Praktis
1.   Dari  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  disumbangkan  saran- saran  untuk  meningkatkan  kompetensi  pegawai,  kinerja  pegawai  dan kinerja organisasi  pada Puskesmas Kecamatan Indrjaya.
2.   Sebagai bahan pertimbangan seluruh Pukesmas dalam menyusun strategi pengelolaan Puskesmas.
 File lengkap hubungi: 08527077070

Pengaruh promosi penjualan Terhadap Minat Beli Kosmetik Wardah Pada Kalangan Perempuan di Kabupaten Pidie

Pengaruh promosi penjualan Terhadap Minat Beli Kosmetik Wardah

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah 
Dalam kehidupan sehari-sehari, tidak dapat dipungkiri kalau perempuan lebih sering menggunakan kosmetik dibanding laki-laki. Perempuan adalah makhluk yg senang akan keindahan. Kecenderungan perempuan yg ingin tampil cantik sehari-sehari dan menjadi pusat perhatian, membuat perempuan senang mempercantik diri dengan menggunakan kosmetik, hal ini dijadikan sebagai peluang bagi produsen industri kosmetik untuk mengembangkan peluang bisnisnya. Di Indonesia saat ini mulai bermunculan berbagai produk kosmetik baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan data yg diperoleh dari Kementrian Perindustrian pada tahun 2012 penjualan kosmetik mencapai 14% yaitu Rp 9,76 triliyun dari sebelumnya sebesar Rp 8,5 triliyun (Kememperin, 2012).

Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakaian barang. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan (need), melainkan karena keinginan (want). Ditambah dengan ditemukannya konsumen memutuskan memilih menggunakan produk tertentu (kosmetika) dalam rangka memperjelas identitas diri agar dipandang baik dalam komunitas tertentu.

Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yg memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Keindahan sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yg seimbang dan selaras dengan alam, yg dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif. Sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau keindahan itu berada pada mata yg melihatnya.

Keindahan seringkali diidentikkan dengan perempuan. Perempuan adalah makhluk Tuhan yg indah. Oleh karena itu Tuhan menyertakan sifat suka akan keindahan” dan pemelihara keindahan kepada perempuan. Cara perempuan memelihara keindahannya yaitu dengan cara merawat dirinya dengan baik. Untuk itulah perempuan membutuhkan sesuatu yg akan membuat dirinya selalu tampil cantik di depan orang lain. Mereka  membutuhkan kosmetik yg digunakan untuk memoles dirinya agar tampak lebih menawan. Kebutuhan perempuan untuk tampil cantik seperti yg diinginkannya menciptakan potensi pasar yg sangat besar di industri kosmetik.

Kosmetik merupakan salah satu produk yg ditawarkan sebagai pemenuhan kebutuhan sekunder (secondary goods). Bagi perempuan, produk kosmetik selalu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari demi mendapatkan dan mempertahan kecantikan dari waktu ke waktu. Setiap kosmetik diciptakan memiliki keunggulan utama yg berbeda demi pemenuhan kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Namun, seiringnya dengan perkembangan zaman, trend, bahkan kemajuan teknologi saat ini menuntut perusahaan-perusahaan penghasil kosmetik harus peka dan menciptakan inovasi-inovasi kandungan dalam produk kosmetik sesuai dengan permintaan konsumen yg semakin tinggi.

Tingginya permintaan konsumen dapat dilihat data Kementrian Perindustrian bahwa peningkatan penjualan kosmetik di Indonesia pada 2012 sebesar 14% menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun di mana konsumen kelas menengah menjadi faktor utama tingginya penjualan kosmetik di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya minat konsumen terhadap kosmetik mampu memberikan peluang besar bagi para industri kosmetik untuk memasarkan produknya di Indonesia.
Peluang besar ini juga didukung penuh oleh pemerintah dengan memberikan insentif salah satu bentuknya berupa tax allowance. Pemerintah berharap dengan adanya insentif tersebut maka industri kosmetik mampu berkembang lebih besar dan dapat berekspansi secara rutin untuk meningkatkan kapasitas produksi. Kebijakan tersebut dilengkapi pula dengan adanya pasar bebas ASEAN dan CHINA (ACFTA) yg akan berlaku pada 2015 sehingga produk-produk kosmetik China juga dapat memasuki industri kosmetik Indonesia (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2013).

Kebijakan ini dapat menciptakan persaingan yg semakin tinggi di dalam industri kosmetik Indonesia.
Menurut Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), jumlah perusahaan kosmetik di Indonesia adalah 744 perusahaan berskala besar, menengah, dan kecil dan 500 diantaranya merupakan usaha kecil menengah. Walaupun jumlah perusahaan kosmetik di Indonesia banyak tetapi jumlah penjualan kosmetik impor masih lebih tinggi dari pada kosmetik lokal. Hal ini disebabkan selain adanya kebijakan insentif yg diberikan pemerintah, para pelaku usaha industri kosmetik luar negeri memiliki pemahaman yg baik mengenai pasar kosmetik dan sangat peka terhadap dinamika pasar di Indonesia. Maka dari itu, perusahaan kosmetik lokal harus melakukan strategi pasar demi mempertahankan eksistensinya. Salah satu strateginya ialah menggunakan strategi marketing mix sehingga konsumen kosmetik tertarik untuk membeli produk-produk kosmetik lokal.

Strategi promosi merupakan salah satu awal dalam rangka mengenalkan produk kepada konsumen dan ini menjadi sangat penting karena berhubungan dengan keuntungan-keuntungan yg akan diperoleh perusahaan. Strategi promosi akan bias berguna dengan optimal bila didukung dengan perencanaan yg terstruktur dengan baik. Perusahaan harus dapat merancang strategi promosi yg tepat dalam mencapai tujuan perusahaan, salah satu tujuan perusahaan adalah dapat menarik minat konsumen untuk menggunakan jasa yg ditawarkan. Oleh karena itu untuk menarik perhatian konsumen melakukan pembelian maka perusahaan harus bisa menerapkan suatu strategi pemasaran yg tepat sesuai dengan kondisi pasar yg dihadapi.

Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dengan memilih promosi yg tepat dalam memasarkan produk. Dari segi produk, perusahaan mampu merancang suatu produk dengan baik agar bermanfaat dan mudah digunakan oleh konsumen. Dari rancangan produk, dapat dilihat seberapa jauh kualitas yg ditawarkan. Kualitas adalah suatu standar sebagai pengukur dalam membedakan suatu benda dengan yg lainnya. Semakin baik suatu rancangan produk maka semakin banyak konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Produk menjadi salah satu penentu bagi konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian produk.

Banyak kalangan perempuan di Kabupaten Pidie mengikuti perkembangan jaman, apalagi di bidang kecantikan, perempuan Pidie sangat peduli terhadap kecantikannya karena merupakan ciri khas seorang perempuan yg dipandang sama kecantikannya. Oleh sebab itu perempuan yg menggunakan wardah sebagai kosmetik kecantikan sudah tergolong banyak, Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sales-sales kosmetik wardah yg berdatangan ke toko-toko kosmetik dan pemahaman perempuan-perempuan Pidie terhadap produk kecantikan yg satu ini sudah sangat melekat.

Keberadaan sales promotion pada aulet (toko) sangat berpengaruh terhadap efektivitas pemasaran produk wardah di Kabupaten Pidie. Sebagai pengukuran keberhasilan pemasaran dengan menempatkan sales promotion pada toko-toko kosmetik di Kabupaten Pidie sangat berpeluang terhadap keberhasilan pemasaran produknya. Dimana, perempuan-perempuan di Kabupaten Pidie mempunyai cara hidup berbeda tentang gaya hidup di segi kecantikan. Keberadaan sales promotion yg umumnya perempuan-perempuan cantik menjadi ukuran bahwa produk yg sales-sales tersebut menjadi sampel terhadap keberhasilan produk wardahnya.

Berdasarkan latar belakang yg telah dipaparkan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh promosi penjualan Terhadap Minat Beli Kosmetik Wardah Pada Kalangan Perempuan di Kabupaten Pidie”.

1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah yg telah dikemukakan di atas maka yg menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimanakah pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli kosmetik wardah pada kalangan perempuan di Kabupaten Pidie”?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli kosmetik wardah pada kalangan perempuan di Kabupaten Pidie”.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yg diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • Sebagai penambahan ilmu menygkut teori-teori yg selama ini belum memahami tentang bahan ajaran pada masa masa perkulian atau masa menempuh pendidikan.
  • Bagi Perusahaan, dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber masukan bagi perusahaan untuk dapat mengetahui faktor mana yg paling dominan dalam mengetahui mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk kosmetik wardah yg ditawarkan sehingga perusahaan dapat menentukan strategi dimasa mendatang.
  • Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yg tertarik mengangkat permasalahan serupa. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Java

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penundaan Beasiswa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan merupakan salah satu organisasi yg bergerak di bidang pelayanan jasa. Salah satu target lembaga pendidikan merupakan pencapaian mutu pendidikan melalui tenaga pengajar. Berbagai program yg dirancang oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan diwilayah negaranya, seperti dukungan sarana dan prasarana pendidikan, hibah pembangunan, pemberian beasiswa kepada peserta didik sebagai pendukung lembaga pendidikan dalam menjalani aktivitasnya. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus menggenjot laju perkembangan lembaga pendidikan, hal ini dibuktikan dengan keseriusan pemerintah dalam menganggarkan keuangan dalam kapasitas besar untuk lembaga pendidikan dengan langkah-langkah yg berbeda.

Sebagai bukti keseriusan pemerintah dapat dilihat dengan banyaknya program-program yg dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui jalur Kopertis dalam wilayah masing-masing menyusun program yg berorientasi pada kepentingan lembaga pendidikan.

Pemberian beasiswa merupakan salah satu program pemerintah melalui kopertis wilayah yg ditujukan kepada peserta didik dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Program pemberian beasiswa adalah langkah strategis dari pemerintah dalam menunjang perkembangan pendidikan, dimana dengan adanya program pemberian beasiswa kepada peserta didik maka akan berdampak pada pemerataan pendidikan untuk semua golongan masyarakat. Beasiswa merupakan sebuah langkah maju yg harus dipertahankan demi perkembangan generasi anak bangsa.

Permasalahan yg sering terjadi dalam menjalankan program beasiswa menjadi kendala pemerintah untuk menghasilkan kinerja yg baik. Oleh sebab itu, perlu keseriusan pemerintah dalam mengelola bawahannya. Permasalahan yg sering terjadi dalam mengelola beasiswa disebabkan kurang tepatnya alur beasiswa yg diberikan, seperti beasiswa diberikan kepada orang-orang yg mampu dan tidak terorganisir dengan baik. Beasiswa sejatinya diberikan kepada golongan-golongan masyarakat yg kurang mampu dalam membiayai pendidikan bukan kepada golongan-golongan sebaliknya, hal inilah yg menjadi permasalahan dalam mengelola beasiwa secara keseluruhan.

Lembaga pendidikan juga merupakan salah satu permasalahan yg harus diperhatikan menygkut tidak maksimalnya program dijalankan, dimana lembaga pendidikan yg menerima beasiswa juga harus bisa berkembangan dalam menjaga mutu pendidikan. Apabila lembaga tidak mampu mengembangkan mutu pendidikan, maka sia-sia beasiswa yg diperoleh. Begitu juga halnya dengan masalah yg dihadapi Universitas Jabal Ghafur yg merupakan tempat penulis melakukan penelitian Universitas Jabal Ghafur merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta yg berada di Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie. Universitas Jabal Ghafur mempunyai beberapa fakultas yaitu; Fkip, Ekonomi, Tehnik Informatika S1, DIII, Hukum, Fia dan Pertanian, Universitas Jabal Ghafur didirikan pada tahun 1982, dibawah naungan Yayasan Kampus Jabal Ghafur. Kampus yg berlokasi di atas Gle Gapui seluas hampir 100 hektar itu terletak di kawasan Kabupaten Pidie, tepatnya antara Kecamatan Indrajaya dan Mila.

Pendiri Universitas Jabal Ghafur ini adalah seorang putra Pidie bernama Nurdin Abdurrahman (almarhum), Beliau adalah rektor pertama dari Kampus ini. Kini Universitas Jabal Ghafur mulai menatap masa depan dengan tekad baru dan terus membenah diri untuk menjadi center of excellent dan menjawab tantangan baru menuju masa depan yg bermartabat, mempersiapkan generasi muda yg berakhlak mulia, bertanggung jawab kepada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Universitas Jabal Ghafur mempunyai visi dan misi yaitu menjadikan Universitas Jabal Ghafur sebagai salah satu Universitas Swasta terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menghasilkan lulusan yg berkualitas dan berdaya saing tinggi serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika. Sedangkan misi yaitu (1) menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yg berkualitas untuk pengembangan Iptek dan  Imtaq, (2) menyelenggarakan dan menggembangkan budaya penelitian untuk menghasilkan produk penelitian yg berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat, (3) menyelenggarakan kerjasama international yg saling menguntungkan dalam rangka pencapaian pembagunan untuk menjadi universitas yg mandiri, (4) meningkatkan kualitas manajemen dan menyelenggarakan pelayanan melalui penerapan prinsip akuntabilitas, transparasi dan partisipasif yg bercirikan good governance, dan (5) menggalakkan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan tanggung jawab sosial yg besar.

Disamping itu Universitas Jabal Ghafur juga mempunyai tujuan yaitu; (1) menghasilkan lulusan yg beriman, bertaqwa, menguasai Ipteks, kreatif dan bertanggung jawab menuju terwujudnya masyarakat yg madani, (2) menguasai dan mengembangkan iptek melalui kegiatan penelitian yg relevan dengan tujuan pembangunan nasional serta pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) akademik secara berdaya guna dan berhasil guna, (3) mewujudkan manajemen universitas yg terencana, produktif, efektif, efesien, akuntabel, transparan untuk mencapai kinerja universitas swasta yg unggul, (4) menghasilkan masyarakat akademik yg didukung oleh budaya ilmiah yg menjunjung tinggi kebenaran, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan tanggap terhadap perubahan nasional maupun global, (5) meningkatkan mutu fasilitas, prasarana, sarana dan teknologi untuk mendukung terwujudnya visi universitas serta dapat mewujudkan suasana akademis yg sehat dan bermanfaat bagi masyarakat dan (6) memupuk dan menjalin kerjasama dengan jajaran pemerintah, industri, dunia usaha dan perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri.

Pada saat itu Pak Nurdin sedang belajar di Malaysia dan karena panggilan hati maka beliau memutuskan pulang ke Pidie untuk diangkat sebagai bupati. Salah satu program jangka pendek beliau adalah mencerdaskan masyarakat Pidie. Berbagai cara dilakukan untuk melobi tokoh- tokoh terutama tokoh-tokoh masyarakat Aceh di perantauan. Ternyata gagasan cemerlang beliau itu mendapat dukungan penuh dari tokoh-tokoh tersebut seperti Bustanil Arifin, Abdul Gafur, A.R. Ramly dan sejumlah pengusaha lainnya. Mereka bersedia menjadi donatur untuk mendukung rencana Pak Nurdin ini. Sambutan masyarakat pun luar biasa, bahkan setiap desa di Kabupaten Pidie ikut menyumbang dana untuk pembangunan perguruan tinggi itu, kemudian di bukit kapur tandus itu berdirilah sebuah kampus megah dengan bangunan berbagai model seperti model gedung gaya Spanyol, Romawi dan rumoh Aceh. Sungguh luar biasa konsep bapak kami itu. Beliau mampu menyulap hutan menjadi sebuah sebuah kampus yg bisa dikatakan cukup megah pada saat itu, Berbagai kegiatan tingkat nasional bahkan internasional pernah diselenggarakan di kampus UNIGHA, tujuannya adalah untuk memperkenalkannya kemasyarat luas bahwa sebuah universitas telah lahir di Aceh.

Pada tahun 1986 pernah diadakan Pertemuan Sastrawan Indonesia-Malaysia-Singapura. Dalam pertemuan itu hadir Mochtar Lubis dan istrinya Halimah, Arifin C Noer dan istrinya Jajang, Taufiq Ismail dan istrinya Ati, Sutardji Calzoum Bachri, LK. Ara, Ibrahim Alfian, Hasballah, dan Ali Hasymi mantan Gubernur Aceh, penyair Poedjangga Baroe. Acara spektakuler lain yg pernah diadakan di kampus UNIGHA adalah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat internasional pun pernah diselengarakan. Berbagai seminar dan acara seremonial kampus yg dihadiri oleh para mentri terlihat lumrah dan sering diadakan dikampus yg diberi nama Universitas  Jabal Ghafur ini.

Namun sayg, kemegahan kampus itu harus terenggut oleh konflik antara GAM dan Republik Indonesia. Konflik yg terjadi telah merubah banyak gambaran Universitas Jabal Ghafur. Karena alasan keamanan, akhirnya proses kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke sekolah-sekolah dan ruko-ruko di kota sigli dan sekitarnya. Tentulah kegiaatan belajar mengajar tidaklah lagi se-efektif dulu. Kondisi keadaan pada saat itu (konflik) yg dimana semua lini kehidupan masyarat Aceh khususnya masyarat pidie baik ekonomi, politik, keamanan, serta pendidikan lumpuh, maka imbas hal tersebut juga menghambat kelancaran proses belajar mengajar di Universiats Jabal Ghafur yg mana mobilitas para mahasiswa dan para dosen, apalagi dosen yg didatangkan dari Banda Aceh terhambat akibat situasi keamanan yg tidak kondusif.

Setelah beberapa tahun harus mengkondisikan proses belajar mengajar dengan keadaan di Aceh, khususnya pidie pada saat itu, Universitas Jabal Ghafur mencoba bangkit kembali, tepatnya setelah proses perdamaian di Aceh telah di sepakati oleh kedua pihak yg bertikai pada saat itu yaitu: Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka. Kampus ini mencoba kembali untuk bangkit sedikit demi sedikit. Di mulai dengan mengaktifkan kembali proses perkuliahan di kampus induk, tepatnya di Gle Gapui, namun tidaklah mudah mengubah Universitas Jabal Ghafur menjadi seperti sedia kala, butuh proses dan waktu yg panjang agar kampus ini dapat berjalan seimbang lagi.

Terpilihnya Prof. Dr. B.I Ansari M.Pd pada awal januari 2011 sebagai Rektor Universitas Jabal Ghafur (Unigha) Pidie agaknya memberikan sedikit pencerahan terhadap perbaikan UNIGHA baik dari segi mutu dan rekonstruksi pembangunan. Berbagai program dan kegiatan mulai terlihat.  Seperti kegiatan kemahasiswaan yg sebelumnya hanyalah simbol belaka, saat ini berangur-ansur mulai bangkit dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan. Lebih lanjut, masalah akreditasi yg dulunya menjadi pemicu serangkaian perdebatan dalam internal kampus sudah terselesaikan hingga tahap 80%. Beberapa sarana dan prasarana di kampus seperti mushalla, Gedung Juree, dan Leuguna sudah rampung di perbaiki. Transparansi dalam hal keuangan baik SPP dan dana kemahasiswaanpun telah terjawab. Diharapkan Universitas Jabal Ghafur kedepan dapat merubah pandangan negatif masyarakat akhir-akhir ini, serta dapat mencetak insan akademik yg berkualitas. Yg paling penting adalah semua civitas akademika di kampus bahu membahu untuk menatap Jabal Ghafur yg lebih baik kedepannya.

Pada tahun 2016 Universitas Jabal Ghafur yg dipimpin oleh Drs. Sulaiman Usman, M.Pd terus mengalami penurunan di bidang pengelolaan akademik, hal ini terlihat jelas dengan menurunnya mutu pendidikan yg terjadi akibat konflik perebutan Jabatan Rektorat, dimana Universitas Jabal Ghafur mengalami masalah terkait dengan tidak adanya lagi beasiswa seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu Besiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) dan PPA. Hal ini sangat merugikan mahasiswa yg menempuh ilmu pendidikan di Universitas Jabal Ghafur. Program Besiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) dan PPA merupakan program yg selama ini berjalan dengan penuh keuntungan bagi mahasiswa dan juga sebagai motivasi mahasiwa dalam meningkatkan ilmu pengetahuannya.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik meneliti tentang “Faktor-Faktor Yg Mempengaruhi Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur”.

1.2 Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis dapat merumuskan  pertanyaan penelitian sebagai berikut:
  • Bagaimana pengaruh konflik Rektorat terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur?
  • Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur?
  • Variabel manakah yg paling dominan berpengaruh terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur?
1.3  Tujuan Penelitian 
Dari hasil penelitian ini hendaknya memiliki tujuan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • Untuk mengetahui pengaruh konflik Rektorat terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur.
  • Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur.
  • Untuk mengetahui variabel yg paling dominan berpengaruh terhadap Penundaan Beasiswa BBM dan PPA pada Universitas Jabal Ghafur.
1.4  Manfaat  Penelitian 
Manfaat yg hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • Manfaat Teoritis : Sebagai landasan penelitian yg akan datang, serta dapat menambah pengetahuan dan mengidentifikasi permasalahan serta dapat memberikan pemecahan masalah bagi masalah yg dihadapi. 
  • Bagi Universitas Jabal Ghafur: Sebagai sumber informasi bagi pihak Universitas Jabal Ghafur dalam usaha meningkatkan mutu pendidikannya agar dapat memperoleh kembali beasiswa BBM dan PPA. 
  • Bagi Peneliti: Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya tentang ilmu ekonomi dibidang pengelolaan organisasi sehingga akan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
File lengkap hubungi: 085275077070

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas  Karyawan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu organisasi disamping sumber daya yang lain, misalnya modal, material, mesin dan teknologi. Dewasa ini semakin disadari oleh banyak pihak bahwa dalam menjalankan roda suatu organisasi, manusia merupakan unsur terpenting. Hal ini karena manusialah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan/organisasi, sehingga menjadi bermanfaat dan tanpa adanya sumber daya manusia maka sumber daya lainnya menjadi tidak berarti. Mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan unsur terpenting, maka pemeliharaan hubungan yang kontinyu dan serasi dengan para karyawan dalam suatu perusahaan/organisasi menjadi sangat penting.

Pada masa sekarang ini, setiap organisasi dituntut untuk memaksimalkan setiap kinerja baik di sektor organisasi swasta maupun organisasi di bawah kendali pemerintahan. Oleh sebab itu perlu langkah-langkah strategis dalam usaha pencapaian kinerja organisasi tersebut. Strategi-strategi yang harus dirancang harusnya berpacu pada kepentingan organisasi dengan cara menciptakan suasana menguntungkan bagi organisasi agar tercapainya efektivitas dalam organisasi tersebut.

BUMN merupakan suatu organisasi yang bertugas di bawah kendali pemerintahan, dalam pelaksanaan tugasnya haruslah mengutamakan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah, BUMN mempunyai kewajiban yang hampir sama dengan instansi-instansi pemerintahan lainnya, dimana BUMN merupakan suatu organisasi binaan pemerintahan, karena kebanyakan BUMN beraktivitas sebagai pelayanan publik, seperti: Perusahaan Listrik Negara, Rumah Sakit, Perbankan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu BUMN dituntut untuk lebih professional dalam menjalankan aktivitasnya.

Pelaksanaan  merupakan suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi pelaksanaan artinya menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership (pimpinan), perintah, komunikasi dan conseling (nasehat). Actuating disebut juga“ gerakan aksi “ mencakup kegiatan yangdilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkankegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan danpengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan lansung dengan orang-orang dalam organisasi

Motivasi merupakan dasar bagi kebanyakkan orang menjadi pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk mencari nafkah. Berarti apabila di satu pihak seseorang menggunakan pengetahuan, ketrampilan, tenaga dan sebagian waktunya untuk berkarya pada suatu organisasi, di lain pihak ia mengharapkan menerima imbalan tertentu.

Perencanaan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut mencakup proses pengambilan keputusan. Penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi.  Perencanaan merupakan proses untuk mempersiapkakn seperangkat keputusan tentang kegiatan-kegiatan pada masa yang akan datang dengan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan melalui penggunaan saran yang tersedia.

Pengawasan merupakan suatu proses penentuan apa yang dicapai yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan yaitu pelaksanaan. Menilai pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan menurut rencana yaitu sesuai dengan standar. Pengawasan  juga mengandung makna sebagai proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan  dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (dengan departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.  Kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan organisasi berbeda-beda dalam kebutuhan integrasi. Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksanaannya.
Bila tugas-tugas tersebut memerlukan aliran informasi antar satuan, derajat koordinasi yang tinggi adalah paling baik. Derajat koordinasi yang tinggi ini sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan, faktor-faktor lingkungan selalu berubah-ubah serta saling ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi juga sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan yang tinggi.

PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) merupakan sutu perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pelayanan listrik negara. Untuk menjalankan kegiatan pekerjaan dibutuhkan tenaga-tenaga untuk memaksimalkan pekerjaan pada organisasi tersebut. PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) juga merupakan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki sumber daya-sumber daya yang terlatih dan berpengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang masing-masing. Oleh sebab itu, PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) mempunyai potensi besar dalam menciptakan hasil kerja yang efektif dengan sumber daya yang dimiliki.

Begitu juga halnya dengn PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx yang memiliki sumber daya terlatih dan berpengalaman, dalam pengaplikasian kerjanya tidak harus mengeluarkan modal kerja yang besar. Kekurangan serta kelemahan yang dimiliki oleh PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx sangatlah minim, namum hal ini belum menjamin keberhasilan PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx dalam melaksanakan kegiatan sehari-harinya, hal ini disebabkan oleh ketidaksadaran dari para karyawan dalam menjalankan tanggung jawab selaku karyawan pada PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx.

Manajer PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx perlu mengasah kemampuan karyawan supaya apa yang tujuan yang dicapai bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Manajer perusahaan harus memaksimalkan fungsi manajemen dalam menjalankan tugasnya demi tercapainya efektivitas pelaksanaan tugasnya selaku pengelola perusahaan itu sendiri. Fungsi manajemen yang dimaksud seperti memantapkan perencanaan, pengawasan tingkat tinggi, pengendalian intern, serta pergerakannya yang sesuai dengan tiga fungsi lainya.

Berpijak pada masalah di atas, maka penulis tertarik mengangkat judul tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas  Karyawan PT. PLN Xxxxx”

1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah di uraikan atas, maka peneliti berkesimpulan untuk merumuskan permasalahan yang ada di dalam lingkungan Perusahaan Listrik Negara :
  • Bagaimana pengaruh perencanaan dan pengawasan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx?
  • Diantara variabel perencanaan dan pengawasan variabel mana yang dominan mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini antara lain:
  • Untuk mengetahui pengaruh perencanaan dan pengawasan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx.
  • Untuk mengetahui variabel mana yang dominan mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan PT. PLN Xxxxx.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
  • Secara akademis dapat digunakan untuk pengembangan teori dari manajemen Sumber Daya Manusia.
  • Sebagai bahan masukan khususnya kepada PT.Perusahaan Listrik Negara (Persero) Cabang Xxxxx tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan tugas karyawan PT. PLN Xxxxx
  • Bagi peneliti berikutnya, dapat dipergunakan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai perencanaan, pengawasan dan pengendalian.
File lengkap Hubungi : 085275077070

Pengertian Pemasaran Jasa Menurut Para Ahli

Pengertian Pemasaran Jasa Dalam konsep pemasaran modern telah dikatakan bahwa titik tolak dari kegiatan pemasaran ialah mengetahui kebu...